Kesaksian Chambali Algojo Bantai Anggota PKI yang Ngaku tak Percaya Tuhan: Orang PKI tak Kenal Allah
Tak terduga, Chambali mendengar jawaban mengejutkan dari anggota PKI tersebut. Hingga Chambali sampai gemetar
Chambali menjelaskan pernyataan Kiai Murtadji, bahwa saat itu kondisi negara dalam keadaan genting.
Diperlukan orang yang tegas dan berani membunuh orang PKI.
Permintaan sang kiai tersebut langsung Chambali terima.
Chambali mengaku bahwa kemarahan kepada orang-orang PKI sudah di ubun-ubun.
Hal itu disebabkan karena beberapa kali mereka (orang-orang PKI) hendak membunuhnya.
Chambali juga menegaskan bahwa tidak suka dengan cara orang-orang PKI menistakan para ulama panutannya.
Tak hanya itu, Chambali juga merasa yakin bahwa dari sekian banyak pemuda di daerah Rengel, hanya dirinyalah yang berani jadi eksekutor, membantai orang PKI.
Chambali menganggap urusan dengan PKI bukan cuma perbedaan ideologi, melainkan mirip perang agama.
"Membunuh atau dibunuh. Kalau mereka tidak dibunuh sekarang, besok mereka yang akan membunuh kami. Merusak agama kami," katanya.
Chambali mengaku membunuh anggota PKI bersama-sama dengan anggota organisasi pemuda lainnya, seperti Pemuda Muhammadiyah dan pemuda Barisan Rakyat (Banra), organisasi afiliasi Partai Nasional Indonesia.
Diceritakan olehnya, para pemuda tersebut selalu dipanggil setiap kali ada jadwal eksekusi.
Eksekusi dilakukan biasanya pada malam hari seusai waktu salat Isya.
Diakui oleh Chambali bahwa sebelumnya telah ada jadwal eksekusi sekaligus nama-nama calon korban dari kantor kecamatan yang diberi komando resor militer.
Chambali menceritakan pada malam pertama tidak langsung menjadi eksekutor.