Jenderal Ahmad Yani Sempat Resmikan Jembatan Ampera di Palembang Lalu Malamnya Dibunuh
Jembatan Ampera atau sebelumnya dikenal dengan nama Jembatan Bung Karno hari ini tepat berusia 55 tahun.
SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Jembatan Ampera atau sebelumnya dikenal dengan nama Jembatan Bung Karno hari ini tepat berusia 55 tahun.
Pada 30 September 1965 Jembatan Ampera diresmikan oleh Jenderal (Anumerta) Ahmad Yani, Panglima Angkatan Darat RI.
Sebelum malam berdarah gerakan 30 September, Ahmad Yani paginya berkunjung ke Kota Palembang, Sumatera Selatan.
Ia mengantikan Presiden Soekarno untuk meresmikan Jembatan Ampera.
Pada kegiatan peresmian Jembatan Ampera itu, Ahmad Yani turut didampingi oleh Gubernur Sumatera Selatan, Brigjen. TNI H. Abu Yasid Bustomi.
Penekanan sirine tanda selesainya jembatan ini dilakukan sendiri oleh Jend. Ahmad Yani.
Tanda dimulainya operasional Jembatan Ampera yang menghubungan wilayah Seberang Ulu dan Seberang Ilir Kota Palembang.
Kemudian sore harinya, Jend. Ahmad Yani bertolak dari Lapangan Terbang Talang Betutu, Palembang menuju Lapangan Terbang Halim Perdanakusuma, Jakarta.
• Kesaksian Kolonel Latief Kenapa Soeharto Tidak Diculik dan Dibunuh PKI Pada Peristiwa G30S
• KISAH Algojo Sang Pembantai Anggota PKI, Diperintah Membunuh Meski Keluarga Sendiri: Darah Muncrat
Wafat karena ditembak
Dikutip dari Kompas.com Pada 1 Oktober, Ahmad Yani menjadi salah satu korban penculikan G30S.
Saat akan dijemput, Ahamd Yani menolak untuk ikut serta.
Karena melakukan perlawanan, Ahamd Yani mendapat serangan tembak hingga terbunuh di depan kamar tidurnya.
Setelah tewas, jenazah Ahmad Yani dibawa ke Lubang Buaya dan dimasukkan ke dalam sebuah sumur tua bersama enam korban lainnya.
Pada 4 Oktober 1965, jenazah ditemukan dan dimakamkan dengan layak di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.
Oleh negara, Jenderal Anumerta Ahmad Yani dianugerahi gelar sebagai Pahlawan Revolusi berdasarkan SK Presiden Nomor III/KOTI/1965.