Ini Arti Kata Gocap, Cepek, Gopek, Seceng, Noceng, Goceng, Ceban, Goban, Cepek Ceng, Cetiao, Gotiao

Di Indonesia sendiri, kata-kata ini awalnya berkembang di ibukota Jakarta kemudian tersebar luas ke kota-kota besar lainnya di Tanah Air.

Penulis: Tria Agustina | Editor: Welly Hadinata
SHUTTERSTOCK
ilustrasi uang 

SRIPOKU.COM - Pada umumnya jika akan menyatakan sebuah harga dari produk tertentu dengan menggunakan nominal angka yang sudah ditetapkan di suatu negara.

Misalnya saja di Indonesia yang memiliki sebutan umum untuk menyatakan sebuah bilangan dan jumlah.

Seperti dalam mata uang rupiah, jika menyatakan nominalnya dengan sebutan lima ribu rupiah (Rp 5.000) atau seribu rupiah (Rp 1.000) hingga nominal lainnya berdasarkan angkla dan jumlah.

Namun, berbeda dengan kata-kata berikut ini yang sangat jauh dari nominal yang akan disebutkan.

Sehingga tak jarang membuat orang yang mendengarnya kebingungan.

Padahal kata-kata ini sangat akrab di telinga masyarakat khususnya Jakarta yang memiliki budaya Betawi.

Kata tersbeut di antaranya Gocap, Cepek, Gopek, Seceng, Noceng, Goceng, Ceban, Goban, Cepek Ceng, Cetiao, Gotiao.

Tahukah kalian arti dari kata-kata tersebut?

Lalu dari mana asal-usul kata tersebut sebenarnya?.

Berikut ulasan selengkapnya yang telah dirangkum Sripoku.com.

Jarang Diketahui! Inilah Arti dari Bahasa Gaul Kena Tanggung, Begini Asal-usul Istilah Hp Kentang

Ilustrasi
Ilustrasi (ISTIMEWA)

Arti Sebenarnya Gabut Ternyata Gabungan dari Kata Ini, Awas Jangan sampai Salah Pakai Bahasa Gaul!

Ternyata kata-kata tersebut berasal dari Tionghoa yang merupakan bahasa Mandarin.

Kata-kata Gocap, Cepek, Gopek, Seceng, Noceng, Goceng, Ceban, Goban, Cepek Ceng, Cetiao, Gotiao merujuk pada bilangan atau jumlah dalam bahasa Mandarin yang berdialek hokkian.

Lalu, pertanyaannya mengapa kata-kata tersebut bisa populer di Indonesia dan dipakai sebagai bahasa sehari-hari khususnya wilayah Jakarta?

Hal ini dikarenakan mayoritas pendatang atau leluhur orang Tionghoa di Indonesia berasal dai Tiongkok terutama dari provinsi Fujian dan sekitarnya.

Kata-kata ini merakyat karena warga Tionghoa sukses menjadi pedagang yang dekat dengan kelas menengah ke bawah.

Halaman
123
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved