Kemenangan Franco Morbidelli Perpanjang Rekor Pole Sitter Tak Bisa Menang di Sirkuit Misano

Dalam balapan yang berlangsung selama 27 putaran tersebut, Morbidelli tampil dominan sejak awal hingga akhir lomba

Editor: Adrian Yunus
Zimbio
Niccolo Antonelli, Valentino Rossi dan Franco Morbidelli. 

SRIPOKU.COM - Kemenangan yang diraih pembalap Petronas Yamaha SRT, Franco Morbidelli, pada balapan MotoGP San Marino 2020 memperpanjang "kutukan" pole position di Sirkuit Misano yang sudah berjalan selama 10 tahun alias satu dekade.

Franco Morbidelli berhasil mengecap manisnya kemenangan perdana di kelas utama usai tampil gemilang pada balapan MotoGP San Marino, Minggu (13/9/2020).

Dalam balapan yang berlangsung selama 27 putaran tersebut, Morbidelli tampil dominan sejak awal hingga akhir lomba.

Dia bahkan menyentuh garis finis dengan selisih waktu lebih dari 2 detik atas pembalap Pramac Racing, Francesco Bagnaia, yang finis kedua.

Virgil van Dijk Dicap Sombong dan Tak Seperti Bek-bek Legendaris Liga Inggris

Klasemen MotoGP 2020 Setelah GP San Marino: Andrea Dovizioso Lengserkan Quartararo

Penyebab 5 Kartu Merah dalam 3 Menit di Laga PSG Vs Marseille, Neymar Korban

Di balik kemenangan yang ditorehkan oleh rider berkebangsaan Italia itu, tersimpan catatan unik berupa para pemegang pole position tidak akan keluar sebagai pemenang balapan.

"Kutukan" di Sirkuit Misano tersebut sudah berjalan selama 10 tahun, tepatnya semenjak Dani Pedrosa meraih kemenangan MotoGP San Marino melalui pole position pada musim 2010.

Pada musim ini, pole position yang diraih pembalap Monster Energy Yamaha MotoGP, Maverick Vinales, tak bisa mengantarnya ke podium kampiun.

Mengalami start buruk, rider berjulukan Top Gun itu hanya bisa mengakhiri sesi balapan MotoGP San Marino 2020 di urutan keenam.

Salah satu momen kutukan di Misano yang paling mencuri perhatian terjadi pada musim 2012, saat Dani Pedrosa bersama timnya Repsol Honda mengalami nasib apes.

Setelah berhasil merebut pole position, Pedrosa mengalami dua kali kejadian kurang mujur saat turun pada sesi balapan di sirkuit yang mempunyai panjang 4,2 kilometer tersebut.

Akibat adanya sebuah masalah menjelang warm-up lap, pembalap asal Spanyol itu harus rela memulai balapan dari posisi paling buncit.

Petaka tidak berhenti sampai di situ.

Sempat merangsek hingga mencapai posisi ke-11, Pedrosa harus mengakhiri balapan lebih cepat karena ditabrak Hector Barbera.

Nasib sial juga dialami Jorge Lorenzo saat masih membela tim Yamaha.

Meski berhasil merebut pole position dalam tiga musim beruntun (2014, 2015, 2016), Lorenzo selalu gigit jari pada saat balapan.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved