Tak Hanya Bikin Anak Bertubuh Pendek, Inilah Bahaya Stunting

Salah satu gangguan kesehatan yang berdampak pada bayi atau anak adalah stunting atau tubuh pendek akibat kurang gizi kronik.

Editor: Bejoroy
SRIPOKU.COM/EVAN HENDRA
Ilustrasi - Tak hanya bertubuh pendek, efek domino pada balita yang mengalami stunting bisa lebih kompleks. 

SRIPOKU.COM - Gizi buruk adalah salah satu hal yang menjadi masalah global, termasuk di Indonesia.

Pemenuhan gizi yang belum tercukupi baik sejak dalam kandungan hingga bayi lahir, dapat menyebabkan terjadinya berbagai masalah kesehatan, baik pada ibu maupun bayinya.

Salah satu gangguan kesehatan yang berdampak pada bayi atau anak adalah stunting atau tubuh pendek akibat kurang gizi kronik.

Perlu Diketahui, Pernikahan Dini Penyebab Masalah Stunting di Indonesia

Inilah 14 Cara Mengurangi Nafsu Makan Berlebihan (2): Membayangkan Makanan yang Kita Idamkan

Jangan lupa subscribe, like dan share channel Youtube Sripokutv di bawah ini:

Tak ada satu pun penelitian yang menyatakan bahwa keturunan memegang faktor yang lebih penting daripada gizi dalam hal pertumbuhan fisik anak.

Hal ini bisa menangkal persepsi masyarakat yang pada umumnya menganggap pertumbuhan fisik sepenuhnya dipengaruhi faktor keturunan.

Pemahaman keliru itu kerap menghambat sosialisasi pencegahan stunting yang semestinya dilakukan dengan upaya mencukupi kebutuhan gizi sejak anak dalam kandungan hingga usia 2 tahun.

Bahaya stunting tak hanya bikin anak bertubuh pendek
Pada 2018, 3 dari 10 balita di Indonesia dilaporkan mengalami stunting atau memiliki tinggi badan lebih rendah dari standar usianya.

Dan jangan lupa juga subscribe, like dan share channel Instagram Sriwijayapost di bawah ini:

Kondisi ini jelas perlu diwaspadai.

Tak hanya bertubuh pendek, efek domino pada balita yang mengalami stunting bisa lebih kompleks.

Selain persoalan fisik dan perkembangan kognitif, balita stunting juga berpotensi menghadapi persoalan lain di luar itu.

Stunting bukan berarti gizi buruk yang ditandai dengan kondisi tubuh anak yang begitu kurus.

Faktanya, yang sering kali terjadi, anak yang mengalami stunting tidak terlalu kentara secara fisik.

Anak atau balita stunting pada umumnya terlihat normal dan sehat.

Namun, jika ditelisik lebih jauh ada aspek-aspek lain yang justru jadi persoalan.

ilustrasi
https://covid19.go.id/p/berita/

Di mana, anak yang mengalami stunting cenderung memiliki sistem metabolisme tubuh yang tidak optimal.

Sebagai contoh, kalau anak lain bisa tumbuh ke atas, anak dengan stunting justru tumbuh ke samping.

Kondisi ini kemudian berisiko terhadap penyakit tidak menular di Indonesia, seperti diabetes atau obesitas.

Tak hanya itu, sayangnya, faktor stunting yang dialami sejak kecil kerap kali dapat menyulitkan anak untuk mendapatkan pekerjaan ketika dewasa karena keterbatasan kemampuan yang dimiliki.

(promkes.kemkes.go.id)

Penulis: Irawan Sapto Adhi

Berita Ini Sudah Diterbitkan di Situs https://health.kompas.com/ dengan Judul:
5 Cara Mencegah Stunting pada Anak

Jangan lupa Like fanspage Facebook Sriwijaya Post di bawah ini:

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved