Nasib Penjual Nasi Keliling Kehilangan 70 Nasi Bungkus dan Dompet, Mbah Ginem Bingung Bayar Setoran
Nasib tragis dialami Mbah Ginem, warga di Jalan Setiyaki Baru 2, Bulu Lor, Semarang Utara, Jawa Tengah. Pasalnya, nasi bungkus dagangannya serta
SRIPOKU.COM -- Nasib tragis dialami penjual nasi keliling Mbah Ginem, warga di Jalan Setiyaki Baru 2, Bulu Lor, Semarang Utara, Jawa Tengah.
Pasalnya, nasi bungkus dagangannya serta dompet dibawa kabur orang.
Peristiwa tersebut terjadi pada Jumat (4/9/2020) sekitar pukul 09.00 WIB.
Diceritakan Mbah Ginem, saat itu seperti biasa dirinya berkeliling dengan berjalan kaki di Kampung Poncowolo, Semarang.
Sesaat kemudian, ada seorang wanita yang tak dikenalnya memanggil di pinggir jalan dan mengaku akan memborong dagangannya.
Mengetahui dagangannya akan dibeli semua, ia sempat merasa senang.
Karena kalau dagangannya habis bisa pulang lebih cepat dari biasanya.
• Herman Deru Ingatkan Advokat Lebih Maksimal Beri Pelayanan Penegakan Keadilan ke Masyarakat
• Herman Deru Kenang Jasa Alm Ki. H.A Malik Tadjuddin Majukan Agama Islam di Sumsel
• Kisah Dokter di Tuban Meninggal Karena Covid-19, Sang Anak Ungkap Ayahnya Tak Mau Berhenti Praktek
"Kulo wis seneng nek ditebas kabeh mikire kulo mulih esuk. (Saya sudah senang kalau diborong semua saya bisa pulang lebih awal)," terangnya.
Tapi saat sedang berbincang, wanita itu langsung mengambil semua nasi bungkus dagangannya dari keranjang. Awalnya ia tidak curiga, karena sebelumnya memang mengaku hendak memborongnya.
Tapi ia kaget, ternyata dompetnya juga ikut diambil.
Setelah sadar ternyata pencuri, orang tersebut diketahui sudah langsung kabur.
"Tiba-tiba malah nggeblas mboten wangsul kulo ditinggal teng pinggir ndalan (tiba-tiba bablas, tidak balik lagi saya ditinggal di pinggir jalan). Sekule dibeto sedoyo kalihan dompet. (Nasinya dibawa semua sama dompet)," katanya sembari mengingat kejadian tersebut.
• Danau Teluk Gelam, Selain Suguhkan Pemadangan Indah Memesona, Ternyata Menyimpan Misteri Tersendiri
• Danau Teluk Gelam, Selain Suguhkan Pemadangan Indah Memesona, Ternyata Menyimpan Misteri Tersendiri
• Ramalan Cuaca 33 Kota Besar di Indonesia BMKG 6 September 2020: 7 Kota Hujan di Malam Hari
Bingung mikir setoran
Setelah kejadian itu, ia mengaku sempat masih tak percaya jika dagangan dan dompetnya yang berisi uang Rp 400,000 itu telah raib.
Padahal, dagangan nasi bungkus itu merupakan titipan dari orang lain.
Dari hasil penjualannya itu, biasanya ia hanya mendapat untung Rp 50,000 untuk kebutuhan sehari-hari.
Karena tak tahu lagi harus menyetor uang pakai apa, ia bahkan sempat menangis saat berhenti di warung.
"Saya nangis waktu berhenti di warung karena mikir bagaimana nanti setorannya. Dagangan belum dibayar sudah dibawa kabur orang," ucapnya.
Meski demikian, kini ia sudah mengikhlaskan dan tak akan lapor polisi.
"Kulo pasrah ikhlas lahir batin. Mboten laporan. Rejeki pun enten sing ngatur (Saya pasrah dan ikhlas. Rejeki sudah ada yang mengatur," ujarnya.
Warga yang iba dengan kondisi Mbah Ginem diketahui tak sedikit langsung datang ke rumahnya untuk memberikan bantuan.
Waginem (65) atau akrab disapa Mbah Ginem mengaku tetap akan berjualan meskipun telah kehilangan 70 nasi bungkus dan uang senilai Rp 400.000 yang dibawa kabur seorang pembeli, Jumat (4/9/2020).
Perempuan warga Jalan Setiyaki Baru 2, Bulu Lor, Semarang Utara, tersebut mengaku, setelah suaminya meninggal dunia, dirinya bertahan hidup dengan berjualan nasi bungkus.
"Mboten kapok, nek mboten sadeyan mangke uripe pripun (Tidak kapok, kalau tidak jualan nanti hidupnya gimana)," katanya saat ditemui Kompas.com di rumahnya di Jalan Setiyaki Baru 2, Bulu Lor, Semarang Utara.
Selain itu, dirinya juga tak berencana akan melapor ke polisi. Menurutnya, kejadian itu dia terima dengan ikhlas.
"Kulo pasrah ikhlas lahir batin. Mboten laporan. Rejeki pun enten sing ngatur (Saya pasrah dan ikhlas. Rejeki sudah ada yang mengatur," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, saat berjualan di sekitar Kampung Poncowolo, Mbah Ginem dipanggil seorang wanita yang diduga hendak membeli nasi bungkus dagangannya.
Saat itu, menurut Mbah Ginem, wanita itu akan memborong semua nasi bungkus yang totalnya semua sekitar Rp 200.000.
"'Mbah dodol opo to mbah?' Tak tebas kabeh kene segone. (Mbah jual apa? Tak borong semua sini nasinya)," jelas Mbah Ginem seraya menirukan pembeli tersebut.
Mendengar itu, Mbah Ginem awalnya mengaku senang karena hari itu dirinya bisa pulang lebih awal.
"Kulo wis seneng nek ditebas kabeh mikire kulo mulih esuk. (Saya sudah senang kalau diborong semua saya bisa pulang lebih awal)," akunya.