Nasional
Hati-hati dan Waspada, Ada Palung Dalam di Dasar Perairan Pantai Matras, Sering Menelan Korban Jiwa
Tidak sedikit pengunjung Pantai Matras Sungailiat, Bangka merengang nyawa di perairan ini. Hampir setiap tahun perairan pantai itu menelan korban jiwa
SRIPOKU.COM, BANGKA -- Hati-hati ya. Tak sedikit pengunjung Pantai Matras Sungailiat Bangka meregang nyawa di perairan ini.
Hampir setiap tahun perairan pantai itu menelan korban.
Berikut penjelasan Lurah Matras Sungailiat Bangka, Ridwan soal prediksi penyebab insiden yang terjadi.
"Kebanyakan terjadi pada saat cuaca dan gelombang tinggi serta arus yang kencang (saat itulah sering orang terseret gelombang dan tenggelam di Perairan Pantai Matras -red)," kata Lurah Matras Sungailiat Bangka, Ridwan dikonfirmasi Bangkapos.com, Senin (24/8/2020) malam, sehari setelah tewasnya Anggota Brimob Polda Babel, Bripka Manalu akibat tenggelam diseret arus gelombang Pantai Matras, Minggu (23/8/2020) kemarin.
Selain pengaruh cuaca tahunan di lautan, ada faktor lain yang didiuga jadi penyebab pengunjung terseret gelombang lalu tenggelam di pantai ini.
• Calon Penerima Harap Bersabar, Pemerintah Tunda Pencairan Bantuan Subsidi Gaji Karyawan Swasta
"Di Perairan Pantai Matras ada palung (semacam lubang dasar laut -red) laut yang dalam, menyebabkan kecepatan arus seperti mata panah menuju ke laut.
Kalau dilihat dari ketinggian kelihatan seperti arah arus busur panah," katanya.
Setiap tahun cuaca buruk selalu datang di beberapa titik perairan di Kabupaten Bangka, termasuk Perairan Pantai Matras Sungailiat Bangka.
"Ditambah cuaca yang kurang bersahabat, gelombang tinggi, ikut jadi salah satu faktor.
Teman-teman Pemuda Matras sudah sering memasang spanduk imbauan serta tanda pelampung di ujung batu tapi sering hilang," sesal Ridwan.
Terseret Ombak
Perairan Pantai Matras Sungailiat Bangka kembali menelan korban.
Minggu kemarin dua orang terseret gelombang, satu di antaranya merenggang nyawa.
Korban tewas bernama Bripka Manalu, Anggota Brimob Polda Kepulauan Bangka Belitung (Babel).
Informasi yang dihimpun menyebutkan kejadian bermula saat korban sedang tamasya bersama keluarganya di Pantai Matras Sungailiat Bangka, Minggu (23/82020) siang.
Sekitar pukul 14 00 WIB, korban bernama Bripka Manalu (45) mandi bersama anaknya.
Tiba-tiba warga dan pengunjung meilhat korban dan anaknya terseret gelombang ke arah tengah laut, berteriak histeris.
Masyarakat dan pemuda Matras lalu menolong korban dan membawa korban ke Rumah Sakit Medika Stania Sungailiat.
Namun sayang, ketika tiba di rumah sakit, tim medis menyatakan korban atas nama Bripka Manalu, sudah tak bernyawa lagi.
Sedangkan anaknya dinyatakan sehat dan selamat.
Kapolres Bangka AKBP Widi Haryawan dikonfirmasi terkait insiden ini mengaku sudah menurunkan tim ke lokasi kejadian dan rumah sakit setempat.
Namun data lebih rinci, kata Kapolres, masih menunggu hasil penyelidikan di lapangan.
Setelah dinyatakan tewas dan menjalani proses visum et revertum (VER), jenazah Bripka Manalu (45), anggota Brimob Polda Babel dibawa pulang ke rumah duka di Pangkalpinang, hari itu juga.
Sementara hasil pemeriksaan pada sejumlah saksi oleh polisi, jajaran Polres Bangka menyatakan, insiden ini tak ada unsur pidana, melainkan murni musibah.
Kapolres memastikan, ketika itu korban bersama anaknya terseret gelombang di Perairan Pantai Matras Sungailiat Bangka saat mandi di tepi pantai.
"Sekitar pukul 14.00 WIB, korban sedang mandi bersama anaknya di Pantai Matras, kemudian masyarakat melihat korban bersama anaknya terseret ombak.
Kemudian masyarakat Pemuda Matras menolong korban dan langsung membawa korban ke Rumah Sakit Medika Stania Sungailiat dan dinyatakan meninggal dunia.
Untuk anak dalam keadaan sehat," jelas Kapolres..
Beberapa saksi menurut Kapolres telah dimintai keterangan usai kejadian.
Keterangan saksi pula menguatkan, korban memang terseret gelombang saat mandi.
"Saksi yang dimaksud antara lain bernama Juliadi (26), alamat Matras Sungailiat dan Brigadir Agung Saputra (33) alamat Pangkalpinang, Anggota Brimob Tanjunggunung.
Setelah visum, jenazah langsung dibawa ke rumah duka di Pangkalpinang," tegas Kapolres.
Sebenarnya Bripka Manalu (45) masih hidup saat dievakuasi oleh tim gabungan ke tepi Pantai Matras Sungailiat Bangka, Minggu (23/8/2020) petang.
Anggota Brimob Polda Babel itu bahkan masih sempat menjawab panggilan istrinya di dalam mobil evakuasi ketika sedang dibawa menuju Rumah Sakit Medika Stania Sungailiat Bangka.
• Video : Meningkat 300 Persen, Tercatat Sebanyak 35543 Kendaraan Ikuti Pemutihan Pajak di Sumsel
Kesaksian
Berikut kesaksian saksi mata, Ny Fitriyani Sakinawa, anggota Tim Rescue Pantai Matras Sungailiat Bangka:
"Sebenarnya korban (Bripka Manalu) masih hidup saat dievakuasi ke pinggir Pantai Matras.
Bahkan saat dibawa mengggunakan mobil Kijang Minibus, korban masih bernafas.
Proses evakuasi korban ketika itu berlangsung cepat oleh tim gabungan, termasuk Tim Rescue Pantai Matras.
Masalahanya menunggu mobil angkutan ke rumah sakitnya yang lama.
Kami akhirnya pakai mobil warga, yaitu mobil kijang minibus untuk angkut korban (Bripka Manalu) ke rumah sakit.
Di dalam mobil berisi lima orang masing-masing sopir bernama Juliadi, korban (Korban Bripka Manalu), istri korban, seorang warga asal Pangkapinang, dan saya Fitriyani.
Di mobil itu korban terbaring, kaki dan kepala agak bertekuk karena sempit.
Kepalanya di pangkuan saya, kaki di pangkuan istrinya.
Istri korban sempat panggil suaminya "pa..pa..pa" dan dijawab korban ehmm..ehm..ehm".
Bahkan korban sempat muntah di baju saya.
Namun entah mengapa, ketika tiba di Rumah Sakit Medika Stania, tim memas tikan korban sudah tak bernyawa lagi.
• Inilah 6 Akibat Kekurangan Karbohidrat saat Diet Sembarangan: Lelah dan Lesu Sepanjang Hari
Makanya saya katakan, seandainya cepat mobil datang angkut ke rumah sakit dan pakai mobil pikcup bukan minibus angkut korban, mungkin korban bisa selamat ka rena kepala dan kaki tidak bertekuk.
Kalau pakai mobil pickup kan luas, 80 persen korban masih hidup.
Tapi ya..mungkin Yang Maha Kuasa berkehendak lain.
