Berita Pagaralam
Teh Hitam Asal Pagaralam Kurang Populer di Dalam Negeri Tapi Terkenal Dieskspor ke Manca Negara
Sejak pagi, beberapa orang sedang melakukan proses penimbangan daun teh hasil petikan para petani di kaki Gunung Dempo, Pagar Alam, Sumsel.
Penulis: maya citra rosa | Editor: Tarso
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Sejak pagi, beberapa orang sedang melakukan proses penimbangan daun teh hasil petikan para petani di kaki Gunung Dempo, Pagar Alam, Sumsel.
Tumpukan daun teh yang masih hijau dan basah dimasukkan ke dalam karung, lalu diangkat menggunakan pengait yang berjalan untuk kemudian masuk ke proses pelayuan.
Tidak banyak orang yang mengetahui bahwa proses pengolahan daun teh Gunung Dempo yang terus dilakukan dari pagi hingga malam hari.
Mulai dari proses pembeberan atau pelayuan hingga masuk ke penggilingan dan pengemasan menjadi teh hitam berkualitas.
Sudah 26 Tahun Nely bekerja di satu-satunya perkebunan teh terbesar dan tertua milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VII Pagar Alam, Sumsel.
Awalnya, dia hanya pegawai pabrik biasa, yang kemudian saat ini diangkat menjadi salah satu mandor atau pengawas bagian proses turun layu.
Nely berangkat bekerja malam hari sekitar pukul 19.00 hingga proses turun layu selesai, sekitar pukul 11 malam.
Jika daun teh sedang banyak, Nely bisa bekerja lembur, tapi jika memang daun teh yang sudah masuk tahap pelayuan sedikit maka dirinya bisa pulang lebih cepat.
Nely bertugas mengawasi proses dari pelayuan daun teh, yang kemudian akan dimasukkan ke lubang Open Top Roller (OTR) hingga nantinya akan masuk dalam proses penggilingan, dan menjadi jenis teh hitam yang berkualitas.
Setiap harinya Nely dapat mengawasi belasan ton daun teh yang sudah layu untuk ditimbang 350 kilogram setiap lubang OTR, kemudian digiling hingga sekitar 50 menit.
“Kita prosesnya hanya bagian pelayuan daun teh, setelah masuk penggilingan beda lagi,” ujarnya saat ditemui, Kamis (6/8/2020).
• Gadis Asal Prabumulih Ini Jadi Duta Pepelingasih Sumsel, Ini yang Dilakukannya untuk Lingkungan
• Gubernur Sumsel Jemput Pangdam II Sriwijaya yang Baru Mayjen TNI Agus Suhardi Ajak ke Acara LVRI
• Komandan Pusat Latihan Tempur Baturaja Temui Gubernur Sumsel, Bahas Kerjasama Pembiakan Sapi
Menurut Nely, pengolahan daun teh yang berkualitas tidak boleh sembarangan, dia harus benar-benar memastikan daun teh dalam keadaan layu dan kering, sehingga tidak mengganggu proses penggilingan nantinya.
“Harus teliti memastikan apakah daun teh itu sudah layu atau belum,” ujarnya.
Kota Pagar Alam, Sumsel terkenal dengan perkebunan teh yang sangat luas, diolah langsung oleh satu-satunya perkebunan teh terbesar di Sumsel, bercita rasa khas dan 100 persen berbahan alami tanpa pengawet dan campuran apapun.
Dia bercerita bahwa cita rasa teh yang berasal dari perkebunan teh Gunung Dempo, Pagar Alam ini berbeda dari produksi teh lainnya.
Jika teh lain biasanya memiliki aroma dengan bahan campuran, teh Gunung Dempo memiliki aroma yang lebih tajam, warna coklat tua, dan rasa yang lebih sepat.