Buat Kurikulum Darurat Covid-19, Pengamatan Pendidikan Sebut Membangun SDM Tak Sama Dengan Aplikasi
Dirinya lantas membandingkan bahwa cara membangun sumber daya manusia (SDM) tidak semudah membangun sebuah aplikasi.
Indra lantas mempertanyakan peran dari guru itu sendiri dalam menghadapi pembelajaran jarak jauh.
Dirinya menyarankan sebaiknya yang ditekankan adalah pada gurunya, bukan malah pada alatnya.
"Untuk itu sekarang yang harus disiapkan adalah manusianya, gurunya bagaimana, orang tuanya bagaimana, ini yang dari bulan Maret sampai hari ini belum ada langkah nyata yang dilakukan oleh pemerintah," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit ke- 5.05
Pengamat Dilema dengan Kondisi Pendidikan di Indonesia
Pengamat Pendidikan, Andreas Tambah memberikan tanggapannya terkait rencana dari pemerintah yang akan membuka kembali pembelajaran tatap muka di sekolah.
Dilansir TribunWow.com, Andreas Tambah mengaku cukup dilema melihat kondisi pendidikan di Indonesia di tengah kondisi pandemi Virus Corona.
Hal ini disampaikan dalam acara Apa Kabar Indonesia Malam, Sabtu (8/8/2020).

Menurutnya, rasa dilema itu muncul lantaran di satu sisi menginginkan semua anak tetap mendapatkan haknya dalam pendidikan secara maksimal.
Dengan catatan hak pendidikan itu didapat dengan tidak menganggu urusan kesehatannya, dalam artian tidak terpapar Covid-19.
Oleh karena dilakukanlah pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau pembelajaran online.
Namun di sisi lain, dikatakan Andreas Tambah bahwa tidak didukungnya fasilitas menunjang pembelajaran online tersebut.
"Memang sebuah dilema, sekolah menghadapi situasi yang dilema," ujar Andreas Tambah.
"Sementara dorongan orangtua untuk tatap muka oleh karena tanda kutip alasan tertentu, fasilitas pembelajaran, daringnya juga belum lengkap, kuotanya juga mungkin menjadi beban," jelasnya.
Kondisi tersebut tentunya mendorong orangtua/wali siswa berpikiran supaya pembelajaran lebih baik dilakukan secara tatap muka di sekolah, meski sebenarnya tetap ada rasa kekhawatiran.