BACAAN Itidal dalam Shalat Tiga Versi Lengkap Arab, Latin dan Arti serta Hukum dan Keutamaan I'tidal
Dimana kita bangun dari rukuk, kemudian berdiri tegak lurus sejenak. Itulah yang disebut itidal. I’tidal atau itidal setelah bangkit dari rukuk
Penulis: Tria Agustina | Editor: Welly Hadinata
رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَوَاتِ وَمِلْءَ الْأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ
Rabbanaaa lakal hamdu mil-ussamaawaati wa mil-ul-ardhi wa mil-u maa syik-ta min syai-im ba’du (HR. Muslim dan Abu Awanah)
Artinya :
Wahai Tuhan Kami ! Hanya Untuk-Mu lah Segala Puji, Sepenuh Langit Dan Bumi Dan Sepenuh Barang Yang Kau Kehendaki Sesudahnya.
Keutamaan Membaca I'tidal
I'tidal harus dibaca ketika salat meskipun hanya sekali, karena para ulama menilai bahwa bacaan i’tidal hukumnya wajib.
Pasalnya I'tidal bukan sembarang bacaan, melainkan berisi pujian untuk Allah pemilik segala yang ada di bumi dan langit.
Memuji Allah tentunya memiliki keutamaan dan keistimewaan.
Dalam artikel yang diterbitkan UIN Surabaya mengenai analis tentang zikir, dikatakan ajaran Islam menganjurkan kepada umat Islam untuk memuji Allah dalam segala waktu dan keadaan.
Pujian seperti ini tidak lain untuk diberi keselamatan dan kebahagiaan dunia dan akhirat.