Pembunuh 1 Ilir Tertangkap
Jatanras Polda Sumsel Tangkap Satu Lagi Pembunuh Muslim Warga 1 Ilir, Akui tidak Ada Niat Membunuh
atu lagi pelaku DPO atas nama Arpani (31), warga Jalan PSI Lorong Kedukan, Palembang akhirnya berhasil diringkus oleh Unit 1 Subdit 3 Jatanras.
Pelaku Arpani saat menjalani pemeriksaan di Mapolda Sumsel.
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Satu lagi pelaku DPO atas nama Arpani (31), warga Jalan PSI Lorong Kedukan, Palembang akhirnya berhasil diringkus oleh Unit 1 Subdit 3 Jatanras Polda Sumsel.
Arpani yang merupakan seorang sopir ini diringkus tepatnya di kediamannya di Lorong Kedukan, Palembang sekira pukul 15.00 WIB.
Selama pelariannya, Arpani tidak pernah pergi jauh dari rumah. Dirinya pun mengetahui bahwa ketiga tersangka sudah terlebih dahulu tertangkap.
• Alumni Akabri 1988 di OKU Gelar Baksos Bagikan 10 Kilogram Beras, Bukti Sinegritas Polri dan TNI
Dikatakannya, sejak hari dimana kejadian pembunuhan tersebut terjadi dirinya tidak pernah sama sekali mendapatkan mimpi didatangi korban.
Akan tetapi selama pelariannya tersebut dirinya selalu dihantui oleh rasa bersalah karena sudah menghilangkan nyawa seseorang.
"Aku di rumah itulah pak, sesekali keluar terus di rumah lagi. Aku sudah tau mereka bertiga sudah tertangkap.
Kalau mimpi tidak ada pak cuma sejak aku bacok Muslim itu aku selalu dihantui perasaan bersalah pak," kata Arpani saat diamankan di Mapolda Sumsel, Sabtu (25/7/2020).
Dikatakannya, saat kejadian tersebut tidak ada niatnya untuk membunuh korban.
Justru dia berniat untuk menuju kerumah kakak iparnya untuk menjemputnya karena kakak iparnya tersebut sempat mendapat ancaman dari korban.
• Xavi Hernandez Positif Covid-19, Legenda Barcelona Pelatih Al Sadd Putuskan Isolasi Mandiri
Perihal senjata tajam yang sudah dibawa tersebut, dikatakannya bahwa sengaja dibawa untuk perlindungan diri karena akan bertandang ke daerah orang.
Bahkan dalam pengakuannya, dirinya yang tidak mengenal betul korban Muslim tersebut. Akan tetapi sempat sakit hati karena korban sering mengancam keluarga pelaku.
"Aku niatnya cuma kerumah kakak ipar aku, memang sajam itu aku bawa sebagai tanda jaga diri karena datang ke daerah orang. Kalau Muslim itu tidak kenal tapi tau, kakak aku yang punya utang ini yang kenal," lanjutnya.
Pada saat kejadian, Arpani dengan pelaku Mukroni mengendarai motor pergi ke daerah satu ilir. Akan tetapi dalam perjalanannya pelaku justru melihat korban yang sedang duduk santai di Mushola yang tak jauh dari rumah korban.
Tak lama kemudian justru Deni dan Retno menyusul Arpani dan Mukroni yang sudah terlebih dahulu pergi.
Setibanya di TKP, turun Arpani dan Deni dan langsung menghampiri Muslim. Sedangkan Retno dan Mukroni pun hanya menunggu di atas motor.
• Seorang Perempuan Penumpang Pesawat Diusir karena Berkeras Enggan Pakai Masker, Viral di Internet
"Aku bacok seingat aku satu kali kena di tangan, nah sedangkan satu lagi itu tidak kena. Melihat korban seperti mau mengeluarkan sesuatu itu langsung Deni menembaknya," lanjut Arpani.
Setelah melumpuhkan Muslim, pelaku tidak jadi menemui kakak iparnya dan langsung pulang kembali ke Lorong Kedukan.
Pelaku mengetahui korban meninggal dunia setelah mendapat kabar dari berita yang beredar luas.
Dari situ juga, pelaku mengakui bahwa sempat menggunakan sabu sebelum mendatangi korban.
Sementara itu, Dir Reskimum Polda Sumsel Kombes Pol Hisar Siallagan didampingi Kasubdit 3 Jatanras Kompol Suryadi dan Kapolsek IT 2 Kompol Mario menjelaskan, pengungkapan kasus yang dilakukan ini setelah tim gabungan dari Jatanras, Satreskrim Polrestabes Palembang dan Polsek IT 2 Palembang melakukan pengejaran di lokasi-lokasi pelarian tersangka.
• Profesor Yuwono Sebut Palembang Sudah Jadi Zona Merah Sejak April Lalu Hingga Sekarang
Menurut Hisar, penembakan dan pembacokan yang dilakukan tersangka bersama adiknya Arpani dan kedua temannya lantaran keluarga yang sering di teror korban. Hal ini, dikarenakan hutang kakak tiri tersangka senilai Rp 100 juta belum kunjung dibayar.
Karena kesal selalu diteror korban, membuat tersangka Deni mengatur rencana untuk membunuh korban. Ia mengajak sang adik Arpani dan juga kedua temannya untuk menghabisi nyawa korban.
"Sebelumnya, ternyata tersangka ini sudah menyuruh adiknya untuk mencari keberadaan korban. Setelah bertemu, mereka langsung merencanakan untuk membunuh korban.
Tersangka Deni mengeksekusi korban menggunakan senpi rakitan, sedangkan Arpani mengeksekusi korban dengan sajam," kata Hisar.