Inilah 6 Cara Positif Memperbaiki Perilaku Buruk Anak: Fokus pada Hal Positif hingga Akui Kesuksesan

Sebagai orangtua, kamu tentu tak ingin anak berperilaku buruk, apalagi saat kamu menegurnya, si kecil memilih mengabaikan peringatanmu.

Editor: Bejoroy
zoom-inlihat foto Inilah 6 Cara Positif Memperbaiki Perilaku Buruk Anak: Fokus pada Hal Positif hingga Akui Kesuksesan
www.anneahira.com
Ilustrasi - Tidak ada gunanya memberi tahu anak, bahwa kita tidak menyukai sikapnya. Dengan memberikan target yang jelas, tentu lebih mudah untuk dicapai, terutama ketika itu hanya membutuhkan sedikit usaha darinya.

SRIPOKU.COM - Sebagai orangtua, kamu tentu tak ingin anak berperilaku buruk, apalagi saat kamu menegurnya, si kecil memilih mengabaikan peringatanmu.

Terkadang anak juga suka merebut mainan yang sedang dimainkan oleh saudaranya atau teman bermainnya.

Adapula perilaku buruk lainnya, yakni anak yang gemar berteriak atau mengeluarkan kata kasar.

Inilah 5 Hal yang Mesti Dipertimbangkan dengan Pasangan Sebelum Menikah dan Menjadi Orangtua

Jangan lupa subscribe, like dan share channel Youtube Sripokutv di bawah ini:

Untuk menghadapi anak yang berperilaku buruk seperti di atas, berikut adalah beberapa strategi yang bisa dilakukan oleh orangtua.

1. Fokus pada hal positif

Tidak peduli seberapa banyak si kecil mengganggumu di siang hari, ingatkan dirimu tentang semua karakter positifnya juga.

Benar, dia menjengkelkan saat tidak mau tidur siang atau membuat mainannya berantakan tanpa mau membereskannya kembali.

Namun ingatlah perilaku positifnya misalnya, si kecil yang membantumu merapikan belanjaan, atau saat ia menghabiskan makanannya tanpa menyisakan sayuran.

Dengan memikirkan tingkah laku postifnya akan membantu orangtua untuk terus berpikiran dengan sudut pandang anak.

Dan jangan lupa juga subscribe, like dan share channel Instagram Sriwijayapost di bawah ini:

2. Tetapkan target yang jelas

Tidak ada gunanya memberi tahu anak, bahwa kita tidak menyukai sikapnya.

“Mama (atau papa), tidak suka ya kamu tidak mendengarkan mama.”

Alih-alih, berkata seperti itu, lebih baik orangtua berbicara dengan tujuan yang tepat, misalnya, "Lain kali kalau mama (atau papa) berbicara denganmu, mama ingin kamu menghentikan apa yang kamu lakukan dan menatap mama,” - dengan begitu anak tahu persis apa yang diperlukan.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved