Berita Sriwijaya FC

Urung Home di Stadion GSJ, Striker Sriwijaya FC Sandrian: Gak Asyik Kompetisi Gak Ada Suporter

Kalau home tournament mainnya di Jawa gak ada suporter Sriwijaya gak asyik juga karena kita butuh mereka untuk menyemangati kita.

Penulis: Abdul Hafiz | Editor: Sudarwan
Instagram
Striker Sriwijaya FC Sandrian 

Laporan wartawan Sripoku.com, Abdul Hafiz

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Striker Sriwijaya FC Sandrian mengaku kurang asyik jika pertandingan lanjutan kompetisi Liga 2 tanpa disaksikan suporter dan urung di homebase Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring Palembang.

"Kalau home tournament mainnya di Jawa gak ada suporter Sriwijaya gak asyik juga karena kita butuh mereka untuk menyemangati kita.

Kalau home tournamentnya di Palembang kan bagus juga. Tapi kalau memang sudah aturannya, kita mesti siap," ungkap Sandrian kepada Sripoku.com.

Urung Home di Stadion GSJ, Striker Sriwijaya FC Sandrian: Gak Asyik Kompetisi Gak Ada Suporter

Mantan pemain Persik Kediri ini mengaku siap untuk bergabung kembali mengikuti TC setelah sejak libur di kampung halamannya mengikuti latihan mandiri.

"Latihan di kampung sama anak-anak sini. Sudah tiap hari. Karena kita gak dirasa sudah mau kumpul.

Latihan game, penguatan, start-start lari lari. Lapangan PS Harapan Baru, Taipa, Palu Utara, Sulawesi Tengah," kata Sandrian.

Ketika ditanya rencana manajemen menyiapkan waktu dua bulan untuk mengikuti TC Tim jelang digulirkannya kompetisi, menurut pemain nomor punggung 10 ini, sebagai pemain mereka sudah siap karena selama ini telah melakukan latihan mandiri.

"Kemarin kita sempat kumpul 2,5 bulan. Ini informasinya akan TC 2 bulan. Cukuplah, yang penting dimaksimalkan.

Dan kita masing-masing latihan mandiri biar gak kaget," kata Sandrian yang berencana mengajak calon istrinya ikut nonton ketika digulirkannya kompetisi Liga 2 yang dijadwalkan Oktober 2020.

Usulan Pengunduran Diri Sriwijaya FC Ditolak, Exco PSSI Tetap Ingin Palembang Tuan Rumah Liga 2

Pria kelahiran Palu (Sulteng) 5 November 1993 yang pernah menjadi honorer Polisi Pamong Praja ini mengaku memaksimalkan waktunya bersama keluarganya tercinta di Taipa, Palu Utara, Sulawesi Tengah selama kompetisi diliburkan.

Striker yang sempat berpetualang menjadi striker Tarkam (Tarikan Kampung) mengaku terkadang merasa jenuh selama pemberlakuan social distancing guna menekan penyebaran wabah covid-19 virus corona ini.

Sandrian menjalani operasi usus buntunya jelang Sriwijaya FC mulai digelarnya laga ujicoba Februari 2020 lalu.

Eks pemain Persik Kediri ini baru diberikan kesempatan tampil pada laga ujicoba ketiga babak kedua saat menjamu Tim Pertamina RU III pada laga persahabatan di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring Palembang, Rabu (12/2/2020).

Sekadar informasi, Sandrian yang mulai bermain dengan si kulit bundar dari masa kecil kelas 6 SD sekitar tahun 2005 mengikuti jejak sang ayahnya, Tuslin Lasenpe yang mantan pemain Persisam Samarinda divisi II kala itu.

Manajeman Sriwijaya FC Isyaratkan Tak Semua Pemain Dipanggil TC, Ini Alasannya

Pada saat duduk di bangku SMP di tahun 2008, sulung dari empat bersaudara yang dilahirkan oleh ibundanya Norma Hukuma Lamaka ini ikut Liga Pelajar Indonesia (LPI).

Selepas tamat SMA tahun 2011, ia pun sering ikut dalam pertandingan sepakbola di kampungnya Taipa (Palu Utara) dan kerap masuk babak semifinal (4 besar). 2011 vakum, Sandrian ikut tes Pol PP di Kota Palu.

Tahun 2013 ia saat itu yang masih honorer, memutuskan untuk keluar dan merantau ke Bontang, Kalimantan.

Di sana ada pamannya punya klub PHU (Palu Harapan Utama).

Ia ikut pertandingan memperkuat klub perusahaannya itu.

Di situlah ketemu lawan tim yang dilatih coach Budi Jo.

"Saya top skor turnamen 2013 mungkin lihat saya bagus main di kampung-kampung, coach Budi Jo di tahun 2014 menawarkan main di Perssu Sumenep pada Liga Nusantara.

Tingkatkan Performa Jelang Liga 2, Manajemen Sriwijaya FC Akan Rekrut Pemain Bintang, Siapakah DIa?

Pada waktu itu saya belum ngerti kalau main itu digaji, Alhamdulillah kami berhasil membawa Perssu lolos naik Divisi Utama.

2015 kita semua tidak dipertahankan lagi oleh Perssu, jadi pisah semua," beber Sandrian.

Di mata Sandrian, Coach Budi Jo tak hanya sebatas pelatihnya, namun sudah dianggap sebagai orangtua kedua.

"Dia banyak berjasa dalam karir saya dialah yang ngajak saya dari amatiran.

Makanya saya sekarang ikut tim Sriwijaya FC Selain memang kita tahu Sriwijaya FC dikenal tim besar siapa yang gak mau," ujarnya.

Sandrian pun hijrah coba bergabung dengan PTSM tim divisi utama Magelang. Namun sayang waktu itu kompetisi dibekukan oleh FIFA tim bubar dan pemain dipulangkan.

Tahun 2015, ia pun kembali ke Bontang bergabung dengan Bontang FC.

Di situ ia sempat diajak tim PON Kaltim, tour sampai ke Sulawesi.

Gelandang Serang Sriwijaya FC Dwi Andika Cakra Yudha Kembali Rawat Dua Ekor Burung Luckbird

Pas balik ke Kalimantan Sandrin tidak ikut, ia pun fokus jadi striker Tarkam.

Di tahun 2016 Sandrian lolos seleksi pemain tim ISCB Celebest FC dan dikontrak.

Namun ia dicoret lantaran tidak bisa mengikuti latihan lantaran cedera dan ketahuan akibat ikut Tarkam.

Ia sempat kembali ke Bontang FC, Persipal Palu. 2017 diajak ISCB Celebest FC Palu main di Liga 2 dan degradasi. Selama tahun 2018 menerima tawaran main Tarkam di Kalimantan.

"2019 coach Budi Jo lagi pegang Persik Kediri, kaget dia nelpon diajak gabung.

Saya sempat cetak gol bareng Risna Prahalabenta di Final melawan Persita," kata Sandrian yang mengidolakan Neymar ini.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved