Berita Sriwijaya FC
Tak Memaksakan Anaknya Jadi Olahragawan, Striker Sriwijaya FC Ini Ungkap Putrinya Ingin Jadi Dokter
Meskipun dirinya berkarir di dunia olahraga, Striker Anyar Sriwijaya FC Mario Albertho Aibekob tak memaksanakan ana-nya untuk melakukan hal yang sama.
Penulis: Abdul Hafiz | Editor: adi kurniawan
Laporan wartawan Sripoku.com, Abdul Hafiz
SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Meskipun dirinya berkarir di dunia olahraga, Striker Anyar Sriwijaya FC Mario Albertho Aibekob tak memaksanakan anaknya untuk melakukan hal yang sama.
Saat ini dia sedang menikmati tumbuh kembang putri semata wayangnya, Mikaeyla Aibekob yang bercita-cita ingin jadi dokter.
"Mikaeyla Aibekob usianya 4 tahun. Kalau sekarang lagi libur. Belajar di rumah kadang les. Dia TK nol besar baru naik kelas. Dia pengen jadi dokter," ungkap Mario.
Striker Tim Laskar Sriwijaya asal Biak Papua yang beristrikan Elya Wanma asli Batak Sumatera Utara ini melihat bakat putrinya yang lebih tertarik dengan bidang kesehatan.
"Ya dia kelihatan lebih cerdas. Sering disuruhnya beli mainan dokter-dokteran seperti suntikan mainan, steteskop yang di kuping," kata Mario yang sempat mengajak anak istrinya ini tinggal di Jakabaring Palembang di awal kickoff Kompetisi Maret 2020.
Menurut Mario dirinya tak mau egois memaksakan putrinya untuk jadi olahragawan seperti dirinya.
• 2 Calon Bersaing Perebutkan Kursi Ketua Umum BPD HIPMI Sumsel
• UPDATE 3 Juli 2020, Covid-19 di Sumsel Bertambah 36 Kasus, Total 2156 Orang Positif Corona
• UIN Raden Fatah Palembang Dikabarkan Tutup Segala Akses, UTBK Unsri Direlokasi Demi Keselamatan
"Kita sebagai orangtua mengarahkan saja itu yang terbaik. Tidak memaksakan untuk jadi olahragawan," ujarnya.
Ketika hendak pulang dari Palembang setelah Manajemen Tim meliburkan pemain, Mario memgaku untuk menuju Biak Papua dirinya harus menginap di Makassar dua hari dulu untuk transit.
"Sempat ke Makassar selama dua hari sepulang dari Palembang itu. Nyesuaikan tiket ke Biak. Habis itu rapid test lagi. Barulah nyampe ke rumah saya di Komplek Perumahan BMJ Mando Kecamatan Samopa Biak, Papua," kata Mario.
Pesepakbola kelahiran Biak (Papua) 15 Juli 1990 ini sendiri menyatakan selalu siap tampil setiap laga. Meski pada akhirnya siapapun yang diturunkan semua pemain wajib mendukung.
"Kalau pribadi saya sudah siap tampil setiap laga. Mau dipasang atau tidak pada laga itu kita harus siap. Makanya harus fokus. Pasti positive thingking dan selalu siap. Saya pribadi belum ada kesempatan saat lawan PSIM kemarin. Intinya siapapun yang diturunkan kita mendukung. Satu untuk kemenangan untuk kita semua," ujar pesepakbola yang bercita-cita jadi pengacara di masa pensiun dari dunia sepakbola nanti.
Mario yang mengidolakan Cristian Gonzales.sebenarnya Mario merupakan salah satu striker potensial yang direkrut tim berjuluk Laskar Wong Kito.
Musim 2019 lalu, pemain kelahiran Biak Numfor 15 Juli 1990 merupakan mesin gol milik Martapura FC. Catatannya juga terbilang lumayan baik.
Meski hanya direkrut jedah pertengahan musim, bomber 29 tahun itu menyumbang 7 gol untuk membawa Martapura FC lolos hingga babak 8 besar Liga 2 Indonesia.
Memiliki postur gempal, kuat saat menahan bola, cepat dalam pergerakan, ditunjang stamina baik ciri khas talenta asal Papua, membuat pemain nomor punggung 15 ini bersaing ketat jadi mesin gol utama Sriwijaya FC bersama Rudiyana dkk.
Mario menapakkan kaki di sepakbola ketika tampil Pra PON Papua 2012, lalu PSBS Biak Divisi utama. Ia pun pernah dipanggil Timnas IPL gabung Timnas yang kala itu Neil Meizar coachnya tahun 2014. Ujicoba di Yordania pra kualifikasi.
Kemudian kembali bergabung Liga 1 Indonesia Persiram Raja Ampat Papua 2017, dipanggil seleksi Timna U-23 coach Rahmat Darmawan di Yogya tapi tidak lolos. Ia pun kembali ke PSBS Biak Liga 2.
Pada tahun 2018 selama satu setengah tahun bergabung dengan Liga 1 Timor Leste Akademika FC. Kemudian ikut Madura FC Liga 2 2018 yang sudah tanda tangan kontrak bareng Erwin Gutawa, namun karena dalam setahun sudah 2 kali transfer tidak jadi gabung. Setelah itu gabung Martapura FC 2019.
"Cerita paling menarik di sepakbola saat main di Martapura karena saya bergabung di putaran bisa top skor dengan 7 gol. Padahal tidak gabung dari awal. Sampai membawa 8 besar. Untuk pribadi harus bawa Sriwijaya lolos Liga 1. Tidak ada kata seri di laga kandang, harus sapu bersih di kandang," terang Mario.
Anak bungsu dari 3 bersaudara pasangan Alm Yohanes Aibekob (polisi) dan ibu Fince selama libur, dirinya tetap melakukan latihan untuk menjaga performa lari pagi.
"Libur diperpanjang. Setelah lebaran baru kembali, coach bilang. Kalau masih lanjut virus, Liga dihentikan. Pastinya gak ada kegiatan sepi. Kita jaga kondisi saja di rumah. Takutnya kumpulnya kembali, gak oke. Memang dikasih arahan coach supaya jaga kondisi. Ini lari pagi, latihan skeeping sit up, push up. Harapan kita bencana ini cepat berlalu," pungkasnya.