JENDERAL Polisi Ini Kumandangkan Adzan, Sosoknya Dikenal Tegas dan Rendah Hati, Viral di Medsos!
polisi viral tersebut adalah Wakil Inspektur Pengawasan Umum (Wairwasum) Mabes Polri Irjen Pol Drs Umar Septono
Penulis: Nadyia Tahzani | Editor: Welly Hadinata
Dilanjutkan oleh Umar Septono bahwa hanya dengan gaji Rp 500 ribu per bulan, tukang sapu tersebut sejak pukul 4.30 WITA sudah ada di Mapolda.
"Walau pun rekan-rekan sebar sampah, dia diam saja. Apa kita tidak malu seperti itu? bahkan kita telah menzalimi beliau," imbuh Kapolda.
Lalu, Umar juga sempat memanggil dua bintara yang berani menghentikan mobil dinasnya ketika melaju. Dua polisi itu saat apel berdiri di belakang sang jenderal.
Bintara itu merupakan anggota Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) Polsek Praya Barat Daya, Nusa Tenggara Barat (NTB), Brigadir Ketut Surya Ningrat dan Brigadir Indra Jaya Kusuma. Saat apel ternyata malah ini yang terjadi.
Umar menanyakan kenapa berani kendaraannya, padahal saat itu dirinya memakai seragam dinas lengkap. Kedua polisi itu beralasan ingin menyeberangkan seorang nenek yang membawa kelapa.
"Karena saya bekerja untuk masyarakat. Saya diberikan tugas untuk melindungi dan mengayomi masyarakat, bukan melayani pimpinan," kata Ketut, disambut riuh tepuk tangan rekan-rekannya.
Video ini diunggah ke akun youtube pada 30 Juni lalu oleh Idho Rahaldi. Dia memberi judul 'video aksi dan jawaban nekat Bhabinkamtibmas hentikan mobil dinas Kapolda NTB'.
Mendengar jawaban dari anak buahnya, Umar ternyata sama sekali tidak marah. Umar justru dibuat kagum.
• Pengakuan Pelanggan PDAM di Palembang, Biasa Bayar Rp 32 Ribu Kini Tagihan Air Melonjak Rp 300 Ribu
Ia pun segera menggerakkan tangan kirinya, yang masih memegang tongkat komando, mengangkat topi.
Umar ingin menunjukkan penghormatan atas dedikasi dua anggotanya itu.
"Saya pun merinding," kata Umar. Umar lalu memuji keduanya di hadapan seluruh jajaran Polda NTB.
"Kenapa dia tidak takut, sebab dia mempertanggungjawabkan tugasnya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dia tahu, nasibnya tergantung kepada Tuhan, bukan kepada Kapolda," katanya.
Umar juga membuat hati anak buahnya bergetar. Demi salat tepat waktu, dia rela mempertaruhkan pangkat dan jabatan yang disandangnya.
Pernyataan itu terekam dalam video berdurasi 1 menit 1 detik, yang diunggah akun Facebook Herman Juli Prasetyo, Jumat (14/10). Bagi dia, panggilan tertinggi hanyalah panggilan untuk salat lima waktu, atas alasan itu dia rela meninggalkan kesibukannya di dunia.
"Lima waktu saya di awal waktu, berjemaah, di masjid, di saf depan sebelah kanan. Itu harga mati," ucap Umar.