Berita Sriwijaya FC
Striker Sriwijaya FC Sandrian Kangen Merayap di Kolong Meja Pingpong Saat Dikalahkan Firman Septian
Kemarin awal kita gabung dengan Sriwijaya FC sempat kumpul 2,5 bulan sebelum kompetisi. Ini jelang lanjutan kompetisi kita mau TC 2 bulan.
Penulis: Abdul Hafiz | Editor: Sudarwan
Laporan wartawan Sripoku.com, Abdul Hafiz
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Beberapa alasan striker Sriwijaya FC Sandrian kangen bisa kembali kumpul di Mess Wisma Atlet Jakabaring Palembang, antara lain teringat kerap kena hukuman merayap di kolong meja pingpong setiap dikalahkan Firman Septian.
"Udah jenuh di kampung. Maunya kumpul dengan teman-teman Sriwijaya di Palembang.
Kangen main tenis meja dengan Bang Firman, merayap di kolong meja kalo yang kalah. Itulah hiburan di wisma Mess Sriwijaya," ungkap Sandrian.
Striker pemilik kostum nomor punggung 10 ini menilai cukup rencana manajemen yang bakal menggelar TC selama dua bulan jelang lanjutan kompetisi Liga 2.
• Striker Sriwijaya FC Sandrian Salurkan Hobi Nyanyinya Hibur Kekasih dan Kejenuhan Libur Panjang
• Jenuh Libur Panjang Kompetisi, Striker Sriwijaya FC Sandrian Salurkan Hobi Nyanyinya, Hibur Kekasih
• Masuk Lineup Tapi Belum Tampil Laga Perdana, Sandrian Ungkap Alasan Coach Budi Jo
"Kemarin awal kita gabung dengan Sriwijaya FC sempat kumpul 2,5 bulan sebelum kompetisi. Ini jelang lanjutan kompetisi kita mau TC 2 bulan.
Menurut saya cukuplah yang penting dimaksimalkan. Dan kita masing-masing latihan mandiri biar gak kaget," kata Sandrian yang mengaku aktif latihan di Taipa, Palu, Sulawesi Tengah.

Pesepakbola yang sempat menjalani honorer Polisi Pamong Praja (Pol PP) dan kerap melakoni pemain sepak bola tarkam ini berharap pertandingan kompetisi nantinya masih bisa disaksikan suporter pendukung Tim berjuluk Laskar Sriwijaya.
"Kalau home tournament mainnya di Jawa kalau gak ada suporter Sriwijaya gak asyik juga karena kita butuh mereka untuk menyemangati kita.
Kalau home tournamentnya di Palembang bagus juga.
Tapi kalau memang sudah aturannya, kita mesti siap," ujarnya.
Panjangnya libur kompetisi hingga membuat jenuh para pemain sepakbola tim Sriwijaya FC yang melakukan latihan mandiri di kampungnya masing-masing.
"Latihan di kampung sama anak-anak sini. Sudah tiap hari. Karena kita gak dirasa sudah mau kumpul.
Latihan game, penguatan, start-start lari lari. Lapangan PS Harapan Baru, Taipa," kata Sandrian.
• Striker anyar Sriwijaya FC Sandrian Sibuk Melakukan Ini Selama Dekat dengan Keluarganya di Palu
• Video: Striker Sriwijaya FC Ini Latihan di Pantai Taipa Palu Sulteng, Sandrian: Sekalian Relaksasi
Seperti diketahui pesepakbola kelahiran Palu (Sulteng) 5 November 1993 ini menjalani operasi usus buntunya jelang Sriwijaya FC mulai digelarnya laga ujicoba Februari 2020 lalu.
Eks pemain Persik Kediri ini baru diberikan kesempatan tampil pada laga ujicoba ketiga babak kedua saat menjamu Tim Pertamina RU III pada laga persahabatan di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Rabu (12/2/2020).

Sekadar informasi, Sandrian yang mulai bermain dengan si kulit bundar dari masa kecil kelas 6 SD sekitar tahun 2005 mengikuti jejak sang ayahnya, Tuslin Lasenpe yang mantan pemain Persisam Samarinda divisi II kala itu.
Pada saat duduk di bangku SMP di tahun 2008, sulung dari empat bersaudara yang dilahirkan oleh ibundanya Norma Hukuma Lamaka ini ikut Liga Pelajar Indonesia (LPI).
Selepas tamat SMA tahun 2011, ia pun sering ikut dalam pertandingan sepakbola di kampungnya Taipa (Palu Utara) dan kerap masuk babak semifinal (4 besar). 2011 vakum, Sandrian ikut tes Pol PP di Kota Palu.
Tahun 2013 ia saat itu yang masih honorer, memutuskan untuk keluar dan merantau ke Bontang, Kalimantan.
• Video: Striker Sriwijaya FC, Sandrian Sebut Kapten Laskar Wong Kito Musuh Bebuyutan, Ini Alasannya
• Ini Alasan Utama Striker Anyar Sriwijaya FC Sandrian Pilih Pulang Kampung Pasca TC di Jogja
Di sana ada pamannya punya klub PHU (Palu Harapan Utama). Ia ikut pertandingan memperkuat klub perusahaannya itu. Di situlah ketemu lawan tim yang dilatih coach Budi Jo.
"Saya top skor turnamen 2013 mungkin lihat saya bagus main di kampung-kampung, coach Budi Jo di tahun 2014 menawarkan main di Perssu Sumenep pada Liga Nusantara.
Pada waktu itu saya belum ngerti kalau main itu digaji, Alhamdulillah kami berhasil membawa Perssu lolos naik Divisi Utama.
2015 kita semua tidak dipertahankan lagi oleh Perssu, jadi pisah semua," beber Sandrian.
Di mata Sandrian, Coach Budi Jo tak hanya sebatas pelatihnya, namun sudah dianggap sebagai orangtua kedua.
"Dia banyak berjasa dalam karir saya dialah yang ngajak saya dari amatiran. Makanya saya sekarang ikut tim Sriwijaya FC Selain memang kita tahu Sriwijaya FC dikenal tim besar siapa yang gak mau," ujarnya.
Sandrian pun hijrah coba bergabung dengan PTSM tim divisi utama Magelang. Namun sayang waktu itu kompetisi dibekukan oleh FIFA tim bubar dan pemain dipulangkan.
Tahun 2015, ia pun kembali ke Bontang bergabung dengan Bontang FC. Di situ ia sempat diajak tim PON Kaltim, tour sampai ke Sulawesi. Pas balik ke Kalimantan Sandrin tidak ikut, ia pun fokus jadi striker Tarkam. Di tahun 2016 Sandrian lolos seleksi pemain tim ISCB Celebest FC dan dikontrak.
• Puji Performa Sandrian dkk Saat Hadapi Galuh United, Budi Jo: Gak Panik Diserang Lawan
Namun ia dicoret lantaran tidak bisa mengikuti latihan lantaran cedera dan ketahuan akibat ikut Tarkam.
Ia sempat kembali ke Bontang FC, Persipal Palu. 2017 diajak ISCB Celebest FC Palu main di Liga 2 dan degradasi. Selama tahun 2018 menerima tawaran main Tarkam di Kalimantan.
"2019 coach Budi Jo lagi pegang Persik Kediri, kaget dia nelpon diajak gabung. Saya sempat cetak gol bareng Risna Prahalabenta di Final melawan Persita," kata Sandrian yang mengidolakan Neymar ini.