4 Tahun Simpan Lara di Hati, Uneg-uneg Dewi Perssik Pecah Lihat Pola Suami, Angga Wijaya: Disalahkan

Denny pun mencoba untuk menerawang penyebab masalah tersebut.

Denny Darko terawang soal rumah tangga Dewi Perssik dan Angga Wijaya.

Katanya, ada dua sumber masalahnya, pertama ada orang yang masih menyimpan kekesalan pada Dewi Perssik dan ada sosok masa lalu yang kembali muncul.

"Aku mencoba melihat ketakutannya ada dua hal, kalo orang bilang ada orang yang masih ada mangkel, masih sebel, masih bete, masih menyimpan dendam," ungkap Denny.

"Kalo aku lihat di sini ada orang yang nggak suka terutama melihat kondisi 'loh beli rumah hampir Rp30 M', padahal dia sekarang dalam kondisi terpuruk. Seakan dia menyalahkan (Depe).

Ditakutkan nanti dalam kondisi seperti ini dia menuntut apa dan sebagainya, kalo disikapi tidak bijaksana nanti berantem saling somasi, itu yang aku takutkan," imbuhnya panjang lebar.

"Hal yang kedua ini, bukan dari pihak Depe, ada satu orang di luar sana, orang ini punya sejarah, punya satu riwayat. Yang aku takutkan dalam kondisi ini malah, apa ya... Paling gampangnya aku tarikin kartu lagi kamu (menunjuk Angga Wijaya) yang ambil," ujar Denny.

• Aipda M Nur Lolos dari Maut Saat Mapolres OKI Diserang, Body Pack Selamatkan Saya

• Inilah 12 Tips Memilih Batu Kristal Sesuai Zodiakmu (2): Libra: Sodalite dan Pisces: Aquamarine

Mendengar pengakuan Dewi Perssik ini, Angga Wijaya lantas mencurahkan isi hatinya.

Diakui Angga Wijaya, ia pun merasa sedih manakala kerap dibandingkan dengan mantan-mantan Dewi Perssik.

Pengakuan Angga Wijaya tersebut terlihat di channel YouTube milik Dewi Persssik.

Kala itu, Dewi Perssik dan Angga Wijaya sama-sama dihipnotis oleh Denny Darko.

Saat sedang barada di alam bawah sadarnya, Angga Wijaya lantas mengungkap bahwa saat ini sedang berusaha menjadi pria sesuai keinginan istrinya Dewi Perssik.

Meski begitu, Angga Wijaya pun mengaku bila ia kerap menjadi bahan salahan bagi mantan istri Saiful Jamil itu.

“Kalau aku selalu disalah-salahkan, segala sesuatu yang aku kerjakan tidak bernilai.

Kalau aku mengerjakan kerjaan rumah, yang seharusnya aku kerjakan, kalau salah sedikit semua disalahkan, seolah-olah aku tidak ada jasanya.