135.000 Kader di Sumsel Diminta tak Terpancing Emosi Atas Aksi Pembakaran Bendera PDI Perjuangan
Di Sumatera Selatan, kata Giri, tercatat pengurus aktif sebanyak 82 ribu orang dan anggota aktif ber KTA PDI Perjuangan berjumlah 135 ribu orang.
Penulis: Abdul Hafiz | Editor: Sudarwan
Laporan wartawan Sripoku.com, Abdul Hafiz
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Sumatera Selatan HM Giri Ramanda N Kiemas SE MM menyatakan dirinya bertanggungjawab agar 135 ribu kader anggotanya tidak terpancing emosi atas aksi pembakaran bendera PDI Perjuangan.
"Kita mengikuti sikap politik dari DPP partai yang akan menempuh jalur hukum. Dan akan menenangkan kader kader banteng agar tetap tenang dan menunggu situasi yang berkembang," ungkap Giri, kepada Sripoku.com, Jumat (26/6/2020).
Wakil Ketua DPRD Provinsi Sumsel ini menyatakan Insya Allah kader-kader banteng di Sumsel akan tetap tenang asalkan tidak dipancing oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab karena hal ini menyangkut harga diri sebagai partai politik.
Di Sumatera Selatan, kata Giri, tercatat pengurus aktif sebanyak 82 ribu orang dan anggota aktif ber KTA berjumlah 135 ribu orang.
"Sebagai pimpinan partai kami menjaga psikologis dari para anggota dan pengurus agar tidak terpancing emosi," tegasnya.
Hal senada juga disampaikan Bendahara DPD PDI Perjuangan Provinsi Sumatera Selatan Ir H Yudha Rinaldi agar kader di daerah tidak terpengaruh dan terprovokasi atas aksi pembakaran bendera PDI Perjuangan.
"Jelas begini. sesuai dengan instruksi Ketum DPP kita akan tempuh jalur hukum. Karena itulah yang terbaik.
Instruksi kita dekat dengan rakyat. Kita beri bantuan saat covid 19. Dak pernah DPP memerintahkan untuk berhadapan secara fisik.
Justru agar kita tidak terpengaruh dan terprovokasi. Itulah yang diinginkan mereka (pihak yang memancing)," kata Yudha.
Menurut Yudha yang mantan anggota Fraksi PDIP DPRD Sumsel, kalau kader partai berlambang Banteng Moncong Putih ini membalas frontal juga untuk apa.
"Kami sering diginiin tempuh jalur hukum semua apapun yang dituduhkan ke PDIP. Mungkin salah pemahaman Trisila.
Dasar negara retap Pancasila sudah sepakat. Kalau mau dituduhkan itulah yang bisa dimainkan isu untuk menyudutkan PDI Perjuangan.
Kalau ke tingkat bawah kita serukan tetap tenang. Tetap dekat dengan rakyat dan membantu. Tinggal masyarakat yang menilai," paparnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri meradang mengetahui ada aksi pembakaran bendera PDI Perjuangan.
Megawati Soekarnoputri mengeluarkan surat harian yang isinya meminta agar seluruh jajaran partainya dapat merapatkan barisan dalam menyikapi peristiwa tersebut.
"Tempuhlah jalan hukum, perkuat persatuan dengan rakyat," demikian bunyi salah satu penggalan surat harian itu.
Aksi unjuk rasa penolakan terhadap Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) itu digelar organisasi keagamaan yang tergabung dalam Aliansi Nasional Anti-Komunisme, Rabu (24/6/2020).
Aksi pembakaran bendera PDI Perjuangan dilakukan massa aksi di tengah unjuk rasa penolakan terhadap Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP).
Terkait upaya hukum yang hendak ditempuh, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto turut memastikan hal itu.
Hasto menyesalkan adanya aksi pembakaran bendera partainya. Menurut dia, pelaku pembakaran sengaja memancing keributan.
"Meskipun ada pihak yang sengaja memancing di air keruh, termasuk provoksi dengan membakar bendera partai, kami percaya rakyat tidak mudah terprovokasi," kata Hasto dalam keterangan tertulis, Rabu (24/6/2020).
Sementara itu, menanggapi adanya penolakan terhadap RUU HIP, menurut dia, PDI Perjuangan sejak awal selalu berupaya untuk mendengarkan aspirasi masyarakat dan terus mengedepankan dialog. (Abdul Hafiz)