Selain Gaya Hidup, Bersepeda Dianggap Sebagai Transportasi Paling Aman di Masa Pandemi Virus Corona
Di tengah masa pandemi virus corona atau covid-19, sepeda merupakan kendaraan yang dianggap paling aman untuk digunakan
Penulis: Chairul Nisyah | Editor: Welly Hadinata
SRIPOKU.COM - Merebaknya wabah virus corona atau covid-19 yang menyerang dunia saat ini memberikan dampak besar pada hampir setiap aspek kehidupan.
Protokol kesehatan sangat penting untuk dijalankan, demi mencegah dan memutusnya penyebaran virus corona atau covid-19, yang telah banyak memakan korban jiwa.

Dimasa pandemi saat ini, masyarakat diminta untuk menjaga jarak dengan satu sama lain, namun di dalam aspek kehidupan sosial menjaga jarak terkadang sulit dilakukan, seperti di dalam menggunakan kendaraan umum.
Adanya permasalahan tersebut, membuat sebagian masyarakat memilih untuk menggunakan sepada sebagai alat transportasinya.
Selain lebih sehat, penggunaan sepeda tidak memerlukan biaya untuk bahan bakar serta, lebih aman digunakan dimasa pandemi.
• Bak Lava Pijar Menyembur, Aisyahrani Capek Hati Luapkan Bukti Pamungkas yang Selama Ini Disimpan
• KISAH Seorang Pilot Beralih Jadi Ojol di Pademi Corona, ada Juga Pramugari Cantik Jadi Tukang Cukur
• Kenang Momen Wisuda S2, Annisa Pohan Ungkap Peran Ani Yudhoyono, Akhirnya Cita-cita Ayahnya Tercapai
• Bermodal Ketapel Palestina, Drone Canggih Israel Rontok dan Bikin Wilayah Lawan Kebakaran
Karena dengan bersepeda, masyarakt terhindar dari saling kontak fisik antara satu dengan yang lain,
Seperti yang diterapkan dikota-kota besar dari Negara lain, diantaranya :
Melansir dari laman Kompas,com, Di Kota Berlin, Jerman, terutama di sebuah distrik yang paling padat penduduknya di Kreuzberg, merupakan kota pertama yang menerapkan pop-up bike lane sebagai reaksi yang lebih efisien terhadap pola mobilitas yang berkembang akibat pandemi Covid-19.
Kota itu telah membagi saran dan panduan praktis kepada kota lainnya untuk mempelajari bagaimana merencanakan infrastruktur sementara yang aman, yang bisa diterapkan hanya dalam 10 hari.
Di Bogota, jalur sepeda sepanjang 76 kilometer telah dibuat sementara dengan menggunakan pembatas yang terbuat dari traffic cone atau kerucut lalu lintas.
Pop-up bike lane dibuat untuk mengurangi kemacetan pada transportasi umum dan meningkatkan kualitas udara.
Jalur sepeda itu kemudian diperpanjang menjadi lebih dari 600 kilometer.
Brussel
Belgia, telah menjadikan pusat kota sebagai zona prioritas pejalan kaki dan pengendara sepeda.
Mobil, trem, bus dibatasi kecepatannya hingga 20 kilometer per jam. Mereka juga berupaya menerapkan 40 kilometer jalur sepeda tambahan untuk memastikan lebih sedikit orang yang menggunakan transportasi umum sebagai aturan terbatas merasa lebih rileks.