Berita PALI
Harga Karet Bulanan Anjlok Capai Rp 7 Ribu Perkilo, Begini Nasib Petani Karet di Kabupaten PALI
Seperti diutarakan Sri, petani asal Talang Kemang Kelurahan Talang Ubi Selatan Kecamatan Talang Ubi menuturkan, bahwa harga getah bulanan saat ini
Penulis: Reigan Riangga | Editor: Welly Hadinata
Laporan wartawan Sripoku.com, Reigen Riangga
SRIPOKU.COM, PALI -- Ditengah wabah virus Corona atau Covid-19, petani karet di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) Sumsel tampaknya harus lebih ektra lagi dalam mengatur keuangannya.
Sebab, harga getah karet turut anjlok yang tentunya pendapatan petani pun ikut menurun.
Seperti diutarakan Sri, petani asal Talang Kemang Kelurahan Talang Ubi Selatan Kecamatan Talang Ubi menuturkan, bahwa harga getah bulanan saat ini hanya Rp 7.295/kg.
"Bulan lalu harganya Rp 8.512/kg, tapi bulan ini anjlok. Ini tentu mempersulit kondisi kami saat ini. Dimana harga getah murah tapi kebutuhan pokok tinggi," ungkap Sri, Selasa (2/6/2020).
Menurunnya harga getah juga dikeluhkan Dedi, petani karet asal Desa Persiapan Jerambah Besi Kecamatan Talang Ubi.
Menurutnya, minggu lalu getah kualitas mingguan dihargai Rp 6.000/kg, untuk minggu ini hanya Rp 5.400/kg.
"Kami sangat bergantung pada harga karet, namun dengan menurunnya harga getah, kami kewalahan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari." jelasnya.
"Kami hanya bisa pasrah dan berharap harga getah ditengah pandemi bisa kembali membaik," harapnya.
Sementara, Plt Kepala Dinas Pertanian Kabupaten PALI, Erizon menyarankan masyarakat PALI dalam meringankan kesulitan warga ditengah pandemi corona dan murahnya harga getah untuk memanfaatkan lahan perkebunannya ditanami jenis sayur-sayuran.
"Bisa tumpang sari atau manfaatkan pekarangan rumah dengan menanam cabai atau sayuran untuk membantu penghasilan." jelasnya.
Menurut dia, terkait bibit pihaknya nantinya akan membantu, tetapi karena terbentur anggaran ketersediaan bibit sayuran terbatas.
"Untuk jangka panjang, kami menjajaki penanaman ubi kayu, sorgum, jagung dan serai wangi. Hal ini agar ketika masyarakat banyak menanam, sudah ada yang menampung hasil panennya," jelas Erizon.