Berita Sriwijaya FC

Rindu Kompetisi, Stoper Sriwijaya FC Ajak Teman di Kampung Halaman Latihan Bareng

Terlalu lamanya istirahat kompetisi dan libur tim Sriwijaya FC membuat Stoper Erwin Gutawa senang sekali bisa menggelar latihan game bareng temannya

Penulis: Abdul Hafiz | Editor: adi kurniawan
SRIPOKU.COM/Abdul Hafiz
Stoper Sriwijaya FC Erwin Gutawa 

Laporan wartawan Sripoku.com, Abdul Hafiz

SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Terlalu lamanya istirahat kompetisi dan libur tim Sriwijaya FC membuat Stoper Erwin Gutawa senang sekali bisa menggelar latihan game bareng temannya di lapangan sepakbola Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.

"Waduh senangnya luar biasa karena lama gak main game terus ini main game tadi. Dan tiba-tiba saya rindu untuk main di kompetisi mas Karena saking senangnya tadi," ungkap Erwin Gutawa kepada Sripoku.com.

Pemain nomor punggung 5 mengaku dirinya yang mengajak teman-temannya untuk latihan game sepakbola.

"Saya yang ajak teman-teman mas. Tapi jadwalnya gak kami pastikan. Tergantung teman-teman, kalau semuanya gak sibuk, baru saya ajak semua main. Dan Alhamdulillah tadi orangnya banyak. Jadi saya ngajak game aja," ujar Erwin.

Pemain andalan SFC sektor lini penjagaan ini mengaku lebaran kali ini terasa sunyi di masa pandemi covid-19 virus corona.

"Sunyi, gak kemana kemana. Banyak keluarga istri dan keluarga. Tapi beda rasanya gak di kampung," ujar pemain nomor punggung 5.

Ia mengaku kesulitan untuk bisa pulang kampung ke Makassar. Bandaranya pun masih belum beroperasi.

Gubernur Sumsel Persilakan Muratara New Normal Life Asalkan Jalankan Syarat Ini

Perbaiki Parit di Jalan Kolonel Wahid Udin Sekayu, Lalin di Sekayu Dialihkan Sementara

Video Pengakuan Tersangka Penikam Warga Kertapati: Pisau Itu Aku Tusuk ke Dia Daripada Aku yang Mati

"Gak bisa pulang, dipersulit. Bandaranya juga gak buka. Di Batulicin kan ada bandara yang bisa langsung ke Makassar pake wing. Soalnya kalau naik pesawat via Banjarmasin, cukup jauh pake mobil makan waktu 6 jam. Sedangkan naik pesawat perjalanannya hanya 1 jam. Dari rumah ke bandara Batulicin cuma 5 menit. Soalnya kedengaran kalau pesawat dateng deket rumah," terang Erwin.

Selama lebaran, Erwin mengaku masih sempet menerima kedatangan teman-temannya yang bersilaturahmi.

"Teman teman ada datang malam lebaran. Saya bilang satu, satu. Jangan terlihat ramai. Ambil hikmahlah kondisi sekarang. Semoga bencana ini segera berlalu," ujarnya

Erwin Gutawa mengaku masih tetap gowes karena itu salah satu olahraga ringanlah yang diperbolehkan dalam kondisi masih ada virus corona ini.

"Ini juga untuk menghilangkan rasa jenuh di rumah. Itu salah satu alasannya. Tracknya pindah-pindah, cuma ini kita rutenya yang biasa aja di jalan raya yang memuter-muter Kota Batulicin ajalah" kata pesepakbola berambut gondrong.

Selama liburan sebelum bulan puasa di tempat tinggal istrinya ini, kalau pagi dia biasa olahraga ringan bersepeda bersama teman-teman ada di jalan raya atau di gunung dan itu cukup menguras tenaga juga bisa mengembalikan jaga kondisi.

"Temen teman di sini dekat rumah semua. Saling panggil aja tiap sore. Mereka kebanyakan suka ikut tarkam (tarikan kampung) dan sebagian ada pemain dari Liga 3. Dari dulu mereka saya ajak selalu antusias, jadi motivasi kalau saya ajak latihan," kata pesepakbola berambut gondrong.

Stoper Sriwijaya FC Erwin Gutawa mengungkapkan es buah bikinan sendiri merupakan menu favorit yang mesti ada saat berbuka puasa bareng istri dan anaknya di Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.

"Es buah menu andalan itu karena sangat dibutuhkan tubuh," kata mantan bek Martapura FC.

Menurut stoper tangguh ini, menjalani puasa ramadhan tahun dirasakan kurang semangat lantaran di tengah krisis wabah pandemi covid-19 virus corona.

"Ya untuk tahun kemarin-kemarin dengan tahun ini jauh berbeda. Tahun ini adanya covid-19 ini, semuanya berubah. Banyak perubahanlah, yang biasanya kita sambut ramadhan dengan semangat, antusias, biasanya ramai. Terus tiba-tiba sunyi," ujar pesepakbola yang terlihat tangguh menjadi benteng pertahanan Laskar Wong Kito.

Pemain berambut gondrong ini mengaku jika tidak terpaksa harus belanja keluar rumah, dirinya selalu membuat sendiri minuman es buah favoritnya.

"Biasanya sih kami bikin minuman sendiri berbuka di rumah dan kecuali ada kebutuhan di rumah yang gak ada, baru saya keluar belanja," ujarnya.

Erwin yang hobi berpetualang dengan sepedanya ini mengaku lebih memilih latihan di dalam rumah memanfaatkan alat olahraga selama bulan puasa.

"Selama puasa menjaga fisik latihan biar tetap aman, sehat, bugar. Saya beberapa hari puasa ini latihan di dalam rumah aja. Biasanya saya latihan memanfaatkan alat-alat di rumah," terangnya.

Erwin terlahir sebagai pesepakbola tanpa melalui Sekolah Sepak Bola (SSB), melainkan bakat alami sebagai pemain Tarkam (Tarikan Kampung) mengajak rekannya untuk bekerja lebih keras lagi menghadapi laga kompetisi Liga 2 selanjutnya.

"Laga selanjutnya kita harus lebih fokus lagi, lebih kerja keras lagi menghadapi pertandingan selanjutnya," kata pemain asal Desa Samaenre, Kecamatan Tonra, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) kelahiran 6 Juli 1992.

Di saat-saat tim Sriwijaya FC mengharapkan terciptanya gol untuk bisa mengungguli PSIM 2-1 lalu, justru Stoper Sriwijaya FC Erwin Gutawa membalikkan badan ogah melihat rekannya Winger Sriwijaya FC Rahel Radiansyah mengeksekusi tendangan penalti.

"Waktu main sama Rahel di Martapura tahun kemarin, itu ambil penalti pas penentuan juga, gak masuk," ujar Erwin Gutawa.

Rahel merupakan sang eksekutor tendangan penaltinya di menit ke-90 +2 membawa penentu kemenangan laga perdana Sriwijaya FC Liga 2 saat menundukkan PSIM 2-1.

Penalti ini dihadiahkan oleh wasit Rio Permana Putra lantaran sundulan kepala Hari Habrian bolanya menyentuh tangan bek PSIM Hendra Wijaya di dalam kotak penalti.

Bukan lantaran tak senang timnya diberikan hadiah tendangan penalti, namun Erwin ternyata punya sedikit trauma menyaksikan Rahel Radiansyah pernah gagal mengeksekusi gol penentu saat sama-sama membela tim Martapura FC.

"Di situ saya lihat dia yang ngambil makanya saya gak mau lihat. Saya membelakangi, saya menghadap ke kiper kita. Ada (trauma) masa lalu karena pernah gagal penalti," ujar Erwin yang mengidolakan pemain sepakbola Real Madrid, Spanyol, Sergio Ramos dan pesepakbola nasional Hamkah Hamzah.

Meski membalikkan badan, stoper berambut gondrong yang doyan makan favorit cotto Makassar ini sudah barang tentu tetap mendoakan kemenangan bisa diraih Laskar Wong Kito.

Kontan saja wasit menunjuk titik putih dan langsung mendapat hujan protes dari para pemain Laskar Mataram di penjuru kanan dan berhasil dieksekusi dengan baik oleh Rahel.

Dengan demikian kedudukan berakhir 2-1 untuk kemenangan tim Laskar wong kito asuhan Budi Jo.

Gol Sriwijaya FC sebelumnya dicetak Rudiyana di menit ke-61. Sedangkan gol PSIM dipersembahkan striker Talaohu Abdul Mushafry di menit ke-84.

Erwin sendiri saat ini mengisi liburannya mudik berkumpul dengan anak dan istrinya di Batu Licin Kabupaten Tanah Bumbu--265 km sebelah timurnya Banjarmasin ibukota Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).

Selama di Batu Licin Kalimantan Selatan ini, bapak dua anak (Aisyah umur 7 tahun, Maisyah umur 8 bulan) buah pernikahan dengan Ayu Ligastari Tanjung mengaku tidak akan banyak bepergian dan lebih banyak berkumpul di rumah saja mengingat himbauan kewaspadaan wabah virus corona.

Pemain berambut gondrong inipun ikut tim PON Kalsel PON 2012 di Riau, hingga masuk Divisi 2 Martapura FC 2012. Kemudian lolos Divisi 1 2013. Terakhir berhasil lolos 2014 Divisi Utama.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved