Pria Ini Terombang-ambing 133 Hari di Lautan Tanpa Makanan, Bertahan Hidup Dengan Cara Mengerikan!
Pria ini terdampar dan terapung seorang diri di tengah lautan, namun tetap berjuang demi bertahan hidup dengan cara yang tak biasa.
Penulis: Tria Agustina | Editor: Welly Hadinata
SRIPOKU.COM - Pernahkah terbayang di benak kalian jika terdampar di sebuah pulau tanpa penghuni?
Atau terjebak pada sebuah tempat asing tanpa penunjuk jalan?
Bahkan terdampar dan terapung di tengah lautan lepas tanpa seorang pun yang menemani serta tak ada bahan makanan yang bisa mengisi perut lapar?
Nampaknya kisah tersebut pernah dialami oleh seorang pria ini yang lebih dari 100 hari harus berada di lautan.
Ia terombang-ambing seorang diri di tengah lautan, namun tetap berjuang demi bertahan hidup.
Meski tanpa bahan makanan, bagaimana cara pria ini bisa bertahan hidup dan selamat? Begini kisahnya.
Perjuangan seorang pria yang bertahan hidup di lautan selama 133 hari telah menjadi salah satu rekor dunia.
Kisahnya terjadi pada seorang pria China bernama Poon Lim.
Ia tak menyangka akan menjalani hari-hari terakhirnya di lautan.
• Kisah 6 ABK yang Selamat Setelah Terapung 3 Hari di Lautan Gara-gara Kapalnya Tenggelam

Dikisahkan selama Perang Dunia II, Poon dan 52 penumpang berada di sebuah kapal Inggris melakukan perjalanan dari Cape Town Afrika Selatan menuju Suriname seperti dikutip dari intisari.grid.id.
Sialnya, kapal selam Jerman melacak keberadaannya.
Lalu mereka meluncurkan torpedo untuk menenggelamkan kapal yang di tumpangi Poon.
Saat serangan tersebut diluncurkan, kapal tumpangan Poon hancur.
Hanya Poon yang berhasil bertahan hidup dari serangan itu.
Poon dengan cepat meraih jaket keselamatan dan melompat ke lautan, sebab jika Poon tak segera melompat mungkin ia sudah terbunuh.
Di atas rakit tersebut sudah tersedia banyak bahan makanan termasuk lampu dan beberapa liter air.
Karena itulah Poon berhasil bertahan hidup selama beberapa hari di lautan, namun setelah persediaan itu habis Poom benar-benar hidup nelangsa.
Dikatakan Poom juga tak bisa berenang, dan satu-satunya cara untuk selamat adalah bertahan di rakit tersebut sambil menunggu bantuan atau melihat daratan.
Selama itulah ia harus benar-benar berusaha untuk bertahan hidup.
Poon mengaku untuk mengisi isi perutnya dan bertahan dari dehidrasi ia harus meminum darah Hiu.
Poom menggunakan kait sebagai alat menusuk hiu, memotong ususnya dan meminum darah hiu untuk menghindari dehidrasi.
Teknik yang digunaka Poon adalah metode untuk memasak makanan di Hainan China.
Selama itu Poon menderita mabuk laut parah, kulit terbakar, kemerosotan psikologis dan ia juga tak mendapat bantuan apapun.
Ketika beberapa kapal besar lewat mereka hanya mengabaikan Poon dan tidak berhenti untuk menolongnya.
Ketika kapal induk milik Angkatan Laut Amerika Serikat melihatnya, alih-alih menolong Poon mereka malah mencurigainya sebagai pasukan mata-mata China atau Jepang.
• Kisah Perjuangan Pemuda Papua Berbekal Nasi Tahu yang Lulus Jadi Prajurit TNI AD, Ingin Jadi Sniper!
Ketekunan Poon dan tekat yang kuat akhirnya membuatnya selamat.
Setelah Poon menyadari warna air berubah dan tanah laut terasa dangkal dia ternyata mendekat dengan daratan.
Poon tahu ia sudah dekat dengan daratan hingga akhirnya pada 5 April 1943, Poon diselamatkan oleh nelayan Brazil setelah menghabiskan 133 hari terdampar di tengah lautan.
Akibatnya tindakannya, Poon dianggap memecahkan rekor dunia untuk waktu terlama dihabiskan seorang sendirian di tengah lautan.
Tapi akhirnya Poon meninggal pada 1991, Poon Lim mengatakan pesan terakhirnya "Saya harap tidak ada yang memecahkan rekor yang telah saya buat."
Hal itu seolah menunjukkan bahwa memang sangat miris kehidupan yang di jalani Poon sendirian terombang-ambing di tengah lautan.