KISAH Mualaf Asli Palembang Memilih Jualan Es Cincau di Jalanan, Dulunya Manajer Bergelimang Harta
Tapi, apa jadinya jika memiliki harta berlimpah, rumah megah dan hidup mewah jika semuanya tak bernilai apa-apa dan membuat hati hampa.
Penulis: Tria Agustina | Editor: Welly Hadinata
SRIPOKU.COM - Roda kehidupan di dunia ini berputar dan tidak ada seorang pun yang mengetahui sesuatu yang akan terjadi di masa depan.
Seperti halnya nasib seseorang yang sudah digariskan oleh Yang Maha Pencipta sejak dalam kandungan atau rahim seorang ibu.
Namun, bukan berarti seseorang dapat menerima saja takdir tersebut dengan berdiam diri.
Melainkan adanya usaha dan kerja keras untuk mengubah takdir yang bisa merubah diri ke arah yang lebiih baik.
Tak hanya itu, untuk mengubah nasib dan takdir juga diperlukan adanya pertolongan dan hidayah dari Allah SWT sebagai yang Maha Pemberi.
Tapi, apa jadinya jika memiliki harta berlimpah, rumah megah dan hidup mewah jika semuanya tak bernilai apa-apa dan membuat hati hampa.
Kejadian inilah yang dirasakan betul oleh seorang pria bernama Hasanudin.
Pria kelahiran Palembang itu merasakan betul lika-liku kehidupannya di masa lalu. Mulai dari bergelimang harta, hingga kini berjualan es cincau.
Sebagai seorang mantan manajer, Hasanudin sempat hidup enak dengan gaji fantastis hingga mencapai Rp 100 juta per bulannya.
Meski pendapatan tak seberapa, namun kini ia mampu merasakan ketenangan hidup yang luar biasa.
Kisah inspirasi ini dibagikan melalui kanal Youtube, Gavy Story Selasa, (26/5/2020) yang mengangkat kisah dirinya, pria yang kini berusia 66 tahun itu sempat menjabat sebagai General Manager (GM) sebuah tempat hiburan terkenal di Jakarta.
• Kisah Bocah Laki-laki Penjual Kerupuk Dibully, Dagangan Berserakan, Ada si Penolong Baik Hati

• Kisah Pilot Jadi Driver Ojol, Pramugari Jadi Penata Rambut, Demi Bertahan Hidup Saat Pandemi Corona
Selama itu pula, Hasanudin merasakan betul kemewahan yang diperolehnya dari hasil kerja keras selama ini.
Pak Hasanudin tinggal di Jakarta dan memiliki sebuah rumah mewah, mobil bagus, keluarga yang harmonis, dan sebagainya.
Saking melimpahnya, ia tak mempermasalahkan saat istrinya ingin berbelanja, makan enak di restoran enak, hingga memberi sang mertua.
Hasanudin yang sempat mengenyam pendidikan di Singapura dan mahir berbahasa Inggris dan mandarin itu juga kerap diutangi sejumlah uang oleh teman-temannya.