Ramadan 2020

Tidak Mudik, Akankah Pengaruhi Kesehatan Jiwa? Ini Penjelasan dari Dokter Kejiwaan

Tidak terjadinya tradisi mudik di tahun ini, tentu membuat kita merasa ada sesuatu yang kurang.

Editor: Bejoroy
Tribunnews.com
Ilustrasi - Idul Fitri 1411 Hijriah di Rumah Saja. 

SRIPOKU.COM - Mudik adalah kegiatan perantau/pekerja migran untuk pulang ke kampung halamannya. Mudik di Indonesia identik dengan tradisi tahunan yang terjadi menjelang hari raya besar keagamaan misalnya menjelang Lebaran.

Pada saat itulah ada kesempatan untuk berkumpul dengan sanak saudara yang tersebar di perantauan, selain tentunya juga sowan dengan orang tua. (https://id.wikipedia.org/)

Namun pada Lebaran tahun ini, Pemerintah melarang masyarakat untuk mudik. Beberapa persyaratan pun harus dipenuhi bila seseorang ingin meninggalkan sebuah kota.

Viral Video di Media Sosial, Kapolsek Gandus Palembang Willian Harbensyah Larang Warga Mudik Lebaran

Ramalan Bintang Keuangan Sabtu 23 Mei 2020: Segala Sesuatu Taurus Berjalan dengan Baik

Jangan lupa subscribe, like dan share channel Youtube Sripokutv di bawah ini:

Tidak terjadinya tradisi mudik di tahun ini, tentu membuat kita merasa ada sesuatu yang kurang. Terlebih, tradisi mudik ini sudah dijalani turun-temurun.

Lalu, akankah hal ini memengaruhi kesehatan jiwa?

Dokter kejiwaan, dr. Andri SpKJ, FAPM, melalui bincang-bincang bersama "Gue Sehat" di akun Insagram-nya secara khusus menjelaskan tentang persoalan ini.

Hal yang ditakutkan, bersamaan dengan mudik, seseorang yang terinfeksi akan membawa dan menyebar virus ke kampung halamannya.

"Apalagi kalau orangtua kita berumur tua, itu lebih rentan,” kata Andri.

Andri memahami, perbedaan tidak adanya tradisi mudik, mungkin akan dirasa berat oleh banyak orang.

“Nah itu sebagian orang mungkin tidak bisa diterima, makannya saya bilang di awal untuk menerima dulu keadaan di awal,” ujarnya.

ilustrasi
https://covid19.go.id/p/berita/infografis-covid-19-22-mei-2020

Dia meminta masyarakat untuk menjalani larangan mudik dengan ikhlas agar tak memengaruhi kesehatan jiwa.

"Asalkan kita ikhlas, kita menjalaninya dengan baik, enggak akan ada pengaruhnya.,” kata dia.

“Tapi kalau kita merasa bahwa kita ini melakukannya tidak ikhlas, kita tidak pengin, kita menahan ya, malah jadinya kita jadi akan kurang baik, tidak sehat untuk kitanya,” imbuhnya.

Supaya bisa ikhlas, Andri mengatakan, ikhlas juga harus diterapkan saat kita akan memberi kepada orang lain.

Dengan kita tidak pulang kampung di masa Lebaran tahun ini, Andri berharap masyarakat bisa merasakan ikhlas seperti saat memberi sesuatu untuk orang lain.

Dan jangan lupa juga subscribe, like dan share channel Instagram Sriwijayapost di bawah ini:

"Saat ini sedang tidak bisa pulang kampung, kita berharap kita, dalam kondisi ini, memberikan hal yang sangat penting bagi kita."

"Misalnya, tidak ketemu orangtua, saudara, ikhlas saya tidak mendapatkan itu, demi kesehatan dan segera melewati pandemi ini,” ujar dia.

“Dengan begitu kita akan berasa lebih baik. Ini tidak hanya untuk orang lain, tapi untuk diri kita,” lanjut dia.

Penulis: Dian Reinis Kumampung

Berita Ini Sudah Diterbitkan di Situs https://lifestyle.kompas.com/ dengan Judul:
Tidak Mudik, Akankah Pengaruhi Kesehatan Jiwa?

Jangan lupa Like fanspage Facebook Sriwijaya Post di bawah ini:

Facebook Sripoku
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved