Robert Rene Alberts Wanti-Wanti Para Pemain Persib Bandung Sikapi Hisangan Saat Lebaran

Pelatih Persib Bandung, Robert Rene Alberts, mewanti-wanti pemain dalam menyikapi budaya Lebaran.

Editor: adi kurniawan
BolaSport.com
Robert Rene Alberts 

SRIPOKU.COM -- Pelatih Persib Bandung, Robert Rene Alberts, mewanti-wanti pemain dalam menyikapi budaya Lebaran.

Apalagi tim pelatih Persib Bandung juga sudah memberikan batasan-batasan makanan yang baik dikonsumsi saat Lebaran.

Jika disiplin melaksanakan itu, Robert percaya tak akan ada pemainnya yang mengalami kelebihan berat badan.

"Kami bisa memantau dari jauh berat badan pemain. Tentunya di saat seperti ini sulit, kami kan melakukan pengukuran kembali berat badan mereka, nanti," kata Robert dikutip laman resmi Persib.

"Selama ini pemain sudah tahu menu makanan yang perlu dikonsumsi. Jika itu semua dijalani sesuai harapan, semuanya tetap terkendali," jelas Robert

Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah atau Lebaran seakan menjadi bumerang bagi kalangan atlet profesional seperti pemain sepak bola. 

Kebiasaan di Hari Raya Idul Fitri Yang Rutin Dilakukan Bek Barito Putera, Jalankan Sunah Nabi

8 Kasus Covid-19 Jelang H-1 Lebaran, Jalinsum Lahat-Pagaralam di Kecamatan Tebat Lenggang

Tak Pernah Terima Hadiah Uang di Kejuaraan Dunia Legenda Bulu Tangkis Ini Minta BWF Lakukan Hal Beda

Dalam budaya Lebaran di Tanah Air, beragam sajian makanan berupa gorengan, kuah santan, hingga sambal disajikan.

Hal ini tentu menggoda nafsu seorang pesepak bola profesional, khususnya menjaga pola makan.

Bagi seorang atlet, pola makan dengan menjauhi kuah santan, gorengan, dan sambal adalah sebuah konsekuensi.

Namun, pemain Indonesia sejatinya sah-sah saja mengonsumsi gorengan maupun sambal, dengan catatan kualitas bahan dan pengolahan yang tepat.

"Sebenarnya kita bisa membuat parameter sendiri untuk negara kita, dan dalam kaitan pedas ya memang berharap untuk cari aman," kata dokter timnas Indonesia U-19, dr Dicky Mohammad Shofwan.

"Nggak usah makan pedas kalau nggak tahu kualitas (sambal)," jelas Dicky dalam wawancara bersama Liga Kompas Kacang Garuda di Instagram.

Sementara soal gorengan, permasalahan intinya adalah ada dalam minyak itu sendiri.

"Asal muasal minyak kurang bagus. Negara kita pakai minyak dari kelapa sawit, lebih jenuh dengan minyak-minyak lainnya," ungkap dia.

"Berbeda dengan di Eropa yang menggunakan minyak matahari atau olive oil."

"Dan penggunaannya berbeda dengan kita. Di negara kita banyak minyak yang tidak baik digunakan tapi dipakai kembali. Seperti yang di pinggir jalan," jelasnya.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved