Berita Sriwijaya FC

Kisah Sedih Bek Sriwijaya FC Deny Arwin, Demi Masuk SSB Almarhum Umi Sampai Pinjam Duit ke Tetangga

"Kalau cerita soal saya bukan sedih lagi. Orangtua kuli bangunan. Buat SD ke SMP gak mampu. Susah bayaran," ujar Denny Arwin

Penulis: Abdul Hafiz | Editor: Sudarwan
Dok Pribadi
Bek Sriwijaya FC Denny Arwin latihan golf. 

Laporan wartawan Sripoku.com, Abdul Hafiz

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Bek Sriwijaya FC Denny Arwin ternyata tak hanya latihan ringan untuk mencari keringat, ia juga sesekali main golf.

"Saya latihan aja jaga kondisi supaya tetap stabil. Cuma volume latihannya dikurangi, intensitasnya gak terlalu tinggi, yang penting bisa berkeringat, bisa jaga kondisi aja.

Cuma itu aja. Selain main bola, juga main golf sekali-sekali," ungkap pemain nomor punggung 22.

Pesepakbola kelahiran Bogor, 2 Mei 1993 mengaku melakukan latihan sendirian di rumah orangtuanya, Sawangan, Depok.

"Saya latihan hanya di depan rumah aja karena lapangannya sudah digusur.

Jadi ada lahan sedikit di rumah di depan rumah saya manfaatkan latihan," kata Denny Arwin.

Bek Sriwijaya FC Denny Arwin latihan mandiri di depan rumahnya.
Bek Sriwijaya FC Denny Arwin latihan mandiri di depan rumahnya. (Dok Pribadi)

Denny Arwin merupakan anak ketiga dari 4 bersaudara putra asli Betawi pasangan Asmui Zainal dan almarhumah Nuraini ini.

Denny yang pada musim tahun lalu memperkuat Cilegon United dan mengidolakan mantan pemain Timnas Mahyadi Panggabean dan Patrice Evra mengaku dirinya yang humoris ini tidak pandang untuk mencari calon istri dari suku apapun.

"Gak mesti suku dak mesti dari Pulau Jawa. Mana yang dikasih jodoh oleh Allah.

Kalau saya orangnya humoris. Orang Betawi emang kebanyak lucu-lucu.

Boleh dibilang pemain lenongnya ngelawaknya di Sriwijaya FC.

Kita becandai pas dia orang lagi serius.Kita ngikuti iramanya," kata Denny yang masa kecilnya sempat menjadi tukang pungut bola golf (cady).

Denny yang sudah terbiasa makan pempek ternyata menyimpan kisah haru dan sedih mengawali di dunia sepakbola.

Mulai dari betapa kuatnya dorongan sang almarhum ibunda menginginkannya menjadi pesepakbola dalam kondisi ekonomi kekurangan hingga kini dengan prestasinya bisa mengangkat derajat keluarga.

"Kalau cerita soal saya bukan sedih lagi. Orangtua kuli bangunan. Buat SD ke SMP gak mampu. Susah bayaran.

Saking pengennya almarhum Umi saya agar bisa masuk SSB, beliau sampai pinjam uang ke tetangga.

Beliau meninggal sejak saya SMP.

Tak lama setelah saya masuk sekolah SSB Tahun 2006," beber Denny Arwin.

Bahkan sembari membuktikan bakat prestasinya di dunia sepakbola, pria lajang kelahiran Bogor, 2 Mei 1993 sempat menjadi tukang pungut bola golf.

Itulah kenapa Denny yang mengidolakan Patrice Evra pemain MU, ingin sekali jadi pemain sepakbola. Karena ingin mengangkat derajat orangtua.

Pasalnya ayahnya yang sehari-hari sebagai kuli kehidupan ekonominya jauh terbilang mencukupi.

"Dari gak punya kendaraan jadi bisa ada. Waktu ikut SSB Villa 2000.

Ahmad Ikhwan sempat tinggal di rumah saya. Saya jadi tukang pungut bola golf.

Dari harga Rp 2000, Rp 3000 terkumpul sampai 10 buah lumpayan buat bayaran sekolah SMP.

Serba susah waktu itu. Alhamdulillah setelah saya main bola, banyak hutang lunas semua," kata Denny.

Eks pemain belakang Cilegon United menapakkan kakinya di sepak bola mulai masuk SSB 2006.

Piala Nike ke Malaysia final lawan Thailand hadiahnya mendapat kesempatan main di MU di Eropa lawannya Didier Drogba waktu main di Juventus.

"Dulu posisi saya sayap kiri. Pas juara Suratin se Indonesia jadi bek kiri.

Tim Villa 2000 mewakili Indonesia. Saya main bola sejak kecil karena abang dan om pesepakbola juga.

Dan kalau mau diceritakan banyak prestasi selama ikut SSB," terangnya.

Awal karir di sepakbola profesional main di Persikat Depok 2010 U-17.

Lalu main di Villa 2000 Divisi utama 2011-2012 yang pelatihnya Riki Nelsen (sekarang jadi pelatih Sulut United).

Setelah itu memperkuat Persepam Madura Utama (pelatih widodo) 2015 pas Liga dibekukan.

Piala Torabika waktu bela Madiun FC 2016. Cilegon United 2017.

2018 membela Persita semifinal kalah lawan Semen Padang.

Lalu 2019 kembali ke Cilegon United. Barulah 2020 bergabung dengan Sriwijaya FC.

"Target tentunya ingin menjadikan Sriwijaya FC juara Liga 2 dan promosi naik Liga 1," pungkasnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved