Masa Pandemi Covid-19, Inilah Investasi yang Berpeluang dapat Keuntungan
Kondisi krisis finansial yang terjadi saat ini disebabkan oleh pandemi Covid-19 dinilai telah melewati puncaknya.
SRIPOKU.COM, JAKARTA – Kondisi krisis finansial yang terjadi saat ini disebabkan oleh pandemi Covid-19 dinilai telah melewati puncaknya. Hal ini mengingat beberapa indikator memperlihatkan pasar finansial Indonesia yang mulai kembali rebound.
Di pasar spot, rupiah kembali menguat pada level 15.157 pada akhir April lalu, setelah sempat di titik terendah di 16.741 pada awal April.
Sementara, obligasi Indonesia diprediksi menguat seiring dengan turunnya yield (imbal hasil) SUN selama pekan lalu.
Jangan lupa juga subscribe, like dan share channel Youtube Sriwijayapost di bawah ini:
Melihat kondisi pasar finansial yang mulai membaik, meskipun fluktuasi masih belum cukup stabil, Direktur Riset dan Kepala Investasi Alternatif PT Bahana TCW Investment Management Soni Wibowo mengatakan, investor dapat mengambil kesempatan untuk berinvestasi di surat utang berharga (SBN) maupun reksa dana pendapatan tetap (fixed income).
Hal ini dilandasi dari tingkat imbal hasil (yield) obligasi negara tenor 10 tahun yang mencapai 8 persen. Angka ini terbilang angka yang menarik bagi para investor, dibandingkan dengan yield obligasi sejumlah negara lainnya yang rata-rata di bawah yield obligasi Indonesia.
Di samping itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih positif, meskipun diprediksi turun pada level 2,3 sampai dengan 2,4 persen.
“Ini momen baik untuk investasi di obligasi, karena yield-nya sangat menarik. Untuk jangka pendek dan menghindari volatilitas yang belum stabil, sebaiknya memilih reksa dana pendapatan tetap (fixed income) yang bisa dicairkan kapan saja,” ungkap Soni Wibowo dalam keterangan pers, Selasa (5/5/2020).
Sementara, bagi investor yang ingin memilih reksa dana saham, Soni menyarankan agar para investor mengalokasikan dana investasinya secara bertahap untuk tujuan jangka panjang, karena volatilitas pasar saham yang masih tinggi.
Sebagai acuan investasi, Soni mengimbau agar investor membagi porsi investasinya sebesar 50 persen di obligasi atau reksa dana pendapatan tetap, 25 persen pada reksa dana saham, dan 25 persen di reksa dana pasar uang yang juga berguna sebagai cadangan kas.
Menurut dia, fluktuasi pasar akan kembali stabil bila ada sentimen positif yakni melandainya kurva tingkat penyebaran virus Covid-19 dan vaksin baru ditemukan.
Sebagiai informasi, salah satu produk reksa dana pendapatan tetap yang masih memberi return yang positif adalah Bahana Asian Bond Fund IBI yang menorehkan return sebesar 1,43 persen selama satu bulan atau 7,6 persen selama satu tahun.
Kinerja Asian Bond Fund IBI (ABF) selalu membeli obligasi di saat market turun, sehingga bisa mengimbangi harga obligasi. Jadi ketika market rebound, ABF umumnya selalu positif.
Dan jangan lupa juga subscribe, like dan share channel Instagram Sriwijayapost di bawah ini: