Tetap Bekerja Saat Harus Isolasi HIngga Meninggal, Pabrik Rokok Sampoerna di Surabaya Ditutup
Dua orang karyawan PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) tetap bekerja pada saat harus menjalani isolasi.
SRIPOKU.COM -- Dua orang karyawan PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) tetap bekerja pada saat harus menjalani isolasi.
Belakangan, diketahui bahwa dua pasien itu positif Covid-19. Keduanya kemudian dinyatakan meninggal dunia.
Akibatnya, kasus di pabrik Sampoerna tersebut berpotensi menjadi klaster baru di Surabaya.
Hingga saat ini, belum diketahui dari mana riwayat transmisi penularan dua karyawan pabrik rokok Sampoerna tersebut.
Harusnya menjalani karantina, tetapi bekerja
Walikota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, awalnya ada dua orang karyawan berstatus PDP.
Karena statusnya, mereka diminta untuk melakukan karantina.
Namun, kenyataannya dua pasien tersebut tetap bekerja.
"Sebetulnya dia (pasien) saat itu status sudah PDP. Tapi dia kerja, jadinya nulari (menularkan)," kata Risma, Kamis (30/4/2020).

Ratusan karyawan diisolasi
Menindaklanjuti hal tersebut, 163 orang karyawan telah dites swab.
Tim medis juga melakukan rapid test terhadap 323 karyawan pabrik. Hasilnya, 100 orang dinyatakan reaktif.
Mereka juga menjalani isolasi di sebuah hotel di Surabaya.
"Makanya mereka (karyawan Sampoerna) dimasukkan hotel (menjalani karantina) dan semua biaya ditanggung Sampoerna," ujar Risma.
Pabrik ditutup
Sebelumnya, Ketua Tim Rumpun Kuratif Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Jawa Timur Joni Wahyudi menjelaskan, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan pihak manajemen pabrik.
Koordinasi dilakukan menyusul adanya dua karyawan positif corona yang meninggal dunia.
"Saat ini tracing sedang berjalan. Kira-kira ada 500 orang di pabrik itu (yang berpotensi tertular). Manajemen sudah menutup sementara kompleks (pabrik) itu, karyawannya diliburkan," kata Joni, saat dikonfirmasi, Kamis (30/4/2020).