Virus Corona
Kisah Sedih Korban PHK Corona, Kakek Ini Mudik Kayuh Sepeda Berhari-hari Makan & Minum dari Rasa Iba
Seorang lelaki tua dan renta terlihat lelah ketika menyusuri jalan dengan mengayuh sepeda, dirinya terpaksa mudik karena dipecat dampak virus corona
Penulis: Tria Agustina | Editor: Sudarwan
SRIPOKU.COM - Pandemi virus corona hingga kini masih menjadi polemik di banyak negara di seluruh dunia.
Tak hanya masalah kesehatan, namun juga mempengaruhi perekonomian di berbagai belahan dunia.
Hal ini berdampak pada pendapatan dan mata pencaharian masyarakat yang terancam dirumahkan.
Kini kasus banyaknya pemecatan karyawan di berbagai perusahaan juga tak terelakkan.
Hal ini terjadi lantaran karena berbagai masalah yang sebenarnya seperti dua sisi mata koin.
Di satu sisi, masyarakat diimbau untuk menjaga jarak atau bahkan mengkarantina diri demi menghambat penyebaran virus tersebut.
Namun di satu sisi lainnya, hal tersebut membuat ekonomi melemah yang berdampak pada pemecatan banyaknya karyawan di berbagai perusahaan.
Dilansir dari borakdaily, Rabu (22/4), sebuah postingan asal Thailand viral lantaran seorang kakek yang pulang ke kampung menggunakan sepeda setelah dirinya dipecat.
• Kisah Pilu Driver Ojol yang Menjadi Viral Ketika Antar Orderan Pakai Sepeda Berikut Fakta Sebenarnya

• Kisah Pilu 6 Bocah Jadi Anak Yatim Piatu di Balikpapan, Bapak Meninggal Saat Ibu Masih Dimandikan
Dalam postingannya, kakek tersebut berada di Provinsi Rayong.
Sedangkan butuh waktu berhari-hari jika menggunakan sepeda jika ingin menuju ke kampung halamannya di Provinsi Ubon Ratchathani.
Dilihat dari seragamnya, kakek tersebut bekerja sebagai security atau penjaga keamanan.
Ia mempunyai masalah penglihatan dan tampak kelelahan sembari menuntun sepedanya.
Ia mengaku tidak mempunyai uang untuk mengobati matanya.
Bahkan, untuk keberlangsungan hidupnya saja ia dibantu oleh orang-orang sekitar yang merasa iba dengan memberi sebuah nasi.

• KISAH Perjuangan Seorang Penjual Kue Pancong yang Mendorong Gerobak di Jalan yang Sepi Sunyi, SEDIH!
Ia makan dan minuman mengandalkan diberikan dari mereka yang memiliki belas kasihan.
Lelaki tua itu hanya makan ketika dirinya diberi makanan oleh orang-orang di sekitarnya yang bersimpati pada nasibnya.
Ketika dia ditawari sejumlah kecil uang, lelaki tua itu tampak sedih karena dia tidak punya uang untuk melanjutkan perjalanan.
Dapat dilihat dengan jelas bahwa ia membawa tas pakaian besar dan hanya mendorong sepeda kemudian pergi.
Kini, postingan tersebut sudah dibagikan ribuan pengguna Facebook.
• Kisah Inspiratif Driver Gojek Penjaga Amanah Lindungi Pesanan GoFood dari Semprotan Disinfektan
Kisah Pilu Kakek Kayuh Sepeda Ontel dari Kota Orang, Sedih Tak Sanggup Bawa Pulang Jenazah Istrinya
Belum lama ini Kejadian pilu juga menimpa seorang pria paruh baya yang kini hidup sebatang kara.
Pasalnya ia baru saja kehilangan istrinya untuk selama-lamanya.
Tak hanya sedih karena ditinggal seorang diri, kakek tersebut harus mengikhlaskan jenazah istri tercinta untuk dimakamkan di kota orang karena ia tak sanggup membawa jenazah istrinya.
Ia bahkan berangkat dari kota tempat asalnya dengan menggunakan sepeda.
Kisah menyentuh ini dibagikan oleh salah satu akun melalui media sosial Twitter.
Kisah seorang kakek yang menempuh perjalanan dari Semarang ke Pati menggunakan sepeda setelah istrinya meninggal dunia menyita perhatian publik.
Cerita tersebut dibagikan pemilik akun Twitter @gilangswasongko pada Senin (24/3/2020) lalu.
• Kisah Driver Ojek Online di Palembang,Bertahan Hidup di Tengah Turunnya Jumlah Penumpang
"Tadi siang ketemu orang tua naik sepeda tiba2 dateng duduk di sebelahku, di daerah Purwodadi.
Keliatan dari mukanya tampak letih.
Awalnya dia tanya jam, kemudian aku tanyain," tulis Gilang, membuka ceritanya di Twitter, Senin.
Saat dikonfirmasi Tribunnews.com, Gilang membenarkan kisah yang ia ceritakan di Twitter merupakan pengalaman pribadinya.
Menurut Gilang, ia bertemu dengan kakek tersebut di daerah Purwodadi, Jawa Tengah, pada Senin (24/3/2020).
"Iya, Senin kemarin kejadiannya, pas saya ada kerjaan di Purwodadi," kata Gilang pada Tribunnews.com, Jumat sore.
"Saya baru istirahat di depan mini market terus ada kakek itu yang juga istirahat," sambungnya.
Dalam unggahannya, Gilang menceritakan, ia sempat mengobrol dengan kakek tersebut.
Kakek itu pun bercerita bahwa dirinya akan pulang ke Pati menggunakan sepeda.
Lantas saja Gilang seketika terkejut mendengarnya.
Terlebih, saat si kakek menceritakan bahwa dirinya berangkat dari Semarang.
Sebelumnya pun kakek tersebut dengan setia menemani sang istri yang menderita liver.
"Saya kaget pas dia bilang dari Semarang naik sepeda, nungguin istrinya sakit," ungkap Gilang.
• Kisah Haru Calon Prajurit TNI AL Ini Menangis saat Dinyatakan Lolos, Ternyata Ini Penyebabnya!
Menurut Gilang, sang kakek kemudian mengungkapkan bahwa istrinya yang dirawat di rumah sakit baru saja meninggal dunia pada Senin dini hari.
Istrinya lalu dimakamkan di Semarang oleh pihak rumah sakit.
Gilang lantas menanyakan mengapa istri kakek tersebut tidak dimakamkan di daerah tempat tinggalnya.
"Saya saja ke Semarang naik sepeda, Mas, karena gak punya biaya, apalagi bawa pulang jenazah istriku, biayanya lebih mahal," kata Gilang, menirukan kalimat sang kakek.
Gilang menceritakan, sebelumnya, kakek tersebut memang hanya tinggal berdua dengan istrinya karena mereka tidak memiliki anak.
Bahkan, menurut cerita si kakek, ia pun tidak memiliki sanak saudara di sekitarnya.
"Tambah sedih pas dia bilang gak punya anak sama saudara.
Saya gak nyangka ada orang yang dikasih ujian berat banget," tutur Gilang.
• Kisah Pemuda Merawat dan Menggendong Ibunya yang Lumpuh, Jadi Anak Yatim Sejak Dirinya Kelas 2 SD
Merasa prihatin melihat keadaan kakek tersebut, Gilang kemudian memberikan sebagian rejekinya untuk si kakek.
Kakek itu pun sangat berterima kasih pada Gilang.
"Pas (kakek) pamit, tanpa pikir panjang, aku kasih semua yang ada di dompet.
Aku cuma bisa bantu itu soalnya," kata Gilang.
"Mungkin semua orang yang ada di posisi saya melakukan apa yang saya lakukan ke Mbah itu," tambahnya.
Melalui Twitternya, Gilang juga menyampaikan rasa ibanya saat melihat sosok kakek tersebut.
"Saya iba dengan beliau, meski banyak musibah, dia tak sampai terang-terangan meminta uang kepada orang, apalagi sampai mengemis, tapi malah membagi doanya buat orang lain," ungkap Gilang di Twitter.
"Mungkin nanti ada yg berpikiran 'ah mungkin dia modus', 'ah dia pura-pura kasihan', 'ah riya', pemberian disebarin. Tidak ada sedekah yang tidak terbalaskan dan tidak ada pemberian yang tidak tergantikan," tambahnya.
• Kisah Anak Pemulung yang Tepat Waktu untuk Sholat Berjamaah, Rapi dan Wangi sebelum Masuk ke Masjid!
Gilang pun memberi pesan melalui pengalaman pribadi yang dibagikannya tersebut agar setiap orang dapat lebih bersyukur
Terlebih, bagi mereka yang masih memiliki sanak saudara di sekelilingnya.
"Bersyukurlah kita yang masih punya sanak saudara, mereka adalah orang yang pertama kita mintain tolong, orang yang datang di saat kita kena musibah," kata Gilang.
"Mungkin ada sebagian orang yang tidak akur sesama saudaranya, tapi yakinlah saudara tidak akan tega bila saudaranya dapat musibah," lanjutnya.
Kisah yang Gilang bagikan ini kemudian viral di media sosial.
Hingga Jumat malam, unggahannya telah dibagikan lebih dari 16 ribu kali dan disukai lebih dari 28 ribu orang.
Kisah pilu ini juga menyita perhatian banyak orang dan tak sedikit yang ikut merasakan kepedihan yang dialami si kakek.
@zhrarvie
66km ngontel, dalam keadaan patah hati dan kesal sama diri sendiri (emoji)
@humarara21
Ya ampun mbaaah, ini aku yang kemaren balik bawa motor aja lewat pantura capeknya setengah mati. Apalagi ini lewat purwodadi, sambil patah hati pulak (emoji)
@onetaraaa
belum lagi jatipohon kan jalannya nanjak tinggi ya mbak,otomatis pasti dituntun sepedanya.
wah udah gak kebayang betapa capeknya fisik si mbah ditambah lagi rasa patah hati (emoji)
Yuk follow Instagram Sriwijaya Post
Jangan lupa juga subscribe YouTube Channel SripokuTV