Berita Sriwijaya FC
Masuk Lineup Tapi Belum Tampil Laga Perdana, Sandrian Ungkap Alasan Coach Budi Jo
namun striker anyar Sriwijaya FC Sandrian menyadari alasan dirinya belum diturunkan pada laga perdana kompetisi Liga 2 Indonesia
Penulis: Abdul Hafiz | Editor: adi kurniawan
Laporan wartawan Sripoku.com, Abdul Hafiz
SRIPOKU.COM, PALEMBANG --- Meski namanya masuk dalam line up pemain cadangan, namun striker anyar Sriwijaya FC Sandrian menyadari alasan dirinya belum diturunkan pada laga perdana kompetisi Liga 2 Indonesia saat menundukkan PSIM di Stadion GSJ, Minggu (15/3/2020) lalu.
"Iya laga perdana kan saya belum diturunkan main oleh coach Budi Jo. Gara gara apa ya? Ya strategi mungkin," ungkap striker yang menenakan kostum nomor punggung 10 kepada Sripoku.com.
Meski dirinya telah lama menantikan bisa tampil untuk membuktikan kontribusi dan ambisinya untuk mewujudkan tekadnya menjadikan tim berjuluk Laskar Wong Kito meraih juara dan promosi naik Liga 1 Indonesia, namun ia tetap mendukung siapapun pemain yang diterunkan di lapangan.
"Untuk ke depannya banyak-banyak latihan finishing, jaga performa fisik dan stamina. Ya begitulah berbuat yang terbaiklah buat Sriwijaya FC biar bisa naik kasta lagi. Kompak aja lagi semuanya, harus lebih giat latihan sendiri, latihan finishing perlu buat striker, sentuhan bola, dijagalah kestabilannya di sini. Biar kita kumpul setelah lebaran gak kaget lagi," kata mantan punggawa Persik Kediri.
Sandrian mengaku memaksimalkan waktunya bersama keluarganya tercinta di Taipa, Palu Utara, Sulawesi Tengah selama kompetisi diliburkan.
Striker yang sempat berpetualang menjadi striker Tarkam (Tarikan Kampung) mengaku terkadang merasa jenuh selama pemberlakuan social distancing guna menekan penyebaran wabah Covid-19 Virus Corona ini.
"Harapan buat covid ini bang, semoga cepat berakhir, biar bisa kumpul barang teman-teman dan pelatih, kangen latihan bareng sama teman-teman juga, dan semuanya yang ada di team SFC lha pokoknya," kata Sandrian sempat diterima menjadi anggota Satpol PP.
Guna melepas kepenatannya dan mengobati kerinduannya bermain sepakbola, Sandrian rupanya bisa menyalurkannya dengan bermain bola dengan teman di kampungnya.
"Inilah kumpul barang keluarga, teman, kegiatannya seperti di kampungku kalau sore banyak anak-anak latihan bola bang, yah ikut gabung latihan juga game-game gitu bang," ujarnya.
Seperti diketahui pesepakbola kelahiran Palu (Sulteng) 5 November 1993 ini menjalani operasi usus buntunya jelang Sriwijaya FC mulai digelarnya laga ujicoba Februari 2020 lalu.
Eks pemain Persik Kediri ini baru diberikan kesempatan tampil pada laga ujicoba ketiga babak kedua saat menjamu Tim Pertamina RU III pada laga persahabatan di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Rabu (12/2/2020).
Sekadar informasi, Sandrian yang mulai bermain dengan si kulit bundar dari masa kecil kelas 6 SD sekitar tahun 2005 mengikuti jejak sang ayahnya, Tuslin Lasenpe yang mantan pemain Persisam Samarinda divisi II kala itu.
• Dulu Dipuja Fans saat Main Sinetron dengan Aliando, Setelah Tamat Begini Nasib Aktor Ini Sekarang
• BREAKING NEWS: Rapid Test 13 Tenaga Medis Positif Covid-19, Pemkot Lubuklinggau Wacanakan PSBB
• Firasat Ashraf Sinclair Sebelum Meninggal Bocor, Ditertawai Iparnya Suami BCL Singgung Soal Corona
Pada saat duduk di bangku SMP di tahun 2008, sulung dari empat bersaudara yang dilahirkan oleh ibundanya Norma Hukuma Lamaka ini ikut Liga Pelajar Indonesia (LPI).
Selepas tamat SMA tahun 2011, ia pun sering ikut dalam pertandingan sepakbola di kampungnya Taipa (Palu Utara) dan kerap masuk babak semifinal (4 besar). 2011 vakum, Sandrian ikut tes Pol PP di Kota Palu.
Tahun 2013 ia saat itu yang masih honorer, memutuskan untuk keluar dan merantau ke Bontang, Kalimantan.
Di sana ada pamannya punya klub PHU (Palu Harapan Utama). Ia ikut pertandingan memperkuat klub perusahaannya itu. Di situlah ketemu lawan tim yang dilatih coach Budi Jo.
"Saya top skor turnamen 2013 mungkin lihat saya bagus main di kampung-kampung, coach Budi Jo di tahun 2014 menawarkan main di Perssu Sumenep pada Liga Nusantara. Pada waktu itu saya belum ngerti kalau main itu digaji, Alhamdulillah kami berhasil membawa Perssu lolos naik Divisi Utama. 2015 kita semua tidak dipertahankan lagi oleh Perssu, jadi pisah semua," beber Sandrian.
Di mata Sandrian, Coach Budi Jo tak hanya sebatas pelatihnya, namun sudah dianggap sebagai orangtua kedua.
"Dia banyak berjasa dalam karir saya dialah yang ngajak saya dari amatiran. Makanya saya sekarang ikut tim Sriwijaya FC Selain memang kita tahu Sriwijaya FC dikenal tim besar siapa yang gak mau," ujarnya.
Sandrian pun hijrah coba bergabung dengan PTSM tim divisi utama Magelang. Namun sayang waktu itu kompetisi dibekukan oleh FIFA tim bubar dan pemain dipulangkan.
Tahun 2015, ia pun kembali ke Bontang bergabung dengan Bontang FC. Di situ ia sempat diajak tim PON Kaltim, tour sampai ke Sulawesi. Pas balik ke Kalimantan Sandrin tidak ikut, ia pun fokus jadi striker Tarkam. Di tahun 2016 Sandrian lolos seleksi pemain tim ISCB Celebest FC dan dikontrak.
Namun ia dicoret lantaran tidak bisa mengikuti latihan lantaran cedera dan ketahuan akibat ikut Tarkam.
Ia sempat kembali ke Bontang FC, Persipal Palu. 2017 diajak ISCB Celebest FC Palu main di Liga 2 dan degradasi. Selama tahun 2018 menerima tawaran main Tarkam di Kalimantan.
"2019 coach Budi Jo lagi pegang Persik Kediri, kaget dia nelpon diajak gabung. "Saya sempat cetak gol bareng Risna Prahalabenta di Final melawan Persita," kata Sandrian yang mengidolakan Neymar ini. (Abdul Hafiz)