Breaking News

Virus Corona

Akankah Pembatasan Sosial Berlangsung hingga Tahun 2022?

Hal itu diramalkan bakal terjadi jika masih tidak ada vaksin atau pun perawatan yang efektif terhadap mereka yang terjangkit virus corona.

Editor: Bejoroy
SRIPOKU.COM/Anton
Ilustrasi. Berdasarkan hasil penelitian di Harvard T.H. Chan's School of Public Health, langkah pembatasan sosial (social distancing) akan diperlukan hingga tahun 2022. 

SRIPOKU.COM - Pandemi Covid-19 telah mengubah banyak aspek dalam kehidupan manusia.

Di antara perubahan itu --tentu saja, adalah bagaimana orang bekerja, bersosialisasi, hingga melakukan aktivitas lain, seperti berolahraga.

Dengan semua perubahan tersebut, kita pun membayangkan, kapan tepatnya pandemi ini akan berakhir, dan kita dapat kembali menjalankan aktivitas sebagai manusia normal.

 Yang Datang Berobat ke Klinik Sepi Tanda Social Distancing di Palembang Berjalan Baik?

Inilah 15 Pasangan Zodiak yang Hubungannya akan Langgeng: Pisces dan Taurus, Leo Bersama Sagitarius

Berdasarkan hasil penelitian di Harvard T.H. Chan's School of Public Health, langkah pembatasan sosial (social distancing) akan diperlukan hingga tahun 2022.

Hal itu diramalkan bakal terjadi jika masih  tidak ada vaksin atau pun perawatan yang efektif terhadap mereka yang terjangkit virus corona.

Jangan lupa subscribe, like dan share channel Youtube Sripokutv di bawah ini:

Pada sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Science, Selasa (14/4/2020), tim ahli epidemiologi di Harvard juga menilai apa yang diketahui tentang Covid-19 -dan virus corona lain, untuk memprediksi kemungkinan skenario krisis kesehatan global saat ini.

Studi itu mencatat, langkah pembatasan sosial seperti menutup sekolah, larangan berkumpul di area umum, dan tetap berada di rumah, bisa diperlukan hingga beberapa tahun mendatang.

"Tidak ada intervensi lain, metrik kunci untuk keberhasilan pembatasan sosial adalah apakah kapasitas perawatan kritis telah dilampaui," demikian diungkapkan peneliti dalam laporan tersebut.

"Untuk menghindari ini, pembatasan sosial yang lama mungkin diperlukan hingga tahun 2022."

Para peneliti mengatakan sangat penting untuk menemukan apakah virus corona bisa hilang setelah gelombang pandemi awal ini, seperti wabah SARS di tahun 2003.

Jika bukan ini masalahnya, tim Harvard mengatakan kemungkinan Covid-19 akan muncul kembali setiap musim dingin, seperti virus corona lain yang lebih umum.

"Bahkan jika terjadi eliminasi yang jelas, pengawasan SARS-CoV-2 harus dipertahankan karena kebangkitan penularan bisa memungkinkan hingga tahun 2024," tulis mereka dalam laporan yang sama.

Konsekuensi negatif
Pandemi virus corona memaksa negara-negara di seluruh dunia secara efektif melakukan lockdown, dan banyak Pemerintah membatasi kehidupan miliaran orang.

Tindakan lockdown telah dilaksanakan di 187 negara, atau wilayah dalam upaya memperlambat penyebaran wabah global.

Beberapa negara di Eropa telah bergerak secara perlahan dan berhati-hati untuk keluar dari masa lockdown, setelah menjalani beberapa minggu pembatasan sosial dan ekonomi yang ketat.

Amerika Serikat, pusat pandemi global wabah virus corona, telah memberi isyarat 1 Mei sebagai tanggal potensial untuk mengendurkan pembatasan sosial.

Para peneliti di Harvard mengatakan, mereka sadar jarak sosial yang berkepanjangan, bahkan jika berselang, kemungkinan memiliki konsekuensi ekonomi, sosial, dan pendidikan yang sangat negatif.

Peneliti menekankan, tujuan mereka bukan mendukung kebijakan pemerintah, namun memacu ide-ide inovatif, dan memperluas daftar pilihan untuk mengendalikan pandemi dalam jangka panjang.

Studi juga menyebut, penting untuk memahami apakah orang dapat menjadi kebal terhadap virus corona setelah mereka terinfeksi, dan hal ini belum diketahui.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, bukti dari sejumlah negara di dunia memberi mereka gambaran lebih jelas tentang virus corona, bagaimana perilakunya, cara menghentikannya serta cara mengobatinya.

Dan jangan lupa juga subscribe, like dan share channel Instagram Sriwijayapost di bawah ini:

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus memberikan komentar pada konferensi pers awal pekan ini.

"Keterkaitan global kita berarti risiko pengenalan kembali virus dan kebangkitan penyakit akan terus berlanjut."

"Pada akhirnya, pengembangan, dan pengiriman vaksin yang aman dan efektif akan diperlukan untuk sepenuhnya menghentikan penularan," kata Tedros.

Sampai hari Rabu (15/4/2020), hampir dua juta orang di seluruh dunia telah terinfeksi Covid-19, dan sebanyak 127.590 di antaranya meninggal dunia, menurut data dari Johns Hopkins University. (CNBC)

Penulis: Gading Perkasa

Berita Ini Sudah Diterbitkan di Situs https://lifestyle.kompas.com/ dengan Judul:
Akankah "Social Distancing" Berlangsung hingga Tahun 2022?

Jangan lupa Like fanspage Facebook Sriwijaya Post di bawah ini:

Facebook Sripoku
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved