Virus Corona di Sumsel
Dari Pakaian Beralih ke Masker Kain, Pengusaha Konveksi di Muba Kebanjiran Order di Tengah Corona
kali ini pemilik konveksi tidak sedang mengerjakan pesanan pakaian, melainkan memproduksi masker berbahan kain.
Penulis: Fajeri Ramadhoni | Editor: Refly Permana
Laporan wartawan Sripoku.com, Fajeri Ramadhoni
SRIPOKU.COM, SEKAYU - Di tengah pandemi Virus Corona atau Corona Virus Desease 2019 (Covid-19) saat ini, aktivitas konveksi pakaian di wilayah Kabupaten Musi Banyuasin masih terus berjalan.
Namun berbeda sepertinya biasanya, kali ini pemilik konveksi tidak sedang mengerjakan pesanan pakaian, melainkan memproduksi masker berbahan kain.
Turunnya pemesanan pembuatan pakaian nyaris membuat pengusaha konvensi merugi.
Namun sejak Pemkab Muba memberdayakan para penjahit di Muba untuk memproduksi masker berbahan kain, pengusaha konveksi masih dapat bernapas lega.
• Satu Lagi Pasien Positif Corona Asal OKI, Pulang Jalan-jalan dari India
Seperti yang dialami salah satu penjahit di Sekayu ini, Eka Saputra.
Adapun berkah dari pandemi ini adalah naiknya pemesanan masker berbahan dasar kain.
"Targetnya membuat 10 ribu masker yang dibagi ke beberapa penjahit, maka itu ada empat penjahit di tempat saya," ujarnya.
Maka itu ia mengaku sehari sanggup memproduksi 500 masker kain yang sesuai dengan standar ditentukan.
Menurutnya, selain tetap mempertahankan usahanya di tengah pandemi, pembuatan masker kain juga ternyata dapat membantu masyarakat sekitar yang kesulitan mendapat masker di pasaran.
"Tingginya kebutuhan masyarakat akan masker saat ini membuat pesanan masker kain pun membludak. Biasanya sebelum ada pandemi Covid-19 ini pemesanan masker minim," ungkapnya.
Menurutnya, apa yang dilakukan Pemkab Muba dengan memberdayakan para pengusaha konveksi lokal untuk memproduksi masker kain ini disambut baik oleh para penjahit.
• Satu Lagi Pasien Positif Corona Asal OKI, Pulang Jalan-jalan dari India
Bahkan mereka bersyukur dan berharap bisa mendapatkan orderan pembuatan masker lebih banyak lagi. Sehingga pendapatan mereka bisa meningkat.
"Alhamdulillah kami mendapatkan orderan pembuatan masker ini. Sehingga mendapatkan tambahan penghasilan dan usaha kami benar-benar tidak mati," ungkapnya.
Tak hanya itu, dampak lain dari pengerjaan masker pesanan dari Pemkab Muba ini adalah ia mampu memberdayakan pegawainya untuk bekerja.
Secara tidak langsung memberikan pekerjaan bagi mereka yang selama ini tidak bekerja namun memiliki kemampuan menjahit.
"Kami jamin meski tidak seperti masker kesehatan pada umumnya, namun masker berbahan kain ini dapat sedikit membantu masyarakat jika terpaksa harus keluar rumah.
Bahan bakunya juga bukan sembarangan yang menggunakan kain tipis. Jadi benar-benar aman," terangnya.
Sementara itu, Plt Kadisdagperin, Azizah SSos MT mengatakan Pemkab Muba sendiri sudah mengimbau masyarakat terutama bagi yang sehat digerakkan memakai masker kain yang bisa dicuci sehingga bisa dipakai berkali-kali.
Sekaligus memberdayakan UMKM khususnya para penjahit di Sekayu untuk memproduksi masker kain ini, agar membantu sumber pendapatannya.
"Langkah ini sekalian membantu sosial ekonomi para penjahit. Kita rinci, pembuat masker kain mendapat Rp3.500 per masker untuk ongkos kerja.
Ke depan bila memungkinkan ongkosnya kita naikkan menjadi Rp5.000 untuk 1 masker. Ini bisa dipakai berkali-kali," ujarnya.
• Puncak Pandemi Corona Diperkirakan Mei-Juni
Ia berkeyakinan, gerakan Masker Muba dapat membantu memutus penyebaran Virus Corona.
Apalagi beberapa waktu lalu, muncul pendapat jika yang sehat tidak perlu memakai masker.
Namun seiring informasi yg lebih maju, sekarang orang yang terpapar virus pun terkadang tidak merasakan gejala sakit apapun.
"Tidak ada jaminan bahwa orang yang merasa sehat berarti tidak membawa virus. Maka sebaiknya siapapun yg merasa sehat tetap memakai masker kain saat keluar rumah, untuk mencegah percikan liurnya mengenai orang lain.
Tentu ini bisa sukses jika semua orang melakukan hal yang sama. inilah yang mendasari Gerakan Masker Muba. Hanya jika kita semua bersama-sama melakukannya maka usaha menyetop penyebaran virus ini bisa berhasil," tegasnya.
Saat ini sudah ada puluhan penjahit yang mendapat orderan 10 ribu masker tahap pertama.
"Tahap pertama 10 ribu buah akan dibagikan gratis untuk masyarakat Muba. Masker kain digunakan bagi masyarakat yang sehat, tujuannya untuk back-up kelangkaan masker medis," terangnya.