Berita Selebriti
Nekat Buat Tas Pakai Tulang Belakang Manusia, Desainer Arnold Putra Dihujat, Harganya Capai 78 Juta
viral aksi desainer asal Indonesia, Arnold Putra yang menciptakan sebuah tas yang terbuat dari tulang belakang manusia
Menurut dia, adalah hal yang mungkin untuk membeli tulang manusia dari perusahaan berlisensi.
Perusahaan tersebut biasanya menerima spesimen manusia yang disumbangkan untuk obat-obatan, dan kadang-kadang pula menjualnya sebagai "surplus".
Pada bagian inilah Arnold mendapatkannya.
Namun, dia menolak untuk menunjukkan kontrak jual beli tersebut, dengan dalih dia harus tunduk pada perjanjian non-pengungkapan.
Tas itu, kata dia, merupakan bagian dari koleksi yang belum selesai dan melibatkan bahan serupa yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam pembuatan pakaian.
Sementara, untuk material lidah buaya, dia mengatakan bahan itu adalah produk sampingan dari industri daging dan kulit buaya. Selain itu, buaya pun tidak masuk dalam kategori hewan yang terancam punah di AS.
"Butuh sedikit percobaan untuk membuat bahan dari lidah agar rata dan cukup kenyal," kata dia.
Menyusul keributan media sosial atas tas itu, Arnold Putra mengunggah konten lewat fitur Instagram Story yang menyebut -entah serius atau bercanda- koleksinya berasal dari sisa-sisa manusia yang telah diplastinasi.
• Jokowi Kembali Bagikan Kabar Baik, Umumkan Soal Tes PCR untuk Penangan Corona, Sudah Diperbanyak
• Tertangkap Simpan Narkoba, Oknum Bendahara KNPI Banyuasin Mengundurkan Diri, KNPI Apresiasi Polisi
Legalitas pembelian dan penjualan tulang manusia bervariasi di seluruh dunia.
Perdagangan itu legal di banyak negara bagian AS, menurut laman National Geographic.
Praktik ini juga legal di Kanada -pada tahun 2017 jaringan Global News TV memprofilkan SkullStore, toko yang menjual sisa-sisa tubuh manusia.
Situs web toko itu mengiklankan kepala anak yang menyusut, yang dijual dengan harga di bawah 100.000 dollar Kanada.
Pemilik toko, Ben Lovatt, mengatakan kepada Insider, pegangan tas berbentuk tulang belakang tersebut memang tampaknya merupakan spesimen medis atau bagian pengajaran yang sudah tak dipakai.
Dia menambahkan, ada sejarah panjang perdagangan tulang untuk pengajaran, juga untuk tujuan budaya, dan pribadi.