Ramadan 2020

Doa 'Allahumma Lakasumtu' Ternyata Bukan Bacaan Buka Puasa! Ini Doa yang Shahih Sesuai Hadits

(Allahumma laka shumtu wa bika aamantu wa ‘ala rezekika afthortu), Doa dengan redaksi ini diriwayatkan Abu Daud dalam Sunan-nya

Penulis: Rizka Pratiwi Utami | Editor: Welly Hadinata
SRIPOKU.COM/ANTON
Lafaz Niat Puasa Arafah dan 10 Keistimewaan Puasa Sunah Arafah, No 7 Dimudahkan Kematiannya 

SRIPOKU.COM - Dalam hitungan hari, umat Islam akan memasuki bulan Ramadan 2020.

Pemerintah hingga kini, belum menetapkan kapan awal mulainya puasa Ramadan 2020.

Namun, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah memutuskan 1 Ramadan 1441 H jatuh pada hari Jumat, 24 April 2020.

Bila benar awal puasa Ramadan 1441 H jatuh pada 24 April 2020, artinya kurang 11 hari lagi, umat Islam akan menyambut datangnya bulan suci ini.

Di bulan Ramadan, ada doa yang dipanjatkan yang bersumber dari hadits daif, yaitu doa berbuka puasa.

Pada umunya, umat Muslim mengetahui doa ini sebagai doa buka puasa:

اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ

(Allahumma laka shumtu wa bika aamantu wa ‘ala rezekika afthortu)

“Ya Allah, kepada-Mu aku berpuasa dan kepada-Mu aku berbuka.”

Doa dengan redaksi ini diriwayatkan Abu Daud dalam Sunan-nya no. 2358 secara mursal (tidak ada perawi sahabat di atas tabi’in), dari Mu’adz bin Zuhrah.

Sementara Mu’adz bin Zuhrah adalah seorang tabi’in, sehingga hadits ini mursal.

Dalam ilmu hadits, hadits mursal merupakan hadits dhaif karena sanad yang terputus.

Doa di atas dinilai daif oleh Al-Albani, sebagaimana keterangan beliau di Daif Sunan Abu Daud 510 dan Irwaul Gholil, 4:38.

Kedapatan Keluyuran saat Lockdown, Puluhan Turis Dihukum Nulis Sorry 500 Kali

Cegah Penularan Virus Corona, Kasir Sejumlah Mini Market di Palembang Kini Ada Pembatas dari Plastik

Hadis semacam ini juga dikeluarkan oleh Ath-Thobroni dari Anas bin Malik.

Namun sanadnya terdapat perowi daif yaitu Daud bin Az-Zibriqon, di adalah seorang perowi matruk.

Al-Hafidz ibnu Hajar mengatakan:

وَإِسْنَادُهُ ضَعِيفٌ فِيهِ دَاوُد بْنُ الزِّبْرِقَانِ ، وَهُوَ مَتْرُوكٌ

“Sanad hadis ini daif, karena di sana ada Daud bin Az-Zibriqon, dan dia perawi matruk.” (At-Talkhis Al-Habir, 3:54).

Ada juga yang ditambahi dengan lafadz:

بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ

"Dengan rahmat-Mu, wahai Dzat Yang paling welas asih"

Namun sekali lagi, tambahan ini juga tidak memiliki dasar dalam syariat. Karena itu, sebaiknya tidak dilantunkan sebagai doa berbuka.

Berikut Doa Berbuka Puasa yang Benar:

Doa berbuka yang benar:

ذَهَبَ الظَّمَـأُ، وابْــتَلَّتِ العُرُوقُ، وثَــبَتَ الأَجْرُ إِن شَاءَ اللهُ

(Dzahaba-zh Zama’u, Wabtalati-l ‘Uruuqu wa Tsabata-l Ajru, Insyaa Allah)

“Telah hilang dahaga, urat-urat telah basah, dan telah diraih pahala, Insya Allah.”

Hadits Selengkapnya:

Dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma, beliau mengatakan:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، إِذَا أَفْطَرَ قَالَ: «ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ… »

"Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, apabila beliau berbuka, beliau membaca: “Dzahaba-zh Zama’u, Wabtalati-l ‘Uruuqu…” (HR. Abu Daud 2357, Ad-Daruquthni dalam sunannya 2279, Al-Bazzar dalam Al-Musnad 5395, dan Al-Baihaqi dalam As-Shugra 1390. Hadis ini dinilai hasan oleh Al-Albani).

Dilihat dari arti doa di atas, dzahir menunjukkan bahwa doa ini dibaca setelah orang yang berpuasa itu berbuka. Syiakh Ibnu Utsaimin menegaskan:

لكن ورد دعاء عن النبي صلى الله عليه وسلم لو صح فإنه يكون بعد الإفطار وهو : ” ذهب الظمأ وابتلت العروق وثبت الأجر إن شاء الله ” فهذا لا يكون إلا بعد الفطر

“Hanya saja, terdapat doa dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, jika doa ini shahih, bahwa doa ini dibaca setelah berbuka.

Yaitu doa: Dzahaba-zh Zama’u, Wabtalati-l ‘Uruuqu…dst. doa ini tidak dibaca kecuali setelah selesai berbuka.” (Al-Liqa As-Syahri, no. 8, dinukil dari Islamqa.com)

Keterangan yang sama juga disampaikan dalam Fatawa Syabakah Islamiyah, no. 7428.

Anak Muhammad Ali Nilai Sang Ayah Mampu Tumbangkan Mike Tyson,Jika Bertanding di Era yang Sama

11 Ibadah untuk Gapai Puasa Ramadan yang Sempurna Dimata Allah SWT, Sukses Dapatkan Pahala Berlimpah

Berikut urutan doa berbuka puasa yang benar:

1. Membaca basmalah sebelum makan kurma atau minum (berbuka).

2. Mulai berbuka

3. Membaca doa berbuka: 

ذَهَبَ الظَّمَـأُ، وابْــتَلَّتِ العُرُوقُ، وثَــبَتَ الأَجْرُ إِن شَاءَ اللهُ

(Dzahaba-zh Zama’u, Wabtalati-l ‘Uruuqu wa Tsabata-l Ajru, Insyaa Allah)

“Telah hilang dahaga, urat-urat telah basah, dan telah diraih pahala, Insya Allah.”

Doa Apa yang Sebaiknya Dibaca Sebelum Berbuka Selain Basmalah?

Sudah jelas bahwa doa 'Allahumma Lakasumtu...' bukanlah doa yang digunakan untuk mengawali berbuka puasa.

Doa sebelum berbuka bisa hanya mengucap 'Basmalah' atau doa berikut ini:

Disebutkan dalam riwayat Ibnu Majah, bahwa ketika berbuka, sahabat Abdullah bin Amr bin Ash radhiallahu ‘anhu, membaca doa tertentu.

Dari Ibnu Abi Mulaikah (salah seorang tabiin), beliau menceritakan: Aku mendengar Abdullah bin Amr ketika berbuka membaca doa:

اللهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِرَحْمَتِكَ الَّتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ أَنْ تَغْفِرَ لِي

(Allahumma Inni As-Aluka bi Rahmatika Al-Latii Wasi’at Kulla Syai-in An Taghfira Lii)

“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu dengan rahmat-Mu yang meliputi segala sesuatu, agar Engkau mengampuniku.” (Sunan Ibnu Majah, 1/557 dan Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman, 3621)

Dianjurkan Banyak Berdoa Setelah Berbuka Puasa

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ثَلَاثٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ: الْإِمَامُ الْعَادِلُ، وَالصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ، وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ يَرْفَعُهَا اللَّهُ فَوْقَ السَّحَابِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Ada tiga orang yang doanya tidak ditolak: Pemimpin yang adil, orang yang berpuasa sampai dia berbuka, dan doa orang yang didzalimi, Allah angkat di atas awan pada hari kiamat.”  (HR. At-Tirmidzi 2526, Thabrani dalam Al-Ausath 7111. Syaikh Aqil bin Muhamad Al-Maqthiri mengatakan: Hadis ini statusnya hasan berdasarkan gabungan semua jalurnya. Hadis ini juga dinilai hasan oleh Al-Hafidz Ibnu Hajar dalam Talkhis Al-Habir, 2:96).

Hadits di atas menunjukkan anjuran bagi orang yang sedang puasa untuk memperbanyak berdoa sebelum dia berbuka.

Sebagian ulama menegaskan bahwa hadits ini tidak ada hubungannya dengan berdoa ketika berbuka.

Karena teks hadits ini bersifat umum, bahwa orang yang sedang berpuasa memiliki peluang dikabulkan doanya di setiap waktu dan setiap kesempatan, sebelum dia berbuka. (I’lamul Anam bi Ahkam As-Shiyam, Hal. 76).
Akan tetapi disebutkan dalam sunan Tirmidzi, redaksi yang serupa dinyatakan:

وَالصَّائِمُ حِينَ يُفْطِرُ

“Orang yang berpuasa ketika berbuka.” (Sunan At-Tirmidzi 2526).

Makna tersirat dari hadits menunjukkan bahwa anjuran memperbanyak doa itu terakait dengan kegiatan berbuka. Allahu a’lam.

Keterangan ini juga dikuatkan dengan riwayat dari Abdullah bin Amr bin Ash radhiallahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إن للصائم عند فطره لدعوة ما ترد

“Sesungguhnya orang yang berpuasa memiliki doa yang tidak akan ditolak ketika berbuka.” (HR. Ibnu Majah 1753, Al-Hakim 1/422, Ibnu Sunni 128, dan At-Thayalisi 299 dari dua jalur. Al-Bushiri mengatakan (2/81): ‘Sanad hadis ini shahih, perawinya tsiqqah’. Demikian keterangan dari Shifat Shaum Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Hal. 67 – 68).

Kemudian, doa-doa kebaikan ini selayaknya dibaca sebelum memulai berbuka. Karena ketika belum berbuka, seseorang masih dalam kondisi puasa, dan bahkan di puncak puasa, sehingga dia lebih dekat dengan Allah Ta’ala. Sementara ketika dia (Dari Fatwa Islam, no. 14103).

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved