Virus Corona di Sumsel

Guru Besar UIN Raden Fatah Palembang Anggap Butuh Waktu Bertahun-tahun Pulih Jika Nanti Corona Kelar

Pengamat Sosial dan Guru Besar UIN Raden Fatah Palembang, Prof Dr Abdullah Idi MEd, mengatakan seluruh aspek mengalami efek negatif.

Penulis: maya citra rosa | Editor: Refly Permana
sripoku.com/refly permana
Ilustrasi depresi lantaran terlalu lama berada di rumah. 

Laporan wartawan Sripoku.com, Maya Citra Rosa

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Pengamat Sosial dan Guru Besar UIN Raden Fatah Palembang, Prof Dr Abdullah Idi MEd, mengatakan seluruh aspek mengalami efek negatif dari pandemi Virus Corona atau Covid-19.

Di sektor ekonomi dalam berbagai sub-sektornya, dalam aktivitas ekonomi dalam bidang perdagangan, di pasar-pasar tradisional, mal-mal, dan toko-toko mengalami penurunan dratis, dan sepi dari pengunjung, sama halnya, pada bidang transportasi juga tampak sepi.

Menurutnya, hal ini juga tentu berdampak terhadap menurunnya daya jual dan daya beli masyarakat, transaksi perbankan pun agaknya mengalami penurunan.

Peduli Wartawan Gubernur Sumsel Herman Deru Bagi-Bagi Masker dan Hand Sanitizer

Kegiatan sosial keagamaan pun berkurang, karena para pengelola rumah ibadah patuh terhadap imbauan pemerintah agar sementara waktu menghindari interaksi sosial dan kerumunan guna mencegah dari penyebaran Virus Corona.

“Masyarakat Sumsel umumnya patuh terhadap imbauan menjaga physical distancing dan stay at home,” ujarnya, Kamis (09/04/2020).

Di sisi lain, ada kekhawatiran apabila wabah pandemi Covid-19 ini tetap berlanjut, dampaknya akan semakin memburuk.

Tidak hanya mengancam nyawa manusia dalam populasi dunia, tetapi berbagai aktivitas kehidupan menjadi lamban dan para ahli memprediksi bahwa memerlukan waktu bertahun-tahun untuk memulihkannya.

Secara lokalitas di Sumsel, kemungkinan besar dampaknya program-program pembangunan yang telah dirancang pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota dapat terganggu serius, karena bertalian dengan anggaran yang telah dialokasikan untuk kasus virus Covid 19.

Ini Hukum dan Syarat Mengganti Salat Jumat dengan Salat Zuhur di Rumah, Cegah Penyebaran Covid-19

Selain itu, dengan lamanya physical distancing, dan stay at home ataupun sebagian kota menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) seperti DKI Jakarta, dan mungkin juga disusul kota-kota lainnya.

Berarti akan banyak masyarakat kelas menengah ke bawah akan kehilangan lapangan kerja alias pengangguran.

Apabila ini terus berlanjut, perekonomian akan kacau, bahkan juga mungkin ancaman munculnya kriminalitas karena tingginya pengangguran, terutama di kota-kota besar, karena banyaknya jobless.

Tidak dapat ditampikkan, efektivitas kebijakan pemerintah juga bertalian dan tergantung dengan kesiapan anggaran atau budgeting.

Lockdown misalnya semua negara dapat melakukannya asalkan memiliki dana yang cukup.

“Misalnya, Malaysia, karena mampu, melakukan kebijakan Lockdown dengan memberi insentif kepada warga negaranya untuk betul-betul stay at home.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved