Virus Corona

Kondisi Memburuk Pasca Positif Corona, PM Inggris Boris Johnson Masuk ICU, Pakai Alat Bantu Nafas

pasca positif virus corona, PM Inggris Boris Johnson kini menjalani perawatan di ICU di ST Thomas Hospital, kondisinya dikabarkan memburuk

KOMPAS.com / RODERICK ADRIAN MOZES
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan Wali Kota London Boris Johnson (tengah) menuntun sepeda saat car free day, di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (30/11/2014). Sebelum bersepeda Jokowi juga sempat menyaksikan penyerahan sepeda secara simbolis dari Pemerintah Kota London kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. 

SRIPOKU.COM - Kabar terbaru Perdana Menteri (PM) Inggris, Boris Johnson cukup memprihatinkan.

Pasalnya, pasca positif virus corona, PM Inggris Boris Johnson kini menjalani perawatan di ICU di ST Thomas Hospital, kondisinya dikabarkan memburuk.

Sebelumnya, PM Inggirs Boris Johnson sudah dikonfirmasi positif Covid-19 pada 27 Maret 2020.

Selama 10 hari ia menjalani isolasi mandiri di rumah dinasnya di Downing Street.

Setelah menjalani 10 hari masa isolasi, gejala terinfeksi virus corona seperti demam dan batuk tak juga hilang.

Johnson  kemudian menjalani perawatan di rumah sakit sejak Minggu (5/4/2020) malam.

Dikutip dari The Guardian, Senin (6/4/2020), di bangsal perawatannya, Johnson telah menerima bantuan oksigen untuk melancarkan pernapasannya.

Namun, karena kondisinya tak membaik, ia kemudian dipindahkan ke ICU untuk menjalani perawatan intensif.

Profesor Pencitraan Medis dari University College London, Derek Hill, mengatakan PM Boris Johnson dilarikan ke rumah sakit kaena mengalami kesulitan bernapas.

Sejak awal ia sudah mengenakan masker oksigen, meski kondisinya sadar.

Corona Ternyata Tak Mempan di Cuaca Panas, 5 Negara Ini Bukti Covid-19 Mewabah, WHO Ungkap Hal Ini

Penampakan Virus Corona Hasil Pembesaran Mikroskop Ilmuwan India Beredar, Ada Fakta Baru Covid-19

"Tetapi seperti yang sering terjadi dengan pasien Covid-19, kondisinya sekarang memburuk sehingga harus dirawat di ICU," kata Hill.

Ia mengatakan, Johnson kemungkinan mendapat jenis bantuan pernapasan yang disebut Continuous Positive Airway Pressure (CPAP).

Pengalaman di Italia dan negara Eropa lain, CPAP efektif untuk pasien Covid-19, setidaknya pada awal pemakaiannya.

Selanjutnya, pasien-pasien ini akan dibantu dengan ventilator invansif berupa selang yang diletakkan di saluran napas.

Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia (WHO), kebanyakan pasien yang dirawat di ICU membutuhkan ventilator.

Sekitar 15 persen penderita Covid-19 bisa berujung dengan masalah kesehatan yang parah dan membutuhkan terapi oksigen di rumah sakit.

Lalu, 5 persen di antaranya dipindahkan ke ICU sehingga mendapatkan bantuan bernapas dengan pernapasan mekanis. Beberapa lainnya juga menerima bantuan untuk organ lain yang bermasalah akibat penyakit ini.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved