Virus Corona di Sumsel
Mudik ke Muaranienim, Pria dari Palembang Ini Bingung Langsung Ditetapkan ODP, Kini Menyesal
Pulang ke kampung halamannya di Kabupaten Muaraenim, laki-laki berinisial RK ini kebingungan ketika ditetapkan sebagai Orang Dalam Pemantauan (ODP)
Penulis: maya citra rosa | Editor: Refly Permana
Laporan wartawan Sripoku.com, Maya Citra Rosa
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Pulang ke kampung halamannya di Kabupaten Muaraenim, laki-laki berinisial RK ini kebingungan ketika ditetapkan sebagai Orang Dalam Pemantauan (ODP) Virus Corona atau Covid-19.
Padahal, ia mengaku selama ini hanya bekerja sebagai staf di Palembang.
Dia juga menyesal pulang kampung dalam kondisi seperti ini karena mendapat stigma negatif dari warga sekitar.
Padahal dirinya merasa tidak pernah kontak dengan orang-orang yang ditetapkan positif Virus Corona atau Covid-19.
• Aktivitas Penerbangan Domestik di Bandara SMB II Kini Wajib Isi Kartu Kewaspadaan Kesehatan
"Saya pulang beberapa hari lalu, langsung dapat telpon dari puskesmas, katanya saya masuk ODP," ujarnya melalui whatsapp, Jumat (03/04/2020).
Pihak puskesmas menelpon menanyakan kondisi kesehatannya dan langsung memasukkan nomor telponnya ke grup ODP desa setempat.
Selain itu pihak puskesmas meminta agar RK tetap di rumah selama 14 hari kedepan, terus melaporkan kondisi fisiknya ke puskesmas.
RK dan 12 ODP lainnya masih tidak terlalu mengerti apa yang harus mereka perbuat karena tidak adanya penjelasan apa dan mengapa mereka ditetapkan ODP.
"Aneh rasanya tiba-tiba jadi ODP, kalau tau gini lebih baik tinggal di Palembang sementara," ujarnya.
• Warga Lempari Batu Tolak Pemakaman Jenazah Pasien Covid-19,Tim Medis:Jangan Lempar Kita Juga Manusia
Dia juga mengaku tidak nyaman untuk beraktivitas, karena warga setempat kerap menanyakan kondisi dirinya saat ini.
Menurutnya, bukan hanya dirinya yang tidak mengerti bagaimana penjelasan ODP, PDP, dan gejala-gejala Virus Corona terjadi, tapi banyak juga yang bingung dan cemas, karena tidak adanya sosialisasi yang jelas, agar tidak adanya salah tafsir oleh masyarakat.
"Nanti banyak lagi yang seperti saya, ditetapkan ODP tapi tidak paham apa maksudnya," ujarnya.