Virus Corona di Sumsel
Order Makanan Sepi, Sejumlah Driver Ojol di Palembang Kini Banting Stir Jadi Penarik Ojek Pengkolan
Jika sebelumnya driver ojek online Kota Palembang masih merasakan rejeki yang lancar didorong dengan adanya pesanan barang dan makanan, kini sebalikny
Penulis: anisa rahmadani | Editor: Refly Permana
Laporan wartawan Sripoku.com, Anisa Rahmadani
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Jika sebelumnya driver ojek online Kota Palembang masih merasakan rejeki yang lancar didorong dengan adanya pesanan barang dan makanan, kini pemasukan mereka mulai menipis.
Hal tersebut terjadi lantaran banyaknya mitra dagang yang terpaksa tutup akibat virus Covid-19 ini.
Hal itu diungkapkan langsung oleh Jemat Amin selaku Kepala Komunitas Keluarga Ojol di Palembang melalui telepon Kamis (2/4/2020).
• Biaya Listrik Diberi Potongan Hingga Gratis, Masyarakat Apresiasi Kebijakan Pemerintah
" Iya sepi sekarang dek, syukur-syukur bisa makan kadang untuk ngisi bensin pun susah sekarang. Kalau 2 minggu lalu masih banyak yang pesan makananan lewat fitur di aplikasi, sekarang udah sepi dek," jelasnya.
Menurutnya, selain toko makanan yang tutup, pemesan pun sudah enggan membeli makanan lantaran takutnya penyebaran virus Covid-19 dari makanan yang dibeli.
Tambahnya lagi sepinya pemesan disebabkan juga banyaknya mahasiswa yang libur dan pulang kampung.
"Iya kan yang mesen makan itu kebanyakan mahasiswa kalau ga para karyawan. Lah ini libur semua mungkin mereka takut beli makanan diluar jadi mereka lebih milih masak kali ya," ungkapnya.
Dijelaskannya juga dalam seminggu ini para ojol kerap kali beralih mengganti profesi menjadi ojek biasa seperti jaman dulu yang kerap mangkal di pinggir gang.
Bukan hanya itu, terkadang mereka berubah profesi menjadi tukang antar barang onlineshop yang masih berjualan.
• TKW di Arab Saudi Jadi Milyader Karena Dinikahi Majikannya dengan Mahar Emas Satu Toko
" Kami sih seminggu ini banyak mangkal kaya dulu lagi dek tapi tetap kami aktifkan aplikasi kalau gak ada kami cari kaya zaman dulu.
Kami juga sekarang banyak jadi kurir onlineshop lah," cerita Jemat Amin.
Meskipun penghasilan tidak banyak dari mangkal ataupun menjadi kurir menurutnya setidaknya mereka masih dapat Rp 50 ribu perharinya.
Sementara jika menunggu dari aplikasi Rp 50 ribu baru terkumpul jika sudah bekerja hingga larut malam.
Jelasnya lagi tentu lebih sulit mencari penumpang tanpa aplikasi, namun untuk situasi sekarang mereka hanya berfikir bagaimana sehari tersebut mendapatkan uang untuk keluarganya.