Virus Corona
Tips Hindari Stres Saat #DiRumahAja di Tengah Virus Corona, Lakukan Ini Agar Mental Tak Terganggu!
Tips Hindari Stres Saat #DiRumahAja di Tengah Virus Corona, Lakukan Ini Agar Mental Tak Terganggu!
Penulis: Tria Agustina | Editor: Sudarwan
Selain itu, menjaga agar tetap sibuk juga penting bagi orang dewasa dan anak-anak di rumah.
Weatheley menyarankan agar melakukan keseimbangan antara rutinisas dan memastikan setiap hari memiliki variasi baru.
• Inilah Perbedaan Batuk Biasa dengan Gejala Virus Corona, Pahami Gejala Terinfeksi dari Hari ke Hari
KAPAN Pandemi Corona Segera Berakhir dan Kembali Normal, Berikut Penjelasan Para Ahli di Dunia!
Sejumlah negara mulai menutup perbatasannya. Tempat-tempat yang biasanya ramai, kini menjelma menjadi kota hantu karena berbagai kebijakan karantina wilayah hingga penutupan sekolah dan pembatasan kegiatan yang mengumpulkan banyak orang.
Situasi ini merupakan respons terhadap wabah yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Tapi, kapankah semua ini berakhir dan kapankah kita bisa kembali ke kehidupan normal?
Perdana Menteri Boris Johnson menyatakan bahwa ia yakin Inggris akan menangani virus corona dalam 12 minggu ke depan dan negara tersebut dapat mengakhiri wabah ini segera.
Tapi kalau pun angka kasus mulai menurun dalam tiga bulan ke depan, kita masih jauh dari akhir masalah.
Butuh waktu lama hingga badai benar-benar berlalu - mungkin butuh tahunan.
Strategi karantina wilayah dan berbagai pembatasan sudah jelas tidak dapat diterapkan terus-menerus karena konsekuensi ekonomi dan sosialnya akan terlalu besar dan mengganggu.
Apa yang dibutuhkan semua negara yang kini tengah bertarung menghadapi wabah adalah "strategi keluar" - sebuah cara untuk menghentikan berbagai kebijakan pembatasan dan mengembalikan kehidupan normal.
Tapi virus corona tidak akan menghilang dalam waktu dekat.
Jika pembuat kebijakan membatalkan berbagai karantina wilayah, jumlah kasus bisa melonjak tajam.
"Kita punya masalah besar dengan apa strategi keluar yang baik dan bagaimana mengakhiri semua ini," kata Mark Woolhouse, profesor epidemiologi penyakit menular di University of Edinburgh.
"Tidak hanya Inggris, tidak ada satupun negara yang punya strategi keluar."