Virus Corona
Penjelasan Prof Yuwono Terkait Virus Corona, Beri Pesan Penting, Terutama Bagi Warga Palembang
Penjelasan Prof Yuwono, M Biomed Terkait Virus Corona, Beri Pesan Penting Terutama Warga Palembang
Penulis: Tria Agustina | Editor: Welly Hadinata
"Yang menyebabkan penyakit batuk, pilek, demam ya sesak napas itu biso 2, satu bakteri, duo virus," lanjutnya.
"Kemudian diantara virus yang pacak nyebabkan batuk, pilek, demam, sesak napas yang paling banyak 90% karena virus influenza, kiro-kiro 10% atau kurang disebabkan oleh virus corona, jadi cuma sedikit" katanya.
"Kemudian diantara virus corona ini sampe hari ini sudah ketemu sekitar 30 macam virus corona, dari 30 macam itu yang ngamuk sikok yang sekarang ini yang namonyo SARS-Cov-2 atau namo laennyo COVID-19, ini pernah ngamuk tahun 2003 sampe 2004 itu ado penyaket namonyo SARS-COV yaitu bentuk awal dari yang sekarang ngamuk ini, tapi sudah mengalami perubahan, kemudian pernah ngamuk lagi tahun 2015 namonyo MERS-COV yaitu melanda jamaah haji, kemudian 5 tahun ini balek lagi disini, jadi sepertinya polanya setiap 5-10 tahun ngunlang ini," ujarnya.
"Artinya apa, ini ada pola, kalo ada pola, coba kamu perhatikan adakah di dunia ini di alam semesta ini yang tidak teratur, semuanya teratur,maka itu pesannya dari awal saya ingin menyampaikan untuk menghadapi apo bae termasuk COVID-19 kata kuncinya tetapadalah takwa," jelasnya.
• HD Antisipasi Covid-19 Hingga ke Pemukiman Warga, Larang Kepala Daerah Dinas Luar Kota

"Mari saya bacakan bagaimana para kekasih Allah disebutkan di Alquran Sesungguhnya kekasih Allah itu tidak ada ketakutan dan tidak ada bersedih, mereka itu optimis, berani, gembira dengan karunia Allah, karena apa? karena mereka senantiasa memupuk iman dan senantiasa waspada, takwa artinya waspada, jadi kalo kito la waspada nian-nian bearti kito ini sudah takwa," jelasnya.
"Ini penjelasannyo, sampe hari ini penularan virus corona itu dari orang ke orang bukan dari barang ke orang, bukan dari ambal ke uwong, bukan dari hewan ke uwong, tolong dicamkan, karena penularannya dibutuhkan droplets dalam bahasa ilmiah, kalo bahaso kito kalo kito bersin, kito batuk itu ado metu banyu-banyu dari mulut kito ini, pecak banyu pecak kotoran itu namonyo droplets, kalo sekarang napas biaso ini namonyo airborne bahaso Palembangnyo hawo, dia tidak menular dari hawo tapi menular dari droplets," jelasnya.
"Dan itu jarak penularannya paleng jauh adalah 2 meter, itupun kalo wong itu bersin, batuk di depan kito, yang batuk bersin ini mesti pasien, jadi kita mesti adil dalam bersikap, yang terpenting bagi kita fatwa Majelis Ulama mengatakan di daerah yang rendah virus coronanya kalo Sumsel InsyaAllah Alhamdulillah belum ado, di daerah yang seperti ini maka umat Islam tetap ke masjid," ujarnya.
"Jadi kamu jangan simpang siur, ini fatwa MUI yang baru keluar kemaren no 14 tahun 2020 di daerah yang rendah virus corona maka umat Islam tetap ke masjid tapi menjaga adab lebih dari biasanya, yang pertama cuci tangan," jelasnya.
"Aku nak terangke daripada cuci tangan yang lebih afdol wudhu, jelas kito ke masjid wudhu, ini dari segi apopun bae dikaji lebih tepat wudhu ketimbang sekedar cuci tangan, tolong camkan itu," ujarnya.
"Yang keduo segala sesuatu yang ada disini dipastikan bersih termasuk kalo mampu dibersihkan pakek disinfektan atau zat apopun kalo idak yang penting dijago bersih," sambungnya.
"Yang ketigo siapapun yang ke masjid harus orang-orang yang benar-benar sehat sekarang ini, ado batuk pilek, ado mentak menyut,ado demam dak usah ke masjid, cuma itu be pembatasannyo yang laen idak," ujarnya.
"Dan bahkan sebenarnya intinya dalam menghadapi kasus seperti ini Rasulullah shollahu'alaihiwasallam sudah mengingatkan kita yang paleng penting adalah jangan ado wng Sumsel ini yang metu, jangan ado yang dari luar masok, itu yang mestinyo bener-bener," ujarnya.
"Tapi yang di dalem ini berputarlah di dalem malah lebih bagus ketika kita dateng ke masjid ini inilah yang datemg, jadi kito tau ini inilah yang dateng jadi dio idak akan membawa kemana-mana," ujarnya.
"Virus ini kalo masuk ke dalam tubuh manusio maka idak langsung saket, contohnyo kamu la denger la nyingok di TV namonyo walikota Bogor, Walikota Bogor tuh positif tapi dak saket, sampe hari ini sudah 304 ribu orang yang positif corona di seluruh dunia, kemudian yang saket itu 196 ribu artinyo 110 ribunyo idak saket,"ujarnya.
"Dari 196 ribu itu meninggal 12 ribu, kemudian dari 196 ribu yang saket itu 186 nya sehat maksudnyo saketnyo ringan-ringan bae, yang saket nian sekitar 9.300, artinyo apo sedikit yang saket," katanya.