Berita Muratara

Cerita Pria di Muratara Pukul Kepala Kades dengan Botol Bir, Terungkap Pemicunya 14 Tahun Silam

Arilan Sastra (34) pukul Kepala Desa (Kades) Mandi Angin, Kecamatan Rawas Ilir, Kabupaten Muratara, Sipirli dengan menggunakan botol bir.

Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM/ANTONI AGUSTINO
Ilustrasi Pemukulan 

Cerita Pria di Muratara Pukul Kepala Kades dengan Botol Bir, Terungkap Pemicunya 14 Tahun Silam

SRIPOKU.COM, MURATARA - Arilan Sastra (34) pukul Kepala Desa (Kades) Mandi Angin, Kecamatan Rawas Ilir, Kabupaten Muratara, Sipirli dengan menggunakan botol bir.

Kades Sipirli mengalami luka di bagian kepalanya setelah dipukul Sastra menggunakan botol minuman bir.

Kejadian itu terjadi di acara resepsi pernikahan warga di Balai Desa Aringin, Kecamatan Karang Dapo, sekira pukul 01.30 WIB malam.

Kini ia menyerahkan diri ke kantor Polsek Karang Dapo, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara).

Sastra panggilan akrabnya datang ke kantor polisi didampingi penasehat hukum beserta keluarga besarnya.

Warga Desa Aringin, Kecamatan Karang Dapo ini melakukan tindak pidana penganiayaan pada 2 Maret 2020.

Orang yang dianiaya Sastra adalah Sipirli, Kepala Desa (Kades) Mandi Angin, Kecamatan Rawas Ilir, Kabupaten Muratara.

Sastra sadar dengan hukum dan mengakui perbuatannya lalu menyerahkan diri ke kantor polisi.

Kini Sastra ditetapkan sebagai tersangka dan dilakukan penahanan di kantor Polsek Karang Dapo untuk diproses lebih lanjut.

"Tersangka menyerahkan diri, sudah kita tahan, semua keterangannya sudah kita ambil, ini akan kita proses," kata Kapolres Muratara, AKBP Adhi Witanto melalui Kapolsek Karang Dapo, AKP Ahmad Darmawan, Rabu (18/3/2020).

Mantan Panglima TNI Jenderal Ini Heran Mayoritas Muslim Phobia Masjid Sejak Virus Corona, Kenapa?

 

Arab Saudi Hentikan Salat Berjemaah di Masjid, Kecuali 2 Masjid Suci ini Tetap Dibuka

Sripoku.com, berhasil mewawancarai Sastra untuk mengetahui latar belakang di balik tindak pidana penganiayaan yang dilakukannya.

Sastra menceritakan, malam kejadian itu ia tidak bisa menahan emosinya hingga melakukan penganiayaan terhadap Kades Sipirli.

Dia mengaku khilaf saat melihat Kades Sipirli berada di atas panggung pada acara resepsi pernikahan warga tersebut.

Ternyata antara Sastra dan Sipirli pernah terjadi keributan pada tahun 2006 silam sebelum Sipirli menjadi Kades.

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved