Saran Psikolog agar Anak-anak tak Ikut Panik Virus Corona, Jangan Sampai Salah Pilih Arahan
Psikolog klinis Seth J. Gillihan, Ph.D. juga menjelasakan, orangtua perlu membincangkan wabah virus corona sesuai tingkat pemahaman buah hatinya.
SRIPOKU.COM -- Psikolog klinis Seth J. Gillihan, Ph.D. juga menjelasakan, orangtua perlu membincangkan wabah virus corona sesuai tingkat pemahaman buah hatinya.
Minim informasi justru bikin anak takut Melansir CDC, informasi yang sedikit atau keliru seputar virus corona yang didengar anak dari teman atau lingkungan sekitarnya, dapat membuat anak takut.
Anak bisa jadi khawatir dirinya, orangtua, atau teman baiknya tertular Covid-19.
Untuk itu, penting bagi orangtua memberikan pemahaman kepada si kecil mengenai virus corona secara akurat.
Hindari berasumsi dan menyalahkan orang lain yang berujung stigma.
Tanpa paparan informasi dari orangtuanya, anak-anak akan mendengar soal virus corona dari lingkungan sekitarnya.
"Jangan berpikir ini topik yang buruk untuk anak-anak. Justru, peran orangtua memberitahu informasi seputar virus ini sekaligus meluruskan mitos atau informasi yang keliru," jelas dia, melansir Web MD (9/3/2020).
• Warga Geger Temukan Potongan Tubuh Bayi,sedang Diperebutkan Oleh Anjing di Halaman Rumah
• Demi Cari Uang, Saking Lelahnya 3 Penyanyi Dangdut Ini Pernah Pingsan di Atas Panggung
Beberapa penjelasan yang perlu disampaikan pada anak adalah, virus corona baru menyebabkan penyakit Covid-19.
Penyebab flu atau penyakit batuk pilek juga disebabkan virus corona.
Namun jenisnya lain dengan Covid-19.
Anda juga perlu menyampaikan gejala penyakit Covid-19 seperti batuk, demam, dan sesak napas.
Virus ini membuat banyak orang sakit, termasuk anak-anak.
Tapi, tak perlu khawatir berlebihan.
Banyak orang yang terinfeksi penyakit ini bisa sembuh.
Sampaikan juga, ilmuwan di berbagai negara sekarang sedang bahu-membahu mencari tahu virus baru ini dan berupaya menemukan penangkal virusnya.
Meredam ketakutan anak-anak Saat diskusi bersama buah hati, berikan kesempatan bagi anak untuk bertanya.
Orangtua perlu lebih dulu menyiapkan sederet jawaban untuk meredakan ketakutan atau rasa was-was si kecil.
Jangan sampai salah pilih arahan atau jawaban.
Misalkan, menyampaikan alasan menyuruh anak cuci tangan dengan sabun biar tidak mati terkena penyakit.
Pendekatan bernada ketakutan ini akan melekat di otak si kecil.
• Kembali ke Palembang, Ariel NOAH Bius Ribuan Wong Kito di PSCC Palembang
• Kades Ini Serahkan Senjata Api Kecepek Laras Panjang ke Kantor Polisi, Ini Bentuk Kecepeknya!
Hal itu juga bisa jadi beban emosional yang ditanggung anak sampai dewasa.
Memetik manfaat jangka panjang berdiskusi dengan anak Dengan membangun obrolan yang sehat antara orangtua dengan buah hati, orangtua secara tidak langsung mendidik anaknya untuk mengelola rasa takut di tengah ketidakpastian.
Dari pilihan sikap orangtua yang terbuka membicarakan topik krisis corona, anak jadi belajar cara keluarganya menghadapi musibah atau wabah.
Pengetahuan atau informasi tidak membuat keluarga hanya jadi korban yang duduk diam tak berdaya, tapi bersiap dan waspada.
Tak hanya obrolan, orangtua juga perlu memberikan contoh kepada anaknya dalam bersikap menghadapi wabah penyakit.
Yakni, pentingnya menjaga diri untuk mencegah penularan penyakit.
Pencegahannya bisa lewat mencuci tangan dengan langkah yang benar, istirahat yang cukup, dan mengonsumsi asupan yang sehat dan bergizi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Psikolog Bagikan Saran agar Anak-anak Tak Ikut Panik Virus Corona",