Lakukan Visum Kejiwaan, Dokter Ungkap Respon Siswi SMP Bunuh Bocah, Satu Per Satu Mulai Diungkap!
Lakukan Visum Kejiwaan, Dokter Ungkap Respon Siswi SMP Bunuh Bocah, Satu Per Satu Mulai Diungkap!
Lakukan Visum Kejiwaan, Dokter Ungkap Respon Siswi SMP Bunuh Bocah, Satu Per Satu Mulai Diungkap!
SRIPOKU.COM - Siswi SMP berinisial NF (15) yang membunuh bocah berusia 6 tahun yakni APA, menjalani pemeriksaan kejiwaan oleh dokter.
Dokter Riana yang ikut memeriksa kondisi kejiwaan NF pun membeberkan respon pelaku ketika menjalani pemeriksaan.
Pihak kedokteran juga mengurai hasil analisis pemeriksaan terhadap NF.
Seperti yang ramai diberitakan, NF menjadi sorotan lantaran tega membunuh bocah berusia 6 tahun berinisial APA.
NF nekat menghabisi nyawa APA di rumahnya di Sawah Besar, Jakarta Pusat, Kamis 5 Maret 2020.
Setelah membunuh, NF menyimpan mayat korban dalam lemari pakaian di rumahnya.

Keesokan harinya, NF menyerahkan diri ke kantor polisi.
Di depan polisi, NF secara terang-terangan mengaku telah membunuh bocah berusia 6 tahun tersebut.
Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Heru Novianto mengatakan, cara yang digunakan pelaku untuk menghabisi nyawa korban terbilang sadis.
NF mengaku menghabisi nyawa korban dengan cara menenggelamkan kepala korban ke bak mandi berisi air.
Pelaku pun langsung mengikat korban berinisial APA dan menyembunyikannya di dalam lemari pakaian di kamarnya.
Kasus pembunuhan oleh siswi SMP ini pun kini tengah diproses pihak kepolisian Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Proses hukum yang tengah dijalani oleh pelaku sampai pada tahap pemeriksaan kejiwaan.
Kemarin, Senin (9/3/2020), NF diperiksa kejiwaannya oleh tim dokter.

Yakni tergantung pada gejala apa yang hendak dipastikan dokter psikiatri jiwa forensik RS Polri Kramat Jati terhadap NF.
"Sesuai kaidah kedokteran, kita tim dalam hal ini dari dokter psikiater. Ada tim dari pskilog, ada dokter spesialis lainnya," ujar dr. Rianna.
Jumlah dokter ahli yang terlibat dalam observasi selama maksimal 14 hari kerja disebut dr. Rianna berkisar 10 orang.
Dia menuturkan wawancara mendalam yang dilakukan dokter psikiatri jiwa forensik tak sekedar wawancara.
Tim dokter sudah menyusun pertanyaan terstruktur yang bertujuan 'mengorek' sosok ABG berstatus tersangka.
"Kalau wawancara psikiatri lebih terstruktur, ada hal-hal tertentu yang kita cari. Gejala-gejala tertentu," tuturnya.
Lebih lanjut dilansir dari tayangan wawancara TV One, dr. Rianna pun mengungkap perihal dialog yang ia lakukan ketika bertemu NF.
Dokter spesialis Kejiwaan RS Polri itu bercerita bahwa proses pemeriksaan terhadap NF masih dalam tahap awal.
Yakni dengan cara mengenalkan tim dokter kepada pelaku sebelum berdialog.
"Kita baru pemeriksaan tahap awal, baru pemeriksaan yang masih awal. Kita pendekatan antara dokter dan terperiksa atau pasien," ungkap dr.Rianna dilansir pada Selasa (10/3/2020).

Setelah memperkenalkan diri satu persatu, tim dokter pun berdialog dengan pelaku sesuai prosedur yang ada.
Namun saat proses pemeriksaan, tim dokter tidak serta merta bertub-tubi memberikan pertanyaan.
"Satu persatu (perkenalkan dokter ke pelaku). Kalau semuanya dikenalkan rame-rame belum tentu, anak ini kalau dikerubutin rame-rame kan enggak seperti itu, ya satu persatu membuat orang nyaman," pungkasnya.
Di pemeriksaan perdana ini, tim dokter hanya memberikan pertanyaan yang sifatnya masih awal.
Hal itu diharapkan bisa membuat pelaku terbuka kepada tim dokter.
"(Pemeriksaan) awal ini tentu tidak semua kita tanyakan secara langsung ya, jadi perlahan-lahan. Karena pertanyaan yang bertubi-tubi juga membuat orang enggak nyaman. Jadi nanti dia kurang kooperatif," katanya lagi.
Terbukti, ketika diberi pertanyaan dan diajak berdialog oleh tim dokter, pelaku diakui masih mau menjawabnya dengan tenang.
dr. Rianna pun mengaku bahwa pelaku tampak kooperatif ketika kejiwaannya diperiksa.
"Sekarang sih masih kooperatif," imbuh dr. Rianna.

(TribunNewsmaker.com/*)
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Bertemu Siswi SMP yang Bunuh Bocah 6 Tahun, Dokter Kejiwaan Ungkap Respon Pelaku saat Diajak Dialog