Sambil Menangis, Pedagang Pisang Ini Berharap Walikota Pagaralam Tinjau Pasar Nendagung, Sepi Pak!

Pasalnya saat pindah di dalam gedung Pasar Induk Nendagung, omzet penjualan mereka sangat turun drastis lantaran pembeli sedikit.

Penulis: Wawan Septiawan | Editor: Refly Permana
sripoku.com/wawan
Seorang pelajar tampak mengotak-atik gadget di dalam gedung Pasar Nendagung Pagaralam. 

Laporan wartawan Sripoku.com, Wawan Septiawan

SRIPOKU.COM, PAGARALAM - Pemerintah Kota (Pemkot) Pagaralam melakukan relokasi terhadap Pedagang Kali Lima (PKL) yang menggelar lapak di luar gedung Pasar Induk Nendagung pada Februari 2020 lalu.

Kini, pasca relokasi tersebut dilakukan, hampir seluruh pedagang mengeluh.

Pasalnya saat pindah di dalam gedung Pasar Induk Nendagung, omzet penjualan mereka sangat turun drastis lantaran pembeli yang datang ke pasar tersebut sangat sedikit.

Listrik Alami Black Out, Perjalanan LRT Terhenti Selama 35 Menit, Penumpang Dievakuasi Sesuai SOP

Pantauan wartawan sripoku.com, Rabu (11/3/2020) di lokasi menyebutkan selama hampit satu jam berada di lokasi pasar tersebut tidak tampak aktivitas jual beli antara pedagang dan pembeli.

Hanya tampak para pedagang terlihat lesu dan bahkan ada yang sudah tertidur di lapak.

Salah satu penjual sayur, Eli (52), mengatakan, sejak adanya relokasi bebetapa waktu lalu dirinya langsung menggelar lapak di dalam gedung.

Namun, sampai saat ini jumlah pengunjung atau pembeli di pasar tersebut sangat sedikit.

"Sepi dek, saya saja sudah sejak pagi tadi jualan belum ada satu kilo sayur saya yang terjual. Hal ini sama dengan pedagang lainnya," ujarnya.

Dinas Perdagangan Sumsel Apresiasi Penangkapan Kosmetik Diduga Ilegal di Palembang

Senada dengan Yeni (30) pedagang Daging Ayam. Dirinya mengungkapkan bahwa saat ini dagangan ayamnya sering dibawa kembali kerumah karena tidak laku.

"Saya biasanya sebelum relokasi siang hari sudah bisa pulang karena dagangan habis. 15 kilogram ayam saya habis dalam hitungan jam.

Tapi saat ini 10 kilogram saja tidak habis dan terpaksa dibawa pulang," ungkapnya.

Hal yang sangat menyedihkan, yaitu ungkapan mba Tumini (72) penjual pisang dikawasan tersebut.

Sambil menangis dirinya mengatakan bahwa jika terus kondisi pasar sepi seperti saat ini dirinya meyakini tidak lama lago akan berenti berjualan karena modalnya habis untuk makan.

"Jangankan untung saat ini saja untuk beli beras kami sudah menggunakan uang modal.

Kami harap Pak Walikota turun ke sini untuk melihat kondisi kami langsung agar bapak tahu keluhan kami saat ini," pintanya.

Para pedagang meminta agar Pemkot Pagaralam dapat memikirkan nasib para pedagang yang sudah direlokasi. Pasalnya sejak ada relokasi banyak pedagang Pasar Nendagung yang tidak lagi berjualan.

Namun ada juga yang pindah berjualan di Pasar Dempo Permai.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved