Maybank Indonesia dan Maybank Foundation Lanjutkan Program RISE 2.0 di Palembang
PT Bank Maybank Indonesia Tbk (Maybank Indonesia) bersama Maybank Foundation melanjutkan program pemberdayaan ekonomi bagi penyandang disabilitas.
Penulis: Jati Purwanti | Editor: Refly Permana
Laporan wartawan sripoku.com, Jati Purwanti
SRIPOKU.COM, PALEMBANG – PT Bank Maybank Indonesia Tbk (Maybank Indonesia) bersama Maybank Foundation, yayasan yang menangani corporate responsibility (CR) Maybank Group, melanjutkan program pemberdayaan ekonomi bagi penyandang disabilitas dan komunitas marjinal bernama program RISE (Reach Independence & Sustainable Entrepreneurship) 2.0 di Palembang.
Kegiatan pelatihan ini berlangsung di Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Fisik (BRSPDF) Budi Perkasa Palembang, dengan total peserta sebanyak 70 penerima manfaat, Kamis (27/2/2020)
Program RISE 2.0 di Palembang ini merupakan bagian pelaksanaan program RISE 2.0 level Basic dengan durasi pelatihan selama dua hari yang akan menjangkau 4.780 peserta di 25 kota lainnya di Indonesia.
• Imigrasi Muaraenim Tahan Visa WNA Asal China, Izin Tinggal Habis Masih Boleh Tinggal
Sebelumnya, program RISE 2.0 ini juga telah dilaksanakan di Palembang pada 28-29 Januari 2020 dengan peserta sebanyak 109 orang yang memiliki berbagai latar belakang usaha, diantaranya penjahit, jasa ketik, servis elektronik, toko kelontong dan penjual sembako.
CEO Maybank Foundation, Shahril Azuar Jimin, mengatakan Pemberdayaan ekonomi merupakan salah satu fokus corporate responsibility (CR) Maybank Indonesia.
Melalui program RISE, Maybank Group turut mendukung upaya membangun komunitas yang mandiri, dengan menjangkau lebih banyak penerima manfaat dan berdampak positif bagi masyarakat, selaras dengan misi humanising financial services.
"Program ini juga selaras dengan misi ASEAN dan lima sasaran United Nations Sustainable Development Goals yaitu tanpa kemiskinan, pendidikan berkualitas, kesetaraan gender, pertumbuhan ekonomi dan pekerjaan yang layak dan mengurangi kesenjangan," kata dia.
Program ini dirancang untuk menyempurnakan program sebelumnya, yang terintegrasi dari awal hingga akhir dengan menggunakan pendekatan 3E (Embrace, Embed & Engage).
• Gara-gara Deontay Wilder Ingin Tanding Ulang , Rencana Promotor Tyson Fury Bisa Terancam Batal
Melalui ketiga pendekatan tersebut, Maybank Indonesia dan Maybank Foundation akan mengoptimalkan penggunaan teknologi sebagai sarana pelatihan dan mentoring, mengaktifkan pembelajaran melalui webinar, melakukan pendampingan yang lebih mendalam dan berkelanjutan, sistematisasi penyusunan informasi kemajuan dan peningkatan pendapatan peserta.
"Kami juga menciptakan basis data online dan marketplace sebagai sarana peserta menjual produk, serta menghubungkan peserta dengan produk, layanan dan teknologi digital perbankan yang mereka butuhkan," tambahnya.
Dengan peningkatan kapabilitas usaha, para penyandang disabilitas bukan hanya dapat mendorong kemandirian dan kemampuan berwirausaha namun juga menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi sesama komunitas penyandang disabilitas yang juga akan mendorong dan menciptakan motivasi usaha bagi masyarakat marjinal di sekitarnya sehingga dapat memberikan multiplier effect.
Dalam pelaksanaan program ini, Maybank Indonesia dan Maybank Foundation menjalin kemitraan dengan People Systems Consultancy.
Program RISE 2.0 merupakan kelanjutan dari program RISE tahap sebelumnya.
• 10 Pria Tertipu dengan Kecantikan Wanita Ini, Awalnya Kenalan Akhirnya Diperkosa & Ditahan 48 Jam
Program RISE pada awalnya diinisiasi di Malaysia dan telah diikuti lebih dari 1.300 peserta di negara asalnya. Kemudian pada 2016 program ini mulai dikembangkan ke regional, termasuk ke Indonesia dan Filipina.
Pada September 2018, program RISE di Indonesia telah berhasil meningkatkan penghasilan rata-rata perbulan top 40 peserta peserta dari Rp1.264.782 menjadi Rp. 5.543.735, melonjak sebesar 338,3 persen dan pada Oktober 2019 sudah mencapai 403.7 persen.
Selain itu 60 persen dari total keseluruhan peserta (2.269 orang) telah dapat memulai atau meningkatkan usaha mereka selama tiga bulan setelah pelaksanaan pelatihan.
Program ini kemudian di regional diteruskan juga ke Singapura, Laos dan Myanmar selain juga berlangsung di Malaysia, Indonesia dan Filipina.
Program yang dilaksanakan mulai 2020 hingga 2023 ditujukan untuk menjangkau lebih banyak komunitas penyandang disabilitas dan komunitas marjinal di berbagai wilayah termasuk di Indonesia dengan total peserta mencapai 7.350 penerima manfaat.
Sementara, program RISE tahap pertama telah memberikan pelatihan kewirausahaan dan kemandirian bagi 2.269 penerima manfaat dari 17 kota di Indonesia dari 2016 hingga 2019.
Shariah Office Channelling (OC) Maybank Sumatra Selatan, Andi Ibzar Nugroho menambahkan, perseroan melanjutkan komitmen untuk memberikan perhatian kepada individu maupun komunitas wirausaha penyandang disabilitas dengan berbagai program yang bertujuan untuk meningkatkan semangat pantang menyerah, meningkatkan percaya diri, keterampilan hingga kapasitas usaha untuk mencapai masa depan yang mandiri dan sejahtera.
• Rumah Dewi Perssik Diserang Ilmu Hitam, Juri LIDA Indosiar Kena Musibah Besar, Kaca Rumah Hancur!
"Kami berharap di Palembang juga program ini dapat membangun sekaligus meningkatkan kapabilitas usaha mikro-UKM dan menciptakan komunitas yang mandiri sehingga dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan di sekitarnya" ujarnya.
Hamsin Saypudin, penyandang disabilitas fisik kaki pengusaha warung kelontong menjelaskan, pelatihan RISE 2.0 ini sangat bagus karena membuka pikirannya dalam menjalankan usaha.
"Pelatihan ini mengajarkan kami hal-hal praktis yang bisa dilakukan untuk mengembangkan usaha dan membuat usaha kita lebih maju lagi," katanya.
Ada lagi Hulil Umri, penyandang disabilitas fisik kaki yang juga pengusaha pempek kelilin mengatakan pelatihan RISE 2.0 ini sangat bermanfaat karena memotivasinya untuk meningkatkan usaha dan mencari konsumen baru.
"Sebelum mengikuti pelatihan, banyak keraguan di diri saya dalam menjalankan usaha, namun setelah pelatihan saya sekarang lebih percaya diri dan merasa yakin untuk bisa meningkatkan pendapatan melalui strategi penjualan yang disampaikan pada saat pelatihan." kata Hulil.