Diproyeksi Menjadi Manajer Persib Bandung, Begini Tanggapan Robert Alberts
Umuh menyebut, Robert Rene Alberts diproyeksi menggantikan posisinya sebagai manajer Persib.
SRIPOKU.COM , BANDUNG - Umuh Muchtar telah menyatakan mundur dari posisinya sebagai manajer Persib Bandung jelang pagelaran Shopee Liga 1 2020.
Umuh Muchtar mengaku ingin beristirahat setelah 12 tahun menjabat sebagai manajer klub berjulukan Maung Bandung.
Meski menyatakan mundur, Umuh akan tetap berada dalam linkup manajerial Persib.
• Robert Alberts Beberkan Kelemahan Persib Bandung Jelang Liga 1 2020
• Ini Keputusan Robert Alberts soal 2 Pemain Trial Persib Bandung seusai Tampil di Asia Challenge 2020
Sosok yang akrab disapa Wa Haji itu tetap menjabat sebagai komisaris di PT Persib Bandung Bermartabat (PBB), konsorsium yang menaungi Persib Bandung.
Mundurnya Umuh membuat posisi manajer di tim Persib mengalami kekosongan jelang Shopee Liga 1 2020. Umuh menyebut, Robert Rene Alberts diproyeksi menggantikan posisinya sebagai manajer Persib.
Jangan lupa subscribe, like dan share channel Youtube Sripokutv di bawah ini:

Artinya, Robert akan merangkap jabatan sebagai manajer dan pelatih kepala Persib.
Robert sendiri mengaku, belum mengetahui kabar tersebut. Dia pun enggan berkomentar lebih jauh lantaran itu bukan wewenangnya untuk berbicara.
"Saya belum mendengar itu jadi belum bisa berkomentar. Hal seperti itu lebih baik ditanyakan kepada manajemen dan Pak Umuh sendiri tentunya. Untuk hal itu saya tidak akan komentar, karena itu di luar kendali saya," ungkap Robert.
Peran pelatih kepala yang merangkap sebagai manajer tim lazim ditemukan di Eropa.
Di Eropa, seorang pelatih tidak hanya berperan sebagai pengatur taktik dan strategi untuk membuat permainan tim asuhannya terlihat bagus di lapangan.
Lebih dari pada itu, seorang manajer juga memiliki tugas untuk mengatur hal-hal lain yang tidak berkaitan dengan aspek teknis di dalam lapangan.
Robert mengatakan, peran manajer yang merangkap pelatih kepala belum terlalu populer di sepak bola Asia.
Akan tetapi, beberapa kesebelasan sudah menerapkan sistem tersebut, seperti Selangor FA dan Johor Darul Takzim di Malaysia.
"Di Eropa ini hal yang normal, karena pada prinsipnya di Eropa, pelatih itu merangkap manajer. Di Inggris, di Belanda dan di manapun seperti itu," ujar Robert.