Kini Dihujat dan Dibully, Sosok Gita yang Tampar Irawati Pemulung Asal Palembang Karena Membela Diri
Kini Dihujat dan Dibully, Sosok Gita yang Tampar Irawati Pemulung Asal Palembang Karena Membela Diri
SRIPOKU.COM-Dihujat dan dibully di instragamnya dan inbox facebook, Gita Mandasari wanita berhijab di video yang menjadi viral menuduh Irawati pemulung asal Palembang sebagai Penculik Anak angkat bicara.
Kemunculan Gita Mandasari ke publik setelah beberapa hari memilih diam lantaran tak tahan karena apa yang dilakukan semata-mata sebagai naluri seorang ibu yang melindungi anaknya.
Apalagi sehari sebelumnya dia, Gita Mandasari merasa anaknya mendapatkan atau didekati seroang pria tak dikenal.
Seolah kebetulan, pada hari berikutnya dia melihat gerakan tangan Irawati Pemulung asal Palembang yang memanggil anaknya. Hal itulah yang kemudian membuat dia marah kepada Irawati.
Namun dia tak menyangka peristiwa itu membuatnya terpojok, sebab Hujatan demi hujatan menyasar kepada sosok Gita Mandasari.
Meski demikian Gita Mandasari memaklumi hujatan yang dilayangkan kepadanya, sebab semua itu karena orang tidak tahu.
Selain itu, Gita Mandasari juga mengaku membela diri saat menampar Irawati meski Ira sudah berusia senja.
Pasrah Dibully
Warganet ramai-ramai mem-bully akun sosial media seorang ibu rumah tangga di Bandar Lampung, yang terlibat cekcok dengan pemulung karena dicurigai menculik anak beberapa hari lalu.
Wanita tersebut bernama Gita Mandasari (35), warga Tanjungkarang Timur, Bandar Lampung.
Menanggapi banyaknya komentar miring warganet di akun pribadi Facebook dan Instagram miliknya, Gita pun buka suara.
Ia mengaku pasrah, dan menyerahkan semua masalah yang menyangkut diri dan keluarganya ke pihak polisi.
"Saya cuma diam setiap baca komentar maupun inbox langsung ke saya. Sedih ya. Tapi, mau gimana lagi. Itu hak mereka," ujar Gita, Senin (17/2/2020).
Sudah Meminta Maaf
Gita pun mengaku sudah bertemu langsung dengan Irawati, pemulung yang awalnya diduga pelaku penculikan pasca video viral.
Secara pribadi, kata Gita Mandasari, ia sudah meminta maaf terkait masalah tersebut.
Menurut dia, banyak hal yang belum diketahui warganet, di balik viralnya video tersebut.
Ternyata, ada pengalaman beberapa hari sebelum Irawati datang, dan dituduh hendak melakukan penculikan anak.
"Dua hari sebelumnya, ada pria paruh baya pake kemeja nawari anak saya buah. Saya tanya, bapak itu katanya memang suka dengan anak kecil," jelasnya.
Waswas Karena Sehari Sebelumnya
Dari situ, lanjut Gita, muncul rasa waswas terhadap orang asing.
Terlebih lagi, saat orang asing itu mencoba interaksi dengan kedua anaknya yang masih berusia 6 tahun dan 10 tahun.
"Jadi kemarin itu waktu kejadian, Ibu Irawati ini nepuk-nepuk tangan seperti mau manggil anak saya," katanya.
Melihat gelagat mencurigakan, Gita langsung mendatangi Irawati dan menanyakan perihal maksud dan tujuannya.
Diakui Gita, tudingan tersebut karena naluri seorang ibu dalam melindungi anaknya.
"Bukan saya yang melaporkan Ibu Irawati. Ibu itu dibawa ke kantor polisi atas keinginan warga dapat perlindungan," katanya.
Terkait kekerasan fisik yang dilakukan terhadap Irawati, kata Gita, hal tersebut dilakukan sebagai bentuk pembelaan.
Lantaran Irawati berusaha meludahi dan menarik baju Gita.
"Kalaupun ada pihak yang ingin melaporkan saya ke polisi silakan. Saya akan hadiri panggilan polisi," tandasnya.
Sosok Irawati
Sebelumnya, Irawati (55) warga Puncak Sekuning, Kecamatan Ilir Barat 2 Kota Palembang duduk meringkuk di sudut ruangan Mapolsek Tanjungkarang Timur.
Ia baru saja selesai menjalani pemeriksaan oleh aparat kepolisian setempat, Kamis (13/2/2020).
Ia terpaksa diamankan lantaran video yang menyebar melalui WhatsApp, Rabu (12/2/2020) lalu itu viral.
Di video yang tersebar itu, Irawati dituduh melakukan penculikan terhadap anak di kecil di Kampung Sawah Brebes, Tanjungkarang Timur, Bandar Lampung.
Merujuk tayangan video, di tengah kerumunan warga, Irawati sempat mendapat intimidasi dari salah satu warga karena membantah semua tuduhan tersebut.
Irawati menuturkan, karung yang ia bawa lantaran kesehariannya sebagai pemulung.
Dalam karung itu, ada pakaian, alat masak, dan barang rongsokan yang ia kumpulkan dari memungut sampah.
Warga menuduh di dalam karung itu ada anak kecil yang ia culik.
Sementara pisau yang ditemukan saat warga berhasil membongkar karung, diakuinya untuk memotong sayuran.
"Bukan senjata untuk mengancam orang," jelasnya.
Irawati menjelaskan, kejadian yang membuatnya viral berawal saat sedang duduk di got depan bedengan di Jalan Disibuki Gang iklas, Kelurahan Sawah Brebes, Kecamatan Tanjungkarang Timur, sekitar pukul 15.30 WIB.
Ada warga curiga karung dibawa Irawati berisi barang curian.
Irawati pun menjelaskan bahwa ia tidak mencuri, hanya memungut barang bekas.
"Setelah saya jelaskan ke orang itu lalu saya pergi," terangnya.
Ternyata warga yang menuduh itu kembali mencari keberadaan Irawati.
Saat sedang duduk di depan toko Mega Warna di Jalan Pangeran Antasari, warga yang tak puas dengan jawaban Irawati memaksa untuk membuka karungnya.
Irawati meyakini dirinya tak bersalah menolak untuk membuka karung sehingga terjadi cekcok mulut.
Keributan keduanya pun mengundang perhatian warga sekitar.
Tuduhan warga semakin menjadi saat ditemukan pisau dari dalam karung tersebut.
Untuk menghindari aksi main hakim sendiri, wanita paruh baya ini diamankan ke Mapolsek Tanjungkarang Timur.
Atas kejadian itu, Irawati berencana untuk pulang kembali ke Palembang.
Namun karena tak punya kontak keluarga di Palembang, untuk sementara ia diamankan di Mapolsek TKT sampai ada keluarga yang datang menjemputnya.
"Kepada seluruh warga dan pemilik toko (tempat ia duduk) saya mohon maaf. Saya tidak mencuri, cuma cari rongsokan buat makan," ucapnya.
Irawati mengaku sebagai orang datangan dari kota Palembang.
Ia baru enam bulan berada di kota Bandar Lampung.
Alasannya ke Kota Tapis Berseri untuk mencari kehidupan yang lebih layak.
Pasalnya, sejak ditinggal suami pada tahun 1986 ia hidup seorang diri.
Irawati tak punya sanak sodara di Bandar Lampung.
Ia terpaksa hidup luntang lantung menjadi pemulung untuk bertahan hidup.
"Saya gak punya tempat tinggal, jadi tempatnya pindah pindah," katanya.
Kapolsek TKT Kompol Irianto mengatakan, informasi yang diterima masyarakat yang menyatakan pemulung tersebut pelaku penculikan adalah keliru.
Menurutnya, terjadi kesalahpahaman antara Irawati dan salah satu warga yang kini dijadikan saksi atas nama Gita Mandasari.
Dari hasil pemeriksaan, lanjut Irianto, tuduhan yang ditujukan kepada Irawati tidak terbukti.
"Kami tidak menemukan barang bukti yang mengarah ke tuduhan itu, dia (Irawati) adalah seorang pemulung barang bekas," jelasnya.
Kapolresta Bandar Lampung Kombes Pol Yan Budi Jaya mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mudah mempercayai isu mengenai penculikan anak.
Apabila warga menemukan adanya informasi mengenai penculikan segera lapor ke pihak kepolisian.
"Segera lapor, nanti kami akan menurunkan personel untuk memastikan informasi tersebut," tegasnya. (Tribunlampung.co.id/Joviter Muhammad)
Artikel ini telah tayang di tribunlampung.co.id