Warga Sumsel di China Pulang
Lion Air JT 0346 Sempat Delay di Bandara Soekarno Hatta, 7 Warga Sumsel Kini Mengudara ke Palembang
Meski sempat mengalami delay, pesat Lion Air yang ditumpangi Adam dan keenam rekannya akhirnya berangkat sekitar pukul 15.00 dari Jakarta.
Penulis: maya citra rosa | Editor: Refly Permana
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Tujuh warga Sumsel yang berada di China hari ini rencananya tiba di bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang.
Mereka memaksa pulang lantaran di negara tersebut sedang ramai Virus Corona.
Hal tersebut diungkapkan oleh Adam Amrismafasyah, mahasiswa Jiansu Normal University China asal Muaraenim, Sumsel.
Dikatakannya, ia berangkat bersama bersama tujuh orang temannya yang juga mahasiswa di China.
Mereka akan berangkat dari Jakarta ke Palembang pada pukul 14.40 dengan maskapai pesawat Lion Air.
"Kami tujuh orang akan sampai ke Palembang sore nanti," ujarnya melalui pesan Whatsapp Sabtu (1/2/2020).
• Virus Corona Darurat Global, WHO Khawatir Menyebar ke Negara dengan Sistem Kesehatan Lebih Lemah
Meski sempat mengalami delay, pesat Lion Air yang ditumpangi Adam dan keenam rekannya akhirnya berangkat sekitar pukul 15.00 dari Bandara Soekarno Hatta.
Delay sendiri cukup lama, yakni sekitar 60 menit.
Adam dan keenam rekannya naik Lion Air dengan nomor lambung JT 0346.
"Kita tidak tahu apa yang membuat penerbangan ini delay," kata Adam.
Sampai di Palembang, Adam mengatakan, dirinya akan dijemput oleh sang ayah dan langsung pulang ke kampung halamannya.
"Ayah yang jemput nanti, semoga saya dan teman-teman selamat sampai tujuan," ujarnya.
Adam sebelumnya melalui perjalanan panjang dari China ke Indonesia tiba di Jakarta Pukul 15.30, Jumat (31/01/2020).
Adam ini dianjurkan pulang ke Indonesia terkait maraknya wabah Virus Corona yang saat ini tengah melanda Wuhan, China.
Adam bercerita, selama perjalanan menuju ke Indonesia, dia dan 14 orang rombongan mahasiswa Indonesia lainnya melewati pemeriksaan yang ketat di Bandara Lukou, Kota Nanjing.
“Selama di China pemeriksaannya ketat, diperiksa dimana-mana, pemeriksaan yang dilakukan berupa mengukur suhu panas tubuh, namun banyak sekali, hampir setiap gate ada pemeriksaan,” ujarnya ketika dihubungi melalui pesan Whatsapp.
Sebelum sampai di Jakarta, Adam dan rombongan transit di Thailand.
Namun tidak seperti di China, Adam hanya diminta untuk mengisi formulir kesehatan saja.
Pengalaman yang tidak terlupakan baginya, ketika merasakan hampir semua kota menjadi sepi karena imbauan dari pemerintah untuk tidak melakukan aktivitas di luar rumah jika tidak dalam kondisi terdesak.
“Meskipun jarak kota Jiansu ke Kota Wuhan seperti antara dari Palembang ke Yogyakarta, namun inisiatif untuk pulang ke Indonesia semakin kuat karena saran dari pemerintah dan keluarga,” kata Adam.
• Kapolres OKU AKBP Tito Hutauruk SIK Bantu Biaya Operasi Katarak untuk Rebo
• DLH Lubuklinggau Kewalahan Atasi Sampah Berserakan di Sepanjang Jalan, Ini Penyebab dan Solusinya
• Tim Gabungan Pemkab PALI Tinjau Lokasi Banjir di Dua Desa, Serahkan Bantuan Sembako kepada 824 KK
Dia menambahkan, tidak ada data valid berapa jumlah mahasiswa Sumsel yang ada di China, namun ada tiga orang temannya yang bertahan di China, dan satu diantaranya orang Palembang.
“Saya tidak tau alasan mereka tidak pulang, mungkin terkendala biaya,” ujar alumni SMAN 2 Prabumulih ini.
Mahasiswa kelahiran Maret 2000 ini, mendapatkan beasiswa partial di China, masuk jurusan International Economic and Trade, masuk pada semester empat, Adam masih harus menyelesaikan kuliah sekitar dua setengah tahun lagi.
Dia menghimbau kepada masyarakat untuk menjaga kesehatan, jika hendak berpergian ke luar negeri harap menggunakan masker dan rutin mencuci tangan.
“Selain itu, jangan sembarangan body contact dengan orang lain ketika di luar negeri,” ujarnya.