Harimau Ditangkap di Muaraenim, Kondisinya Kritis & tak Mau Makan, tapi Lihat Manusia Mengaum
Sepanjang hari, hewan tersebut tidak makan dan tidak memangsa hewan umpan yang diberikan tim teknis.
Harimau Ditangkap di Muaraenim, Kondisinya Kritis & tak Mau Makan, Tapi Lihat Manusia Mengaum
SRIPOKU.COM -- Kondisi harimau yang ditangap di di Desa Pelakat, Kecamatan Semendo Darat Ulu, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, masih mengalami stres, dan tidak mau makan.
Saat ini harimau, masih menjalani proses observasi di Kawasan Konservasi Tambling, Lampung, Kamis (23/1/2020).
Tahapan tersebut diperlukan untuk menganalisis pola perilaku, karakter fisik, serta kondisi kesehatan sebelum harimau menjalani rehabilitasi.
Dikutip dari Kompas.com, Dokter hewan Tambling Wildlife Nature Conservation (TNWC), Sadmoko Kusumo Priyanto, mengatakan, harimau masih dalam kondisi stres sejak sampai di kawasan konservasi, Rabu (22/1/2020).
Sepanjang hari, hewan tersebut tidak makan dan tidak memangsa hewan umpan yang diberikan tim teknis.
Harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) ini juga bersikap agresif dan mengaum saat melihat manusia.
Sadmoko menyampaikan, kondisi ini terbilang kritis sehingga harus segera ada upaya pemulihan.
”Keagresifan sikap serta keengganan harimau untuk makan dapat membahayakan. Dugaan kami, harimau dalam kondisi stres berat selama perjalanan evakuasi dari Muara Enim ke Tambling. Selain itu, stres mungkin juga dipicu dari kondisi habitat yang sebelumnya terganggu,” kata Sadmoko yang juga Koordinator Proses Translokasi Harimau TWNC.

Sebelumnya diberitakan, Komandan Regu Pos 1 Satgas Penanggulangan Konflik Manusia dan Hewan Liar, Muaraenim, Kapten Inf Afrizal, menceritakan detik detik, penangkapan harimau di Muaraenim, Selasa (21/1/2020).
Menurut dia, penangkapan harimau tersebut berawal, pihaknya memindahkan box trap (perangkap), yang berjumlah dua buah di Desa Tanjung Agung, Kecamatan SDU, Kabupaten Muaraenim.
Karena ada informasi dari masyarakat di Desa Padang Pindu dan Desa Plakat terlihat Harimau.
Sehingga dirinya, berinisiatif memindahkan satu perangkap ke desa Plakat di kebun kopi milik Pikri.
"Untuk menangkap harimau, kami kasih umpan satu ekor kambing betina," kata dia Afrizal.
Namun sekira pukul 10.00 WIB, Afrizal ingin mengasih makan kambing, namun ia justru melihat harimau ukuran lebih kurang 2,5 meter, tinggi satu meter dan berat diperkirakan mencapai 250 kilogram.
Setelah diperhatikan, harimau tersebut mengincar kambing dan berhasil masuk ke dalam boks trap yang telah dipasang.
Begitu memastikan, harimau masuk perangkap, kerangkeng ditutup dengan terpal untuk menghindari harimau stres.
lalu box diikat dengan bambu dibawa ke mobil.
"Kami bawa ke mobil diangkat 24 orang," kata dia.
Namun persoalan tidak selesai sampai disitu saja, setelah harimau berhasil diamakan, banyak warga ingin menyaksikan hewas buas tersebut dari dekat.
Tapi kondisi harimau tidak dibius, sehingga menyebabkan pihaknya harus hati-hati.
"Kami terpaksa harus ekstra hati-hati selain tidak dibius juga banyak masyarakat yang ingin tahu dan ambil video dari dekat," ujar Danramil 404/06 Semendo di Koramil 404/06 Semendo.
Masih dikatakan Afrizal, pihaknya sangat menyanyangkan tidak diberikannya obat bius kepada harimau yang berhasil ditangkap.
Padahal kata dia, evakuasi harimau tersebut cukup berbahaya.
Sebab selain kunci kerangkeng yang tidak bisa diukur kekuatannya, juga banyak warga yang datang melihat, apalagi medannya berat sebab berbukit.
"Box trap beratnya hampir satu ton, kami harus melewati jalan berbukit," kata dia.
"Kalau dibius setidaknya mengevakuasinya lebih mudah dan hewan tersebut tidak stres," jelasnya.