SAH, Syekh Ali Jaber Resmi Jadi WNI, Imam Masjid Nabawi Ini Mohon Doa dan Bimbingan Untuk Hal Ini!
Sah Jadi WNI, Syekh Ali Jaber Ngaku Bangga, Imam Masjid Nabawi Mohon Doa dan Bimbingan Untuk Hal Ini
Penulis: Tria Agustina | Editor: Welly Hadinata
Sejak kecil Ali Jaber telah menekuni membaca Al-Qur’an.
Ayahandanyalah yang awalnya memotivasi Ali Jaber untuk belajar Al-Qur’an, karena dalam Al-Qur’an terdapat semua ilmu Allah SWT.
Dalam mendidik agama, khususnya Al-Qur’an dan shalat, ayahnya sangat keras, bahkan tidak segan-segan memukul bila Ali Jaber kecil tidak menjalankan shalat.
Ini implementasi dari hadis Nabi Muhammad SAW yang membolehkan memukul anak bila di usia tujuh tahun tidak melaksanakan shalat fardhu.
Keluarganya dikenal sebagai keluarga yang religius.
Syekh Ali Jaber memiliki masjid besar di Madinah yang digunakan untuk syiar Islam.
Sebagai anak pertama dari dua belas bersaudara, Ali Jaber dituntut untuk meneruskan perjuangan ayahnya dalam syiar Islam.
Meski pada awalnya apa yang ia jalani adalah keinginan sang ayah, lama-kelamaan ia menyadari itu sebagai kebutuhannya sendiri.
Tidak mengherankan, di usianya yang masih terbilang belia, sebelas tahun, ia telah hafal 30 juz Al-Qur’an.
Sejak itu pula Syaikh Ali memulai berdakwah mengajarkan ayat-ayat Allah SWT di masjid tersebut, kemudian belanjut ke masjid lainnya.
Selama di Madinah, ia juga aktif sebagai guru tahfizh Al-Qur’an di Masjid Nabawi dan menjadi imam shalat di salah satu masjid kota Madinah.
Guru-guru Syekh Ali Saleh Muhammad Ali Jaber
Guru-guru yang pernah mengajar Syekh Ali Saleh Muhammad Ali jaber adalah :
Syeikh Abdul Bari’as Subaity (Imam Masjid Nabawi, sebelumnya Imam Masjidil Haram)
Syeikh Khalilul Rahman (Ulama Al Qur’an di Madinah dan Ahli Qiraat)